JUWITA,S.Pd
Guru SDN 1Indrapuri
|
Moralitas
adalah neraca pikiran yang akan tercermin dari pilihan perilaku baik dan buruk. Moralitas suatu yang
abstrak, tak nyata secara alamiah, tetapi aplikasi dan implikasinya bisa merubah peradaban perilaku manusia kearah
pengambilan tindakan dari satu keputusan. Implikasi keputusan bisa berupa
tindakan baik dan buruk untuk kepentingan personal maupun untuk komunitas.
Muncul pertanyaan dari penulis, Beginikah moralitas pelangi yang kita saksikan dan pertontonkan kepada anak cucu kita ?.
Bila mendengar kata pelangi pasti terbayang
akan keindahan dari campuran warna dan
lingkaran bundar pelangi yang merupakan ciptaan Tuhan. Dalam ulasan ini penulis
akan menganalogikan makna moralitas
pelangi dengan beragam modus moral
yang kita saksikan saat ini.
Moralitas pelangi identik dengan moral manusia yang berakhlakul karimah dan tidak merugikan dalam semua segi kehidupan
dimanapun komunitas dia berada, seperti warna pelangi ; merah, kuning, hijau, jingga, yang area tebaran warna-warni itu mulai dari Barat
hingga ke Timur, artinya moralitas dengan beragam tindakan dan keputusan telah dan mungkin akan dilakukan oleh semua tingkatan kalangan, dari
anak-anak, remaja, tua, birokrasi, organisasi dan sebagainya benar-benar membawa
keindahan.
Moralitas
adalah sumber dari tindakan positif dan negatif, semua ciptaan Tuhan memiliki
modal moral, tetapi bagaimana mengimple-mentasikan moral itu untuk penetapan
sebuah keputusan, akan tercermin dari hasil akhir yang bisa berbentuk sebuah
tindakan nyata ditengah masyarakat.
Baik buruk keputusan akan sangat tergantung
pada kepentingan dan niat di hati manusia, walaupun terkadang keputusan itu sudah dikondisikan sedemikian rupa, agar
senantiasa suatu keputusan itu terlihat seperti memiliki nilai moral yang
tinggi.
Timbul gejolak bila kita akan memberikan
label kepada personal ataupun kepada komunitas bahwa tidak bermoral, kita tahu
bahwa celah pembelaan adalah hak hakiki manusia. Tetapi kehidupan tak
sesederhana yang kita bayangkan, tak terbantahkan yang baik
terkadang cepat bowring, dan yang buruk membuat kita terlena, karena ada unsur
hawa nafsu. Ketika orang melakukan yang buruk, maka ia akan merasakan kenikmatan
sementara. Namun ia tidak mau menyadari atau mungkin sengaja melupakan bahwa
dia telah menyakiti dirinya dan orang lain.
Orang yang memiliki moralitas pelangi, maka ia akan terus berusaha mempertahankan moralnya tersebut, secara
emosional akan terikat dengan tindakan.
Kita Indonesia adalah negara bermoral dan beragama. Semua berteriak moralitas dan agama. Sangat ironis dengan
kenyataanya yang dirasakan saat ini, korupsi, kolusi, nepotisme, pelecehan
seksual, narkoba, pembunuhan, diskriminasi, kebencian sesama bangsa dan kebohongan
menyelimuti dunia kita.
Sering kita mendengar, lingkungan adalah
kambing hitam bila satu permasalahan timbul,adakah kita bertanya mengapa
lingkungan tercipta seperti itu. Siapa yang akan bertanggungjawab atas semua kebobrokan
yang dilakukan oleh bangsa ini ?.
Kita akan mewariskan apa pada anak cucu kita, alam yang sudah rusak, kebodohan, kemiskinan ?.
Keluar dari lingkaran degradasi moral
adalah tanggung jawab kita semua, setiap komponen harus memiliki pemikiran yang
jernih.
Moralitas pelangi
terwujud apabila memiliki sikap yang baik dan sadar akan kewajiban dan tanggung
jawabnya, bukan mengejar keuntungan dengan segala cara.
Sebagai warga negara, kita semua harus
ikut mempengaruhi berbagai kebijakan, Harapannya, Indonesia yang kita
wariskan kepada anak cucu kita adalah Indonesia yang lebih baik dari yang kita
rasakan sekarang.
Berakhlak budi pekerti, bermental baja, bersemangat, disiplin
tinggi, jujur dan sebagainya.
Memiliki moralitas pelangi, Bukankah itu
cita-cita kita semua!