Pernah Aktif di Berbagai Organisasi dan Pandai Menulis Ca'e
Minggu malam, 11 Mei
2014 Redaksi Lamuri
m e n y e m p a t k a n
bertamu ke rumah bapak Zulkifli
Usman. Beliau tinggal di rumah
sederhana bersama anak dan
k e l u a r g a n y a , t e p a t n y a d i
Gampong Krueng Lamkareung
Kecamatan Indrapuri Kabupaten
Aceh Besar. Tidak jauh dari
Pesantren Terpadu Tgk Chiek
Oemar Diyan. Hari-harinya beliau
habiskan bersama keluarga dan
berkebun. Tepat jam 21.15 malam Redaksi
tiba dan bersilaturrahmi dengan beliau.
Tidak menunggu lama, Cut Ngoh “begitu
beliau akrab disapa” menyambut redaksi
dengan ramah dan berbincang akrab.
Cut Ngoh Zulkifli selama ini dikenal
sebagai penulis syair (Ca'e) Aceh dan
sering mengirim karyanya kepada sebuah
stasiun televisi Swasta Aceh yang dipandu
Medya Hus. Syair-syair beliau tidak jauh
ceritanya dengan kehidupan sehari-hari.
Diantara syair-syair yang pernah beliau
tulis yaitu Saleum Meuturi , Sosialisasi
Pemilu (yang ditulis beliau tahun 2009 dan
saat itu beliau menjabat sebagai Ketua
KPPS Gampong), Janggot, Nasib
Perangkat Gampong, Aqidah, Saleum
Ukhuwwah, Salah Ek Moto (Syair ini juga
digemari oleh seorang Dosen dan
Budayawan Aceh T.A. Sakti), Tragedi
Bom, Haji Mabrur, dan banyak syair
lainnya yang menurut beliau mencapai 60
tulisan.
Di sekolah Beliau dulunya
menyukai pelajaran Sejarah, dari hal inilah
beliau suka membaca Hikayat Aceh
diantaranya Hikayat Indra Budiman, Syeh
Rieh dan Abdullah Arief dan hikayat
lainnya yang masih beliau ingat. Bahkan
saat masih di Madrasah Ibtidaiayah beliau
sudah suka membaca berbagai majalah
termasuk majalah politik pada masa itu.
Selain aktif menulis syair dan
membaca hikayat Aceh, ternyata di usia
muda beliau merupakan orang yang paling
aktif di berbagai organisasi, terutama di
tingkat kecamatan Indrapuri. Yang paling
banyak beliau jabat adalah posisi
sekretaris.
Diantaranya Sekretaris Umum PK
PII Indrapuri, Sekretaris Umum PSPI,
S e k r e t a r i s
Umum Pemuda
Pancasila dan
S e k r e t a r i s
Umum Remaja
Mesjid Lama
Indrapuri. Saat
menjabat Sekum
Remaja Mesjid
Lama Indrapuri
b e l i a u d a n
beberapa rekan
Remaja lainnya
pun pertama kali menjadi promotor
kegiatan Dakwah Keliling di setiap
gampong yang ada di Kecamatan Indrapuri
selama bulan Ramadhan berlangsung,
termasuk ke daerah pelosok bahkan sampai
ke Gampong Cucum yang berada di
kawasan pedalaman Jantho Aceh Besar,
walaupun Aceh saat itu di dera konflik
bersenjata. Kegiatan dakwah ini pun
berjalan sekitar 4 tahun lamanya.
Cut Ngoh Zulkifli juga pernah
menjabat sebagai Sekretaris MTQ
Kecamatan dan juga Kemukiman Reukih,
Sekretaris Umum Karang Taruna
Kecamatan Indrapuri dan sempat menjadi
Ketua Dewan Juri MTQ Tingkat
Kemukiman Reukih yang diadakan oleh
mahasiswa KKN di Gampong Sihom dan
Sekretaris Organisasi Muhammadiyah
Aceh Besar merangkap sekretaris
Muhammadiyah Indrapuri.
Walaupun pendidikan beliau hanya
sampai tingkat SLTA, namun wawasannya
sangat luas karena ditempa berbagai
pengalaman berorganisasi. Beliau mulai
bersekolah di MIN Indrapuri (sekitar tahun
1958), kemudian beliau lanjutkan ke
jenjang SMI dan SLTA. Mental dan
keberanian beliau muncul ketika mengikuti
training PII Tingkat Dasar di kecamatan
Indrapuri. “saat itu tutornya Prof. Dr. Hasbi
Amiruddin dan Zaini Zakaria'' kenangnya.
Berkat dari training tersebut tahun
selanjutnya beliau pun diangkat sebagai
Sekretaris LBT Training PII Indrapuri.
Sementara
Di tingkat Gampong beliau pernah
menjabat Sekretaris Gampong selama 21
tahun sejak tahun 1969 sampai 1989, selain
itu juga sebagai ketua Kelompok Tani
Gampong Kruenglamkareung. Saat
menjabat ketua Kelompok Tani beliau
mengikuti training Pelestarian KPSA di
Takengon, Langsa dan Banda Aceh,
pernah juga beliau sebagai Ketua Club
Bola Perkasi (Persatuan Sepakbola
Kruenglamkareung Sinyeu).
Berbagai
pelatihan lainnya juga beliau ikuti yang
dibuktikan dengan berbagai macam
sertifikat di rumahnya, bahkan
sebagiannya sudah hilang.
Cut Ngoh Zulkifli yang
beristrikan Darniah mempunyai
beberapa orang anak, dua
diantaranya saat ini sedang
menempuh pendidikan di luar
Aceh. Mardhatillah di LIPIA
Jakarta dan Subhan di Universitas
Walisongo Semarang, lainnya adalah
Fitria dan Dewi Afnita (Almh). Dalam
berorganisasi Cut Ngoh punya motto
tersendiri. Mottonya adalah “Menambah
Wawasan dan menghilangkan kejenuhan
dengan beroganisasi”. Terakhir beliau
juga berpesan bagi Generasi muda tentang
perlunya banyak belajar dan menambah
pengalaman agar kita bisa memahami
wawasan yang lebih luas.
Saat berpamitan tak lupa redaksi
Lamuri pun meminta beliau membawakan
beberapa bait syair Aceh sebagai oleh oleh,
berikut petikan syair beliau :
Keu Lamuri Bacut lon peusan
Keu rakan-rakan tuha ngon muda
Matee geutanyoe hana ta tujan
Keuhendak Tuhan nyawong geuhila
Nyang penteng tanyoe jinoe hai rakan
Iman lam badan wajeb ta jaga
Ta pubuet suroh peu jioh larang
Uroe ngen malam ibadah beuna
(Redaksi)