Lamurionline.com--BANDA ACEH - Ribuan warga Aceh hari ini memadati kompleks makam tokoh dan sekaligus deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Tgk Muhammad Hasan Tiro.
Kehadiran ribuan warga di komplek makam yang terletak di Gampong Meureu, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, adalah untuk memperingati Milad, atau hari lahirnya GAM yang kerap diperingati setiap 4 Desember.
Dari catatan sejarah sendiri, GAM dideklarasikan oleh Hasan Tiro pada 4 Desember 1976, di kaki gunung Halimon, di pedalaman kabupaten Pidie, Aceh.
Tidak hanya warga saja yang hadir di kompleks makam, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Ketua DPR Aceh Hasbi Abdullah, Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah dan jajaran pemerintahan Aceh juga turut hadir.
Paduka yang mulia, Malik Mahmud yang juga merupakan tokoh sentral dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dahulunya juga turut hadir di acara tersebut.
Zaini Abdullah, yang juga merupkan tokoh sentral GAM, dan kini memuncaki orang nomor satu di Aceh, kepada ribuan warga yang hadir mengatakan bahwa, ziarah ke makam tokoh dan deklarator GAM Hasan Tiro yang dilangsungkan hari ini, adalah wujud kecintaan rakyat Aceh kepada beliau.
"Ini murni sebagai rasa cinta kita kepada almarhum Hasan Tiro, yang pernah berjuang untuk meraih keadilan bagi Aceh," kata gubernur.
Karenanya, sambung Gubernur, peringatan yang dilakukan di makam Hasan Tiro ini, bukan dimaksudkan untuk membangkitkan kembali sejarah perlawanan Aceh seperti dulu kala, namun ini adalah renungan dan refleksi tentang sejarah panjang Aceh.
"4 Desember itu wajib di kenang bagi seluruh rakyat, karena ini adalah bagian sejarah Aceh yang tidak dapat dipisahkan dari perdamaian yang telah di capai saat ini," tegas gubernur.
Gubernur menceritakan, perlawanan yang dilakukan oleh almarhum Hasan Tiro dulu, adalah sebagai bentuk ketidakadilan, dan sikap sewenang wenang pusat terhadap Aceh.
"Dulu pusat hanya mengeksploitasi kekayaan alam Aceh, dan tidak sama sekali memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Sikap atas ketidakadilan inilah yang kita lawan," tukas gubernur.
Jadi, tandas Gubernur, pemberontakan yang di komandani Hasan Tiro dulunya, adalah untuk menuntut keadilan atas Aceh, dan bukan sebagai hasrat untuk memisahkan diri. "Saat ini perdamaian sudah kita raih, dan keadilan sudah kita dapat. Sehingga sudah saatnya bagi kita untuk terus bekerja guna memberikan kesejahteraan bagi rakyat sebagaimana cita-cita almarhum," sebut gubernur.
Saya yakin, sambung Gubernur, perdamaian yang sudah terwujud hari ini, dan dibawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, semua keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan dapat diwujudkan, yakni melalui UU Pemerintahan Aceh yang sesuai dengan hasil MoU Helsinky.
"Saat ini, kemajuan pembahasan kewenangan yang dimiliki Aceh akan segera tuntas. Dan Presiden SBY sendiri berjanji akan menyelesaikan hal tersebut sebelum masa akhir jabatan beliau," tandas gubernur. http://www.waspada.co.id
Editor: AGUS UTAMA