Di awal tulisan ini saya mulai Ddengan satu firman Allah,
S W T d i d a l a m s u r a t
Fushshilat ayat 33 “Siapakah yang lebih
baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan
amal yang shalih dan berkata :
”Sesungguhnya aku termasuk orangorang
yang berserah diri.”
Sungguh mulia setiap hamba yang
menyerahkan dirinya hanya kepada
Allah, berbagai ujian dan kesempitan
hidup pun tidak berpengaruh bagi orang
yang berserah diri kepada Allah. Selalu
menyeru kepada Allah, mengerjakan
a m a l s h a l i h d a n s a n t u n d a l a m
perkataan walau dimana pun berada
dan kapanpun dia ada.
Mengenai berserah diri ini saya
teringat kepada seorang sahabiah
bernama Rabi'ah Al Adawiyah, sejak
kecil Rabi'ah ini sudah berjiwa halus,
memiliki keyakinan tinggi serta
keimanan yang mendalam hanya
kepada Allah SWT. Cinta dan kasihnya
juga hanya kepada Allah SWT.
Sebait syair yang sangat populer
seperti yang pernah dinyanyikan oleh
seorang Penyanyi Aceh Rafly juga
diambil dari bait-bait kata yang ucapkan
Rabi'ah Al Adawiyah kepada Sang
Maha Pencipta, “Bila sujudku pada Mu
karena takut neraka maka bakar aku
dengan apinya, bila sujudku pada Mu
karena damba syurga tutup
untuk ku syurga itu, namun
b i l a s u j u d k u d e m i K a u
semata jangan
palingkan wajah
Mu aku rindu
m e n a t a p
keindahan Mu” begitulah penyerahan
diri Rabi'ah Al Adawiyah kepada Allah
SWT, Kecintaan Rabi'ah kepada Allah
bukan karena pengharapan untuk
beroleh syurga Allah semata-mata,tapi
sudah menjadi kewajiban baginya.
Lalu, ketika beranjak dewasa pun,
kehidupan Rabi'ah pun menjadi
semakin serba sempit, ayahanda dan
ibundanya dipanggil Allah SWT dan
u j i a n - u j i a n i t u l a h y a n g m e n g u j i
keteguhan imannya.
Dalam keadaan
hidup yang keras dan serba terkekang
yang juga sebagai hamba sahaya dari
seorang yang kaya raya, membuat
Rabiah mendekatkan diri kepada Allah,
dan selalu menyempatkan waktunya
yang luang untuk terus bermohon
kepada Allah, baik pagi maupun
petang,malam dan siang.
Amalannya tidak hanya sebatas
berdoa saja tapi sepanjang hari dan
sepanjang ada waktu dia senantiasa
selalu berzikir dan berdoa, dan selalu
melaksanakan amalan-amalan sunat
lainnya dan saat melakukan sholat
sepanjang sholat airmatanya selalu
membasahi sajadahnya, air mata
kerinduan kepada Allah sang Khaliq
yang di rinduinya.
Untuk itu mari kita kembali
berserah diri hanya kepada Allah,
walaupun tidak bisa seperti Rabi'ah Al
Adawiyah pantaslah sebatas kita
mampu karena kita memang hamba
Nya dan mari kita merenung adakah kita
sadar akan sebuah hakikat yang ada di
sebut dalam surat Ali Imran ayat 142,
”Apakah kamu mengira bahawa kamu
akan masuk syurga padahal belum
nyata bagi Allah orang yang berjihad di
antaramu dan belum nyata orang yang
sabar.”
S e s u n g g u h n y a h e n d a k l a h
kecintaan kepada Allah benar-benar
dapat kita tanamkan kepada diri kita
bukan hanya sekedar sholat dan puasa
atau ibadah ritual lainnya tapi yakin kan
diri semakin kita mengenal Allah
dengan dekat maka semakin ingin kita
bertemu dan akan ada kerinduan untuk
bertemu sang Khaliq.