"Subhanallah.. betapa besar rahmat Allah kepada mahluknya", desah
seorang ibu yang baru saja keluar dari ruang bersalin dengan cucuran air mata
dan peluh keringat didahinya. Empat puluh minggu sudah ia mengandung si buah
hati yang telah dinanti-nantikannya. Pada akhirnya sang buah hati hadir ke
dunia dengan seijinNya. Dan tidak terasa, air mata pun menetes ketika pertama
kali menyusui sang buah hati di dalam dekapannya. Terbayang dalam ingatannya,
betapa besar pengorbanan ibu dan ayahnya yang telah membesarkannya. Rasanya,
barulah ia sadar, apa sajakah yang telah ia berikan untuk kedua orang tuanya
selama ini dan apa sajakah yang telah ia perbuat terhadap kedua orang
tuanya?...
Mungkin begitulah perasaan setiap anak yang baru saja
merasakan peran barunya sebagai orang tua. Islam sebagai Dien yang sempurna
mengatur hubungan orang tua-anak ini. Dengan berpedoman kepada Al Qur'an dan As
Sunnah, akan disebutkan bagaimana Islam mengatur hubungan ini.
Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya
1. Berusaha menjaga anak dari gangguan syaitan
sebelum dilahirkan
2. Mempunyai perhatian terhadap anak
ketika masih dalam rahim ibunya
3. Menampakkan kegembiraan ketika anak
dilahirkan
4. Adzan ditelinga anak yang dilahirkan
5. Menyuapi anak yang dilahirkan dengan
kurma yang dimamah
6. Memberikan nama yang baik
7. Menyembelih aqiqah, mencukur rambut
anak
8. Mengkhitan
9. Menyusui
10. Memberikan pendidikan dan pengajian
11. Memberikan nafkah
12. Menyayangi dan bersikap lemah lembut
terhadap anak
13. Melatih bekerja dan menghindarinya
dari malas bekerja dan menganggur
14. Menjaga kesuciannya dan
menikahkannya di kala ia membutuhkan dan mampu
15. Menyamakan pemberian kepada anak
Islam telah memberikan tuntunan bagi ummatnya di dalam
menjalankan peran kehidupannya sebagai orang tua ataupun sebagai anak. Begitu
sempurnanya ajaran Islam, sehingga seorang anak telah dijaga keselamatannya
sebelum menjadi calon bayi dan ketika menjadi janin pun telah diperhatikan,
misalnya dengan sering mengajak berbicara atau membacakan Al Qur'an ketika anak
masih terbungkus di dalam rahim ibunya. Dan di saat kelahirannya
pun,disyariatkan dalam Islam untuk menyambut gembira atas berita kelahiran.
Kemudian mengenalkan kalimat Allah pada pertama kalinya dengan mengumandangkan
adzan pada telinga kanan dan qomat pada telinga kiri. Lalu memamahkan kurma
untuk membersihkan langit-langit mulut sang anak.
Dan pada hari ketujuh, dianjurkan menyembelih aqiqah,
mencukur rambut yang kemudian bersedekah seberat timbangan cukuran rambutnya
dan memberikan nama yang baik. Yang tidak lain mempunyai hikmah sosial dan
kebersihan.
Kemudian para ibu dianjurkan menyusui bayinya sampai umur dua tahun, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan untuk anak laki-laki diwajibkan khitan, yang tak lain adalah untuk kebersihannya.
Anak dibesarkan dengan lemah lembut, dengan kasih
sayang, dan diberikan pendidikan, nafkah lahir dan bathin. Terhadap anak
perempuan, orang tua berkewajiban menghidupinya sampai ia bersuami. Sedangkan
bagi anak laki-laki, begitu memasuki akil baligh, ia berkewajiban menghidupi
diri, sesuai dengan yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Dengan demikian
untuk anak laki-laki, ia sudah mulai belajar bertanggung jawab. Sedangkan untuk
anak perempuan, kesucian dan kemuliaannya akan tetap terjaga, dengan adanya
tanggung jawab orang tua kepadanya.
Tanggung jawab anak terhadap orang tua
1. Berbuat baik terhadap orang tua
2. Tidak durhaka kepada orang tua
3. Berbakti setelah keduanya meninggal
Sebagai anak, Allah SWT perintahkan untuk berlaku baik
kepada kedua orang tua, dan bila keduanya telah berusia lanjut, kita harus
semakin berbuat baik kepadanya, tidak sepatah kata 'ah/cih' pun yang dibolehkan
keluar dari mulut kita. Karena termasuk dosa besar apabila kita durhaka
kepadanya. "Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa ada seorang lelaki
menghadap Rasulullah SAW, untuk menanyakan siapakah orang yang lebih patut
diperlakukan dengan baik? Maka jawab Rasulullah SAW: "Ibumu". Ia pun
kemudian bertanya lagi: "lalu siapa lagi?" Maka jawab beliau
tetap: "Ibumu". Ia pun bertanya lagi: Lalu siapa lagi? Jawab beliau
tetap: "Ibumu". Lalu ia bertanya lagi: "Lalu siapa lagi?".
Maka kali ini jawab beliau: "Ayahmu" (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan begitu pula bila keduanya dipanggilNya pun, kita
masih berkewajiban berbakti kepadanya yaitu dengan men-sholatkannya. membacakan
istighfar, melaksanakan wasiatnya, menghubungi keluarganya dan menghormati
teman-teman keduanya.
Allah juga menyuruh kita sebagai anak untuk bersyukur
kepadaNya dan kepada Ibu Bapak kita."Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu-Bapaknya, Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam
dua tahun, bersyukurlah kepada Ku dan kepada dua orang Ibu Bapakmu, hanya
kepada Ku lah kembalimu" (QS 31:14).
Disadur dari
Sumber Islami