Menurut psikologi perkembangan, kebutuhan manusia
berubah-ubah seiring dengan perkembangan kepribadiannya. Kebutuhan manusia
bergerak dari tingkatan kebutuhan yang bersifat fisik-material kepada tingkatan
kebutuhan yang bersifat abstrak-spiritual. Pada masa kanak-kanak, kebutuhan
manusia lebih didominasi oleh hal-hal yang bersifat material. Kebutuhan ini
kemudian bergeser kepada hal-hal yang bersifat spiritual seiring dengan proses
pendewasaan. Kerja adalah aktivitas hidup manusia yang tidak semata-mata
menjadi sarana pemenuhan kebutuhan fisik, akan tetapi idealnya merupakan sarana
aktualisasi diri dan menjadi perwujudan kebutuhan spiritual manusia.
Namun
yang terjadi tidaklah demikian, tuntutan kehidupan modern justru memacu manusia
bekerja keras untuk memuaskan kebutuhanspiritual. Tidak mengherankan, realitas
masyarakat modern ditandai oleh berkembangnya gejala stress dalam pekerjaan
yang cukup tinggi, karena bekerja tidak dijadikan sarana untuk mewujudkan
kebutuhan spiritual, melainkan hanya sebagai sarana mewujudkan kebutuhan
material saja. Kehidupan modern menyebabkan proses perkembangan kepribadian
banyak orang terhambat pada tahapan anak-anak, yang cenderung lebih
mengutamakan pemuasan kebutuhan fisik-material dibandingkan sriritual.
Mereka
tenggelam dalam kesibukan kerja untuk memuaskan kesenangan sesaat dan melupakan
tugas kemanusiaan lain, yang harusnya menjadi tujuan pokok, misalnya: membangun
kehangatan di dalam keluarga, berinteraksi dengan lingkungan sosial dan
beribadah yang berkualitas. Allah berfirman dalam Al-Quran, Surat Az-Zariat: 56,
yang artinya: “dan Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” Bekerja adalah tugas
manusia yang tidak boleh keluar dari kerangka ibadah, dengan alasan pekerjaan
bukan berarti kita tidak melakukan hal-hal positif lainnya. Bekerja dengan niat
untuk mencapai Ridha Allah akan lebih berkah dibadingkan jika bekerja itu hanya
sebatas mencari nafkah saja.
Memang
benar, salah satu kelebihan manusia daripada hewan adalah kemampuannya dalam
bekerja. Manusia mengubah alam dan diberi suatu bentuk yang baru agar dapat
memenuhi kebutuhannya dan sekaligus mewujudkan eksistensi dirinya. Melalui
pekerjaan manusia menunjukkan kreativitasnya dan mengembangkan nilai-nilai
estetika. Bekerja juga menjadi sarana objektivaasi (menuangkan gagasan,
pikirandan emosi) manusia. Dan dengan bekerja manusia bisa memuaskan kebutuhan
oranglain juga tentunya memuaskan kebutuhan dirinya sendirinya.
Banyak orang yang menghalangi perempuan
bekerja dengan berbagai alasan yang kadang tidak masuk akal. Mereka yang
menganggap tidak perlu bekerja terima saja apa yang dibawa pulang oleh suami, ngurus
anak saja, jika masih kurang sabarlah, itu akan lebih baik. Itulah anggapan
mereka yang melarang sebagian perempuan yang sudah menikah untuk bekerja guna
menambahi kebutuahan rumah tangga yang sangat besar. Memang bekerja bagi
seorang perempuan yang sudah menikah bukanlah kewajiban, namun untuk melengkapi
kebutuhan dalam rumah tangganya, dengan tetap mempehatikan kondisi dalam
rumahnya, suami dan anak-anaknya.
Allah
membimbing manusia agar bekerja keras dan mengorientasikan pekerjaannya untuk
kebahagian masa depan. “wahai orang-orang
yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri kalian
masing-masing memperhatikan apayang telah dikerjakannya untuk hari esok
(akhirat). Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang telah kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa
kepada Allha, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.
Mereka itulah orang-orang fasik.” (QS. Al-Hasyr:18-19).
Ayat
diatas memberikan dorongan spirit kepada kita untuk bekerja dan bekerja. Tetapi,
tidak boleh kehilangan orientasi. Menata keseimbangan hidup dengan menempatkan
pekerjaan secara proporsional, agar dunia tergapai dan akhirat tercapai.
Bukankah kita selalu berdoa? Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebahagiaan di dunia
dan kebahagiaan di akhirat, serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka. Nah
apalagi yang dikhawatirkan bila sudah melibatkan Allah dalam segala urusan
kita, kita telah berusaha dan berdoa tinggal menunggu jawaban doa-doa kita dari
Allah. Wallahu`alam. Bersambung…
0 facebook:
Post a Comment