“Ingin
mewakafkan apa yang ada pada diri untuk Ummat”
Syedara Lamuri, ternyata tak semua para bapak dewan yang susah kita
temui di sela kesibukannya, buktinya bapak dewan yang satu ini ramah dan mudah
diajak bicara dan berdiskusi santai. Saat redaksi Lamuri menyambangi
kediamannya di kantor DPRK Aceh Besar tempatnya bertugas, redaksi diterima
dengan hangat untuk sekedar wawancara dan saling tukar pengalaman untuk profil
lamuri kali ini. Beliau adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK)
Aceh Besar Bapak Sulaiman, SE, Lahir pada 10 Agustus 1978 dan menghabiskan masa
kecil di Lam Ara Tunong, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar.
Mengenai riwayat pendidikannya, Bapak dua anak ini menempuh pendidikan
di SD Impress Lam Ara Tunong dan merupakan alumni pertama Sekolah Dasar
tersebut. Selama di sekolah beliau juga dikenal sebagai siswa berprestasi. Tahun
1993 masuk SMP Samahani, kemudian melanjutkan pendidikan di SMK Pariwisata
Lampineung pada tahun 1995 yang membawanya fasih berbahasa Inggris. Beliau
termasuk aktif di berbagai organisasi seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS) dan ekstrakurikuler lainnya. Menariknya, lulus SMK beliau tidak langsung
duduk dibangku kuliah. Sebagai pekerja keras dan berjiwa sosial beliau sempat
bekerja di bidang perhotelan di Banda Aceh. Baru tahun 1998 Masuk Kuliah dan
selesai tahun 2002 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lamlagang jurusan
Ekonomi. Selama di kampus beliau juga pernah jadi Asisten Dosen mata kuliah
Akuntasi.
Jiwa sosial masyarakat dan kerja keras serta keaktifannya kembali muncul
saat kuliah. Terbukti beliau aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat
STIE Lamlagang Banda Aceh dan sering ikut para aktivis kampus lainnya
berdemonstrasi. Di luar kampus beliau aktif di sebuah LSM Forum Komunikasi
Pemberdayaan Sosial Masyarakat (FKPSM) Dinas Sosial Provinsi dalam bidang
kemanusiaan. Selain itu beliau juga merupakan Ketua Pemuda Gampong dari tahun
1998 hingga 2000, sekaligus aktif di Karang Taruna Kecamatan dan pernah menjabat
KAUR Pemerintahan Gampong dan Sekretaris Gampong tahun 2005 – 2009 karena
kurangnya SDM di Gampong saat itu.
Selama menjadi sekretaris gampong ayah dari Muhammad Kheifan Imam Al
Faiza dan Arifa Astrid Meisya ini dipercaya sebagai Pendamping Desa Mandiri
Pangan Gampong Lam Ara Tunong yang saat itu gampong tersebut menjadi pilot project
di Aceh. Lam Ara Tunong terpilih menjadi sembilan desa terbaik se-Indonesia
tahun 2010 di Lombok yang penghargaannya diserahkan Presiden.
Setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) Perdamaian
Aceh di Helsinki, beliau pernah jadi
pemeran utama film documenter tentang Pemberdayaan Ekonomi Pasca Konflik yang
mengambil lokasi shooting di Air Terjun Kuta Malaka, BPP Samahani dan Luthu
Lamluwue bekerjasama dengan Metro TV. Hal ini tak lepas dari peran beliau
sebagai Ketua Kelompok Tani dan aktif di koperasi Tata Rimba.
Imbas bencana gempa dan tsunami tahun 2004 yang memakan korban jiwa,
beliau ambil bagian menjadi Koordinator Bencana Tsunami Satkorlak Provinsi
ditugaskan ke Aceh Utara dan Aceh Timur.
Nah, syedara, berangkat dari berbagai prestasi gemilang dan keaktifannya
di bidang sosial masyarakat itulah tahun 2009 beliau dilantik sebagai ketua
DPRK Aceh Besar. Awalnya pria yang punya hobi badminton ini hanya bercita-cita
menjadi Pegawai Negeri Sipil, tidak lebih dari itu.
Sebelum menjadi orang nomor satu di parlemen dewan Aceh Besar, suami
dari Mahdalena ini pernah menjadi honorer pada Dinas Pertanian dan BKKS sebagai
PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) yang ditugaskan di daerah Leupung,
Aceh Besar dan Dinas Pendidikan di PKBM sebagai Tenaga Lapangan Dikmas (TLD).
Kiprahnya di dewan Aceh Besar selaku Ketua DPRK juga tak lepas dari
aktifnya beliau di berbagai pelatihan dalam hal sosial masyarakat dan
pendidikan. Pria yang diusung dari partai lokal ini tidak merasa terbebani
dengan berbagai agenda dewan dan amanah
yang diembankan karena hal itu sudah merupakan tanggungjawabnya kepada
masyarakat Aceh Besar. Beliau ingin mewakafkan apa yang ada pada diri untuk
kemaslahatan ummat sesuai dengan motto hidup beliau dimana jika Ingin senang,
senangkan dulu orang lain, Ingin bahagia, bahagiakan dulu orang lain. Beliau
tidak beranggapan politik itu kejam sebagaimana asumsi kebanyakan orang.
Menurutnya politik itu cara kita memanage dalam memberdayakan masyarakat dan juga
ada politik santun dengan melakukan pendekatan, menyatukan perbedaan pendapat
dan yang sangat penting menghargai orang lain. Hal itu telah beliau rasakan
selama menjabat sebagai ketua DPRK.
0 facebook:
Post a Comment