
Pendiri
Sekolah Hamzah Fansuri, Thayeb Loh Angen kepada Serambi Minggu (21/2)
mengatakan, Kemah Sastra merupakan agenda tahunan sekolah sastra tersebut, yang
pertama kali dilaksanakan pada pertengahan 2015.
“Dalam
kegiatan itu selain reuni sesama alumni,juga akan dimanfaatkan untuk berdiskusi
mengenai perkembangan sastra dan seni di Aceh maupun dunia, agar para alumni
terus mampu berkarya menghidupkan sastra,” ujar Thayeb kemarin.
Ketua
Panitia, Syukri Isa Bluka Teubai mengatakan, tahun ini mereka sengaja memilih
Pulo Aceh sebagai lokasi perkemahan. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan dan
mempromosikan keindahan alam Pulo Aceh yang selama ini masih banyak masyarakat
yang tau. Dengan harapan akan membawa kemajuan bagi Pulo Aceh yang selama ini
dianggap masih tertinggal.
Dalam
kegiatan itu, selain mengunjungi Mercusuar Willems Toren, sebagai landmark Pulo
Aceh, mereka juga menjajaki sejumlah pantai dan pelabuhan perikanan di pulau
tersebut. Rencananya tahun depan Kemah Sastra itu akan melibatkan sejumlah
sastrawan di luar Sekolah Hamzah Fansuri, sebagai upaya membumikan sastra di
Aceh.(mun) SI