Oleh : Sayed Muhammad Husen
Walaupun Abu Muhammad tak pernah peduli dengan
awal tahun miladiah, namun
a k i b a t h e g e m o n i m e d i a y a n g
mempengaruhinya dia tetap saja merespon
pertanyaan saya: “Apa yang semestinya
menjadi perhatian utama kita awal tahun ini,
Abu?” Dia tak menanyakan lebih lanjut awal
tahun yang mana, sebab dia yakin yang
dimaksud adalah awal tahun 2014
miladiah.
“Setiap muslim harus mencapai laba
yang lebih besar,” jawannya. “Laba besar
yang saya maksudkan bukan hanya dalam
aspek finansial, laba besar juga harus
diperoleh dalam bidang spritualitas. Bagi
seorang pelajar dan mahasiswa, tentu, laba
besar adalah prestasi yang lebih baik.”
Kali ini tampaknya Abu Muhammad
lebih berpikir positif dan mendorong
kebaikan dapat berkembang subur setiap
waktu, tak kecuali dalam mengisi awal
tahun baru. Tapi pandangannya tak pernah
berubah. Dia pernah sepakat mengelu-eluhan
wala tahun miladiah. Sudahlah, semua telah
berlalu, bukankah waktu itu adalah milik Sang
Pengaturnya.
“Bagi seorang saudagar atau pelaku
usaha, seharusnya tahun ini akan lebih baik.
Laba bisa dicapai lebih banyak, dengan cara
mengantisipasi berbagai kendala pasar yang
mungkin timbul, menjaga relasi yang telah
terjalin selama ini dan memanfaatkan peluang
yang ada sekecil apapun,” nasihatnya.
Abu Muhammad menambahkan:
langkah berikutnya, menjaga spritualitas agar
ketaqwaan tetap terjaga dan kualitasnya pun
tak menurun. Taqwa pun harus meningkat
seiiring meningkatnya laba usaha. Dengan
begitu, seseorang tak akan menjadi pribadi
yang merugi, yang begitu gampangnya digilas
oleh waktu.
Ia mengingtatkan: seorang pribadi taqwa
akan memperlihatkan prilakunya yang
seimbang antara hubunganya dengan
tuhannya, kesuksesan pribadi dan relasi
sosial yang baik. Boleh saja mengharap laba
besar tahun ini, tapi ibadah tak menurun
dan kepedulian sosial meningkatkan pula.
“Sedekahnya lebih besar juga,” katanya.
Bakda Ashar itu, Abu Muhammad
memang lebih banyak bicara. Mungkin
tersugesti juga oleh harapan baru di tahun
baru. Tak biasanya ia agak skeptis terhadap
peristiwa disekelilngnya.
“Terkahir, saya
ingatkan kaum muda supaya prestasi tahun
ini direncanakan meningkat. Belajar yang
cukup dan tak membuang-buang waktu
dengan hal-hal mubazir,” harap pimpinan
dayah sunnah ini.
Dialog di serambi masjid sore itu kami
lanjutkan ke warkop, sekitar 500 meter dari
masjid. Disana telah bergabung jamaah
tetap warkop, mantan kombatan dan
beberapa relasi bupati. Kami tak peduli
dengan tema yang mereka bicarakan, kami
menggunakan waktu untuk membicarakan
agenda dakwah 2014 dengan strategimemperbanyak
jumlah pengajian
pendukung sunnah. Insya Allah, dialog itu
akan kami tulis pada kesempatan lain