Bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan dating merupakan bulan yang terpilih. Allah SWT utamakan dan istimewakan bulan ini melebihi bulan-bulan yang lain. Karena di dalamnya penuh dengan Rahmah, Maghfirah dan Keselamatan dari api neraka. Bulan Ramadhan juga meupaka n bulan kesempatan. Yaitu kesempatan bagi hamba-hamba Allah SWT untuk berlomba-lomba menggapai ketaatan dan kebaikan.
Bagi hamba Allah SWT yang taat, Bulan ini akan ditunggu-ditunggu dan merupakan kabar gembira. Sahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya, “Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu neraka di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam (kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)”
Bagaimana tidak ? semua kita gembira karena pintu-pintu yurga akan dibuka, orang yang pernah berbuat dosa dan ingin bertaubatpun akan gembira karena pada bulan itu pintu neraka akan ditutup dan arang berakal akan gembira pula karena setan-setan akan dibelenggu.
Lalu, apa persiapan kita dengan datangnya bulan Ramadhan ? apakah hanya menunggu tepatnya tanggal 1 ramadhan di daftar kalender saja, atau hanya menyiapkan berbagai keperluan menu berbuka puasa saja ?
Dulunya, para ulama salaf jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan Ramadhan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah Ta’ala agar mereka mencapai bulan yang mulia ini, karena mencapai bulan ini merupakan nikmat yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik oleh Alah Ta’ala. Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Dulunya (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan (berikutnya) agar Dia menerima (amal-amal shaleh) yang mereka (kerjakan)”
Maka hendaknya seorang muslim mengambil teladan dari orang-orang terdahulu yang taat. Tidak hanya menunggu Ramadhan dengan terdengarnya pengumuman shalat Tarawih di masjid atau Meunasah tapi jauh-jauh hari kita telah berdo’a agar dipertemukan dengannya, sesibuk apapun kita dengan pekerjaan dan berbagai hal lainnya. Kita pahami hikmah dan tujuan diwajibkannya puasa adalah untuk mencapai takwa kepada Allah SWT yang pada hakikatnya kesucian jiwa dan kebersihan hati.
Demikian tulisan saya di edisi ini, semoga bermanfaat bagi semua muslim yang beriman kepada Allah SWT. Serta bisa memberikan motivasi dan semangat bagi pembaca dalam menyambut bulan suci lagi mulia yakni Ramadhan. Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT dengan niat penuh keikhlasan dan sungguh-sungguh.
Penulis merupakan Pemimpin Redaksi Buletin Lamuri