Menasihati dengan lembut, sopan, dan penuh kasih serta pelan-pelan akan membuat istri bisa menerima dan akhirnya merubah sifat buruknya. Seorang suami yang hendak memberikan nasihat kepada istri haruslah bersikap lembut, sensitif, dan beradab di dalam menyampaikan nasihat.
Sesungguhnya menerima nasihat itu di perumpamakan seperti membuka pintu. Pintu tak akan terbuka kecuali dibuka dengan kunci yang tepat. Seseorang yang hendak dinasihati adalah seorang pemilik hati yang sedang terkunci dari suatu perkara, jika perkara itu yang diperintahkan Allah maka dia tidak melaksanakannya atau jika perkara itu termasuk larangan Allah maka ia melanggarnya.
Oleh karena itu, harus ditemukan kunci untuk membuka hati istri yang tertutup. Tidak ada kunci yang lebih baik dan lebih tepat kecuali nasihat yang disampaikan dengan lemah lembut, diutarakan dengan beradab, dan dengan ucapan yang penuh dengan kasih sayang. Bagaimana tidak, sedangakan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“ Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya “. (HR.Muslim)
Firaun adalah sosok yang paling kejam dan keras dimasa Nabi Musa namun Allah tetap memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun agar menasihatinya dengan lemah lembut, Allah swt berfirman :
“ Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut “. (QS.Ath Thaha : 44)
Tatkala nasihat dilontarkan oleh suami dengan keras dan kasar kepada istrinya, maka pintu hati istri justru akan makin tertutup karenanya.
sumber :duniamuslimah.id