17 Agustus tahun 45 – Itulah hari
kemerdekaan kita Hari merdeka Nusa dan
Bangsa – Hari Lahirnya bangsa Indonesia.
Gaung 17-an telah menggema di seantero
tanah air, mulai dari pedalaman, pesisir,
pegunungan, hingga ke dusun-dusun yang
nyaris tak pernah tersentuh kemajuan. Semua
anak bangsa saling berlomba merayakannya,
mulai dari baca puisi, karnaval, hingga
upacara-upacara.
N a m u n , s e r i n g k a l i k i t a l u p a
menyentuh ruh dan maknanya. Perayaan 17-an
hanya sebatas dimaknai penciptaan suasana
ramai, meriah, dan gemebyar. Semangat juang
yang terkandung di dalamnya nyaris
terlupakan.
Sebenarnya apa makna kemerdekaan
itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
merdeka artinya bebas dari penghambaan,
penjajahan, dan lain-lain; berdiri sendiri; tidak
terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat,
tidak bergantung kepada orang atau pihak
tertentu; atau leluasa. Merdeka berarti bebas
dari penjajahan, bebas dari tahanan, bebas dari
kekuasaan, bebas intimidasi, bebas tekanan,
dari nilai dan budaya yang mengungkung diri
kita.
Setiap manusia yang lahir ke dunia
semuanya adalah mahluk merdeka, para bayi
yang terlahir hanya terikat oleh ikatan yang
Allah ridhoi (kondisi fitrah) dalam QS Al
A'raaf : 172, bahwa Allah sudah mengambil
perjanjian perikatan dengan manusia ketika
dalam sulbi ibunya bahwa manusia hanya mau
terikat dengan Allah,mengakui keberadaan
Allah dan siap melaksanakan semua perintah
dan larangan Allah tidak lainnya.
Dalam konteks ini semua manusia
dalam keadaan fitrah, suci, bersih dari
perikatan dan penajjahan apapun, namun
setelah dewasa ketika mulai baligh ada
manusia yang kembali fitrah dan ada juga
manusia yang tidak fitrah, ia mengambil
tandingan selain Allah. Ia mengikatkan diri
dengan segala sesuatu selain Allah. Sedangkan
manusia tidak merdeka adalah manusia yang
hidupnya dikendalikan oleh dhon, akalnya
sendiri, dogma, hawa nafsu, ilmu, harta dan
dien selain Islam. Karena Islam adalah dien
yang membebaskan manusia dari kungkungan
hawa nafsu, dan dhon dan lain-lain.
Jadi, kemerdekaan abadi adalah
manakala kita melepaskan semua ikatan dari
apapun kecuali hanya dengan Allah. Dalam
QS Al Balad ayat 10-13 disebutkan bahwa
Allah menunjukkan dua jalan ada benar dan
salah, jalan yg benar merupakan jalan yang
mendaki lg sukar, jalan yg mendaki lg sukar
salah satunya adalah memerdekakan budak
dari perbudakan.
Perbudakan dalam tafsir fizhilal quran,
adalah membebaskan budak dari belenggu,
ikatan selain Allah . Sehingga hidup kita hanya
m e n j a d i h a m b a , b u d a k A l l a h d a l a m
pengabdian berupa aktivitas, loyalitas
semuanya hanya untuk dan karena
Allah semata bukan menjadi budaknya
hawa nafsu, budak harta, dogma,
doktrin yang selain dari Allah. Karena
sesungguhnya jika seseorang sudah
mengikatkan diri dengan segala sesuatu
selain Allah maka ia tidak lagi memiliki
j i w a y a n g m e r d e k a , t a p i j i w a
terpenjara, hina tidak bebas, karena
telah menjadikan dirinya budaknya
syaitan laknatullah.
Kedatangan Islam ke
alam dunia ini membawa pesan
dan sifat kemerdekaan. Islam
menyeru manusia supaya
m e m b e b a s k a n d i r i d a n
pemikiran mereka daripada
b e l e n g g u j a h i l i a h d a n
kemusyrikan terhadap Allah
Ta'ala, membebaskan diri
daripada perhambaan dan
membebaskan negara daripada
cengkaman musuh. Islam
dalam arti kata kesejahteraan,
kedamaian dan keamanan
semuanya menjurus kepada hakikat
kemerdekaan.
Hakikat ini dapat kita lihat
semasa perkembangan awal Islam di
mana Rasulullah SAW telah membawa
kemakmuran kepada Madinah dan
memerdekakan Mekah dari cengkaman
k a f i r Q u r a i s y . B e g i t u j u g a
perkembangan di zaman Khulafa' ar-
Rasyidin yang banyak memerdekakan
negara dari cengkaman kekufuran.
Islam juga yang bersifat merdeka dalam
arti kata lain bermaksud bebas daripada
keruntuhan akhlak dan kemurkaan
Allah.
Lantaran itu, Islam telah berjaya
menyelamatkan manusia dari sistem
perhambaan terhadap manusia ataupun
hawa nafsu yang diselaputi oleh syirik,
k e k u f u r a n , k e m u n g k a r a n d a n
kemaksiatan.
Seorang penyair Arab
yang bernama Ahmad Syauqi berkata
dalam syairnya yang mempunyai
makna :”Kekalnya bangsa kerana
mulianya akhlak, runtuhnya bangsa
kerana runtuhnya akhlak”.
Oleh karena itulah hendaknya
umat Islam sentiasa berazam untuk
membebaskan diri daripada sifat-sifat
yang boleh meruntuhkan wibawa
kamanusiaan karena sifat-sifat
demikian itu amat dimurkai Allah dan
akan hanya menyebabkan manusia
terpenjara di bawah arahan nafsu dan
syaitan. Lebih jauh dari itu, kita
h e n d a k l a h s e n t i a s a m e m o h o n
keampunan Allah Ta'ala agar mendapat
keridhoan- Nya dan terlepas daripada
siksaan api neraka.