
Perasaan tersbut akan mendorong dan menstimulus semangat berbagi, karena saat lapar kita berharap ada sebagian dari manusia yang berbagi, dan saat kita dalam kesusahan akan terasa betapa besar dan indahnya sebuah pemberian dari orang lain. Bulan Ramadhan saat yang tepat untuk menyuburkan empati kemudian melahirkan semangat berbagi dan pastinya menciptakan keberkahan ekonomi.
Selaras dengan firman Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 7 "….agar kekayaan (sumbernya) tidak hanya tersirkulasi di kalangan orang kaya saja …".
2. Amanah dalam beramal dan beraktifitas
Ketika kita berpuasa maka kita dilatih untuk memiliki sikap amanah, ikhlas dan professional dalam menjalankan ibadah shaum. Perasaan senantiasa diawasi dan dikontrol Allah akan mencegah kita untuk melakukan kecurangan contohnya dengan makan dan minum secara diam diam. Ibadah puasa sungguh menjadi wasilah tertanamnya sifat amanah. Kita yakin bila sifat Amanah telah menjadi sebuah karakter pastinya segala bentuk penyimpangan, kecurangan, korupsi dan keburukan lain jauh dari umat Islam, karena mereka telah dilatih Allah SWT melalui ibdah shaum untuk senantiasa terjaga dan terkontrol oleh Rabbnya.
Dalam aktifitas produksi, distribusi dan kegiatan ekonomi lain, amanah dikenal dengan istilah integritas (kejujuran). Puasa melatih kita untuk jujur. Jujur terhadap Allah SWT, diri kita dan tentunya orang lain. Seorang karyawan yang jujur dan berintegritas pasti akan menjadi penggerak dan teladan yang baik. Marilah memantapkan dan mengokohkan potensi integritas dan amanah melalui ibadah puasa.
3.Bulan Ramadhan adalah bulan latihan dan training SDM
Kemajuan ekonomi adalah hasil dari kinerja SDM yang baik dan handal. Salah satu sarana yang Allah berikan untuk melatih dan mengembangkan potensi SDM adalah melalui bulan Ramadhan. Bagaimana tidak? karena bulan ini dingatkan setiap insan yang puasa untuk terhindar dari emosi dan ejek mengejek sesama. Dalam sebuah hadis dijelaskan:
"jika kamu dalam keadaan puasa kemudian dipancing untuk emosi dan menghina orang lain, maka hindarilah, katakan saya sedang berpuasa." (HR Bukhari).
Adakah kita dapatkan sarana training dalam menahan emosi yang lebih baik dari puasa? Islam menghendaki setiap hamba Allah menjadi orang yang selalu bertingkah laku dengan bijak dan penuh hikmah, tidak gampang terpancing emosi dan keadaan.
Wallahu a'lam bi shawab
Sumber : Abdul Mughni - detikRamadan