Lamurionline.com--Tank-tank Zionis juga
menyerang rumah sakit di Deir al-Balah hingga menewaskan empat orang, termasuk
dokter.
SI PEMBUNUH BAYI, demikian diteriakan parademonstran di depan Kedutaan Besar Israel di Berlin, Jerman. |
Jumlah
korban tewas di Gaza pada Senin (21/7/2014) meningkat menjadi 572 orang. Ini
merupakan gempuran paling berdarah yang dialami kantong Palestina sejak 2009
saat penjajah Israel melancarkan operasi militer. Demikian dilaporkan Arab News, Selasa
(22/7/2014) dan sumber lainnya.
Juru
bicara Dinas Penanganan Darurat Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan,
serangan-serangan udara serta tembakan-tembakan artileri telah menewaskan 41
orang di seluruh kantong Palestina pada Senin.
Korban
tewas terbaru tersebut termasuk enam orang yang terbunuh dalam dua serangan
artileri, tiga di antaranya kehilangan nyawa di kota selatan Rafah dan tiga
lainnya di Deir al-Balah di Gaza pusat.
Tujuh
bocah berada di antara sembilan orang yang tewas dalam serangan udara dini hari
terhadap satu rumah di Rafah, dan empat anak lainnya kehilangan nyawa dalam
serangan lainnya ke satu rumah di Kota Gaza yang menewaskan sembilan orang.
Tank-tank
Zionis juga menyerang rumah sakit di Deir al-Balah hingga menewaskan empat
orang, termasuk dokter, kata Qudra, yang mengisyaratkan bahwa setidaknya 70
orang mengalami luka-luka.
Sebanyak
30 orang lainnya tewas dalam rangkaian serangan udara dan serangan tank di
sepanjang Jalur Gaza.
Dari 68
jenazah yang ditemukan Senin, 13 di antaranya merupakan warga yang berasal dari
Asy-Syujaiyah sehingga meningkatkan jumlah korban tewas dalam serangan pada
Minggu menjadi 74 orang.
Qudra
mengatakan sebagian besar korban tewas adalah perempuan, anak-anak, dan orang
tua.
Dua
puluh tiga jenazah lainnya ditarik dari satu rumah berlantai tiga milik
keluarga Abu Jamaa di kota selatan Khan Yunis, yang terkena serangan pada Ahad
hingga meningkatkan jumlah korban tewas dalam satu serangan saja menjadi 28
orang, kata Qudra.
Sejauh
ini data dari pihak Palestina, selain korban jiwa, lebih dari 3.350 orang juga
mengalami luka-luka sejak Zionis Israel memulai operasi di Gaza pada 8 Juli.* Hidayatullah.com–