Masa muda adalah usia yang penuh gairah dan cinta, dan pernikahan
merupakan jalan terbaik untuk saling mencintai dengan sesungguhnya. Menikah di
usia muda insyaAllah lebih menentramkan, menenangkan, dan tentu saja
menyenangkan.
Sementara menikmati masa muda sambil menjerumuskan diri ke dalam
pergaulan bebas, biarpun terlihat asyik namun akan menuai banyak masalah
dikemudian harinya. Sebab, pergaulan bebas sering berimbas kepada "bebas
menggauli" dan "bebas digauli". Jika sudah begini, maka
perempuanlah yang akan sangat merugi, dimana mahkotanya telah diberi namun sang
lelaki malah mengingkari janji.
Sudah menjadi fitrah manusia mendambakan pasangan dalam hidupnya, gejolak
untuk memiliki pasangan tersebut akan semakin memuncak disaat usia semakin dewasa.
Karenanya agama mensyariatkan pernikahan sebagai sebuah wadah untuk menjalin
hubungan secara antara lelaki dan perempuan, sehingga akan beralihlah kerisauan
menjadi ketentraman sebagaimana yang disebutkan dalam surat ar-Rum ayat 21.
Quran mengistilahkan ketentraman dengan kata-kata sakinah yang secara bahasa
bermakna diam atau tenangnya sesuatu setelah sebelumnya bergejolak.
Menikah di usia muda, dapat menikmati petualangan hidup dan bebas
"berpacaran" bersama pasangan. Memang usia muda masih jauh dari kematangan
jiwa dan pengalaman, namun, sungguh indah rasanya ketika bisa
"matang" bersama seiring jalannya waktu. Disini saling belajar untuk
berkompromi ketika menghadapi masalah yang membutuhkan keputusan sangat besar.
Jangan takut miskin karena menikah, bukankah Allah Ta'ala telah menjamin
rezki hamba Nya? Dengan berusaha, yakin berdoa serta niat yang tulus insyaAllah
akan mendapatkan kemudahan.
Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan
Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Qs. An-Nur: 32)
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. (Qs. Al-Imran: 159)