Pendidikan merupakan sebuah
proses perubahan sikap dan karakter yang
tidak mengenal batas. Inilah yang
menandakan sebuah bangsa yang besar
adalah bangsa yang seluruh masyarakatnya
berpendidikan dan Mengetahui makna dari
pendidikan yang sebenarnya. Dari itu
jenjang pendidikan memuat kesesuaian
materi materi yang patut dan yang semesti
diajarkan. Namun kini, penanaman nilai
budaya dan adat istiadat dalam pendidikan
terkesan kolot dan norak, padahal inilah
yang mampu membentuk jiwa nasionalis
dari generasi ke generasi.
Lain lubuk lain ikan, lain padang
lain belalang. Itu peribahasa yang cocok
untuk memahami perbedaan budaya dan
adat istiadat di nusantara. Hal ini patut
ditanamkan untuk mewariskan budaya
leluhur yang menjadikan suatu daerah
tersebut memiliki daya tarik tersendiri. Ini
perlu terus digalakkan mengingat derasnya
arus globalisasi dan demam budaya barat
bagi kaum remaja di negeri ini. Akan
tetapiArus globalisasi belum begitu
melekat pada masyarakat Mandar atau
suku besar di Sulawesi Barat, sehingga
kekentalan budaya masih sangat terasa
dalam kehidupan seharihari.
Disamping
dalam kehidupan non formal, menanamkan
nilai nilai budaya leluhur ditanah mandar
itu juga di dukung oleh pemerintah selaku
pemegang kendali dalam hal pendidikan
formal.
Seiring berakhirnya tahun ajaran,
masyarakat bersama pihak sekolah
merayakan kegiatan lulus sekolah itu
dengan mengadakan pramuka serta
kegiatan khatam quran. Dari seluruh siswa
yang lulus mulai dari TK, SD SMP dan
SMA itu di kumpul dalam satu iven
kecamatan yang di dalammnya berisi
kegiatankegiatan, mulai surat terima kasih
untuk guru, pidato perpisahan, malam
khatam quran, pengumuman nilai
kelulusan tertinggi tingkat kecamatan serta
pawai pesawwe'( menunggang kuda).
Kegiatan ini di adakan oleh UPTD
kecamatan bekerja sama dengan seluruh
sekolah dalam kecamatan seperti yang
diadakan UPTD kecamatan Malunda
kabupaten Majene. Kebersahajaan dan
kekompakan sangat tergambar dalam
kehidupan sosial masyarakat Mandar ini
serta wujud nyata perhatian pemerintah
yang baik terhadap penanaman nilai-nilai
budaya dalam pendidikan pada generasi
muda..
Salah satu kegiatannya adalah
P e s a w w e ” .
P e s a w w e i t u a d a l a h
menunggang kuda bagi siswa siswi yang
telah lulus SD dan dianggap telah khatam
qu'ran. Uniknya, Ceremoni ini
dilakukan dengan cara pawai
arak-arak kuda hias yang di
iringi oleh musik parawana
(rebana) serta berbalas pantun
yang dalam bahasa mandar
d i s e b u t m a k a l e n d a ' d a '
sehingga kuda pun menari
mengikuti alunan musik
tersebut. Setiap peserta
pesawwe ini didandan dengan
mengenakan pakaian adat
setempat atau pakaian yang
menyerupai orang orang di
tanah arab (sebagai rujukan
p a k a i a n u m a t
Islam),mengingat mayoritas
masyarakat suku mandar
beragama Islam. Antusias
masyarakat terhadap kegiatan
i n i s a n g a t b e s a r , b a g i
masyarakat mandar lazim nya
s e b u a h k e w a j i b a n .
Kegirangan ini tergambar
pada wajah dari seluruh
peserta pesawe” ini.
Inilah contoh-contoh
yang patut kita tularkan pada
daerah kita, yang memiliki budaya dan adat
istiadat yang begitu baik tatanannya.
Namun kita kini kian terkerus masa
mengingat kurangnya perhatian kita.
Menjadikan setiap tingkat pendidikan
saling keterkaitan guna mempermudah
menemukan solusi dalam setiap persoalan
pendidikan itu sendiri. Betapa ibanya
ketika budaya sendiri terinjak oleh orang
orang yang berpendidikan sehingga
tawuran dan perpecahan lahir di antara
generasi kita.