Oleh: Ismail Darimi SPdI MAg

lamurionline.com -- Dalam sebuah organisasi, pimpinan memegang peran yang sangat penting sebagai branding image, yang mencerminkan identitas, nilai, dan karakter institusi. 

Pimpinan tidak hanya berfungsi sebagai simbol dari visi dan misi lembaga, tetapi juga sebagai agen yang memperkuat kepercayaan publik melalui tindakan, keputusan, dan interaksi yang dilakukannya.

Sebagai wajah utama institusi, pimpinan memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan kesan positif dan berkelanjutan di mata masyarakat. 

Semua aktivitas, komunikasi, dan kehadiran pimpinan harus dikelola dengan cermat untuk mendukung citra lembaga secara keseluruhan.

Citra pimpinan tidak hanya mempengaruhi persepsi eksternal, tetapi juga memperkuat hubungan internal, yang berdampak pada kinerja organisasi. 

Kepemimpinan yang responsif dan komunikatif dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif, di mana seluruh elemen organisasi merasa terhubung dengan visi bersama. 

Penting bagi pimpinan untuk menjaga komunikasi yang terbuka dan responsif terhadap seluruh stakeholder.

Sinergi antara Pimpinan dan Tim Kehumasan
Sinergi antara pimpinan dan tim kehumasan sangat krusial dalam membangun citra organisasi.

Pimpinan dan tim humas harus merancang strategi komunikasi yang jelas dan terarah. 

Salah satu prinsip yang efektif dalam membangun citra pimpinan adalah prinsip take and gift. 

Prinsip ini menekankan pada pentingnya pimpinan untuk mendengarkan masukan dari berbagai pihak, baik internal (pegawai) maupun eksternal (masyarakat dan stakeholder), dan mengolahnya menjadi kebijakan yang bermanfaat.

Setelah mengambil informasi yang relevan, pimpinan harus mampu memberikan gift atau kontribusi kembali kepada publik. 

Kontribusi ini bisa berupa kebijakan atau program yang memberi manfaat nyata. 
Dalam konteks kehumasan, ini berarti merumuskan narasi yang positif dan menggugah, yang menampilkan langkah-langkah inovatif pimpinan dalam memajukan institusi. 

Melalui komunikasi yang jujur, transparan, dan inspiratif, pimpinan dapat menunjukkan bahwa mereka bertindak demi kepentingan bersama, yang pada gilirannya membangun citra positif di mata masyarakat.

Pengelolaan Branding Image dengan Prinsip Take and Gift
Prinsip take and gift bukan hanya tentang mendengarkan, tetapi juga tentang responsif terhadap masukan yang diterima. 

Misalnya, jika pimpinan menerima masukan mengenai kebijakan yang kurang efektif, pemimpin harus mampu merespons dengan kebijakan yang lebih baik dan lebih tepat sasaran.

Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas keputusan, tetapi juga memperkuat citra pimpinan sebagai pemimpin yang peduli dan terbuka terhadap kritik.

Dengan mengolah masukan tersebut menjadi kebijakan yang bermanfaat, pimpinan dapat menciptakan hubungan yang lebih erat dengan publik, membangun loyalitas, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga.

Fasilitas Humas: Pentingnya Dokumentasi Visual dalam Branding
Fasilitas kehumasan yang memadai menjadi elemen penting dalam memperkuat branding pimpinan. 

Dalam era digital saat ini, dokumentasi visual yang baik sangat diperlukan untuk menggambarkan citra lembaga secara dinamis. 

Penggunaan kamera berkualitas tinggi, perangkat editing, serta teknologi terkini harus menjadi prioritas untuk mendukung pekerjaan kehumasan.

Di samping fasilitas, keahlian dalam fotografi juga sangat penting. 

Pemilihan sudut pandang yang tepat (angle of photography) dapat berperan besar dalam menghasilkan gambar yang tidak hanya estetis tetapi juga penuh makna.

Penggunaan visual yang kuat dapat menyampaikan pesan dengan cara yang lebih mendalam dan membekas pada publik.

Pelatihan fotografi dan pemahaman storytelling visual sangat membantu tim kehumasan dalam mengabadikan momen penting yang mencerminkan kepemimpinan dan nilai-nilai institusi.

Dalam hal ini, penting bagi tim humas untuk memahami bahwa sebuah gambar atau video yang baik bisa lebih berbicara daripada serangkaian kata.

Hunting dan Human Interest: Menciptakan Narasi Inspiratif
Kepekaan terhadap momen-momen berharga sangat penting dalam proses hunting atau pencarian narasi yang inspiratif. 

Humas bersama pimpinan harus mampu menangkap aktivitas yang mencerminkan empati, kepemimpinan, dan inovasi.

Fokus pada human interest, seperti kisah-kisah pegawai berprestasi atau dampak kebijakan yang dirasakan langsung oleh masyarakat, dapat menjadi konten yang sangat menarik bagi publik.

Narasi berbasis human interest ini memiliki daya tarik emosional yang kuat dan dapat memperkuat hubungan antara institusi dan masyarakat. 

Cerita-cerita ini dapat menunjukkan tidak hanya kebijakan pimpinan, tetapi juga dampak nyata dari keputusan yang diambil. 

Hal ini akan membantu publik merasa lebih terhubung dengan lembaga, menciptakan ikatan emosional yang mendalam dan meningkatkan loyalitas.

Grafik Standar Manual dan Personal Branding
Penggunaan grafik standar manual dalam desain komunikasi visual memiliki peran penting dalam menjaga konsistensi citra lembaga.

Grafik standar ini mencakup pedoman penggunaan elemen visual, seperti warna, logo, dan tipografi, yang harus disusun dengan hati-hati agar mencerminkan nilai dan identitas lembaga.

Selain itu, personal branding pimpinan juga berperan besar dalam membentuk persepsi publik terhadap lembaga.

Gaya komunikasi pimpinan yang khas dan autentik akan memperkuat citra positif pimpinan di mata masyarakat. 

Pimpinan yang dapat menunjukkan kepribadian yang terbuka, percaya diri, dan empatik akan lebih mudah membangun hubungan dengan publik, yang pada gilirannya memperkuat citra lembaga.

Kesimpulan
Kolaborasi yang kuat antara pimpinan dan tim kehumasan sangat penting dalam membangun citra pimpinan yang efektif. 

Pimpinan tidak hanya bertindak sebagai simbol lembaga, tetapi juga sebagai individu yang mengelola citra melalui komunikasi yang transparan, responsif, dan inspiratif.

Prinsip take and gift, fasilitas kehumasan yang memadai, serta dokumentasi visual yang berkualitas merupakan elemen kunci dalam menciptakan branding image yang kuat. 

Dengan mengutamakan narasi human interest dan personal branding yang autentik, pimpinan dapat membangun hubungan emosional yang kokoh dengan publik, memperkuat reputasi lembaga, dan menciptakan loyalitas yang berkelanjutan.

Melalui komunikasi yang cermat dan terkelola dengan baik, pimpinan dapat menjadi simbol yang tidak hanya mewakili lembaga, tetapi juga menginspirasi masyarakat dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.[]

*)Penulis adalah Peserta Humas Kemenag Creator Camp, Tim Humas Kemanag Aceh Besar dan Wakil Kepala Bidang Humas pada MAN 4 Aceh Besar

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top