Ketika seseorang ingin memulai suatu bisnis atau sebuah usaha,
pastinya orang tersebut akan
membutuhkan modal untuk menunjang usaha
tersebut. berhasilnya usaha tergantung benar
tidaknya kita berusaha dan tergantung
bagaimana giat kita berusaha untuk meraih
kesuksesan. Begitu pula Allah menggariskan
dan mengumpamakan hidup kita, tanam
modal di dunia untuk meraih kesuksesan di
akhirat. Untuk membeli syurganya Allah
bukan dengan uang, emas, berlian, permata
ataupun harta yang berlimpah-limpah karena
semua kekayaan itu Allah SWT juga yang
anugerahkan kepada kita, jika Allah
berkehendak membinasakan harta kita maka
binasalah.
Hendaknya kita membeli syurga
dengan ridho Nya Allah, amalan kebaikan
kita, sedekah jariah kita serta iman kita. Jika
Allah sudah ridho kepada hamba Nya maka
apapun akan diberikan sebagaimana para
Nabi-nabi dan Rasul, Sahabat dan Sahabiah
yang telah mendapat ridho Nya Allah
“radhiallahu 'anhum” atau telah bergelar 'r.a'.
Sepertinya di zaman sekarang ini sangatsangat
sulit mendapatkan gelar itu, beda
dengan gelar-gelar di dunia yang bahkan bisa
dibeli. Oleh karena itu modal utama di dunia
ini untuk akherat adalah ketaqwaan, dengan
bertaqwa kita akan mampu mematuhi apa
yang disuruh Allah dan menjauhi segala
larangan Nya, mengikuti sunnah Rasulullah
SAW sehingga peringkat taqwa tertanam di
sanubari kita sebagain insan.
Selain itu masih banyak modal lainnya
untuk meraih akhirat, tidak cukup hanya
dengan beramal tapi harus disertai dengan
amal yang benar-benar amal, ikhlasunniyah
bukan untuk dipuji dan bukan untuk
mengharapkan sesuatu dari makhluk. Jika
kita beramal tapi masih ada harap kita kepada
makhluk dan imbalan maka amalan kita
belumlah disebut sempurna.
Kembali kepada niat kita syedara. Di
dunia ini adalah hal yang wajar bila dalam
suatu perniagaan ada yang beruntung dan ada
pula yang merugi. Namun keuntungan adalah
cita-cita setiap insan. Di sini ada beberapa
kiat-kiat meraih keuntungan, sukses di dunia
dengan untung segunung dan di akhirat
keuntungan Anda tiada berujung.
Nah tahukah syedara kiat apakah itu?
Ketahuilah, kiat itu adalah dengan menjaga
hati kita sehingga selalu tulus karena Allâh
atas apapun yang kita kerjakan, baik ibadah
ataupun amal kebiasaan kita. Dengan niat
yang baik, apalagi tulus karena Allâh, amal
kebiasaan kita bernilai ibadah, tanpa
mengurangi sedikitpun dari fungsi amal
kabiasaan kita. Demikianlah dahulu para
ulama' dan tabi' tabi'in menjalani kehidupan
mereka.
Selanjutnya, Allâh Azza wa Jalla telah
menggariskan bahwa kehidupan umat
manusia bukan hanya sekali, namun dua kali.
Kehidupan dunia yang fana sebagai awal dari
kehidupan dan akan dilanjutkan dengan
kehidupan akhirat yang kekal abadi. Sukses
kita di dunia belum tentu berkelanjutan
hingga di akhirat. Namun sebaliknya, sukses
di akhirat menjadikan kita lupa akan
k e g a g a l a n s e l a m a h i d u p d i d u n i a ,
bagaimanapun beratnya. Apalagi bila kita
ternyata hidup di dunia sukses dan akhirat
surga menjadi milik kita. Sebaiknya kita
memulai menanam modal kita di dunia untuk
akhirat kelak. Amin ya rabbal 'alamin.