Oleh
: Herman Hilmy S
Syadara
Lon yang di Rahmati Allah……
Bulan Ramadhan adalah bulan yang
penuh dengan keberkahan, khusus pada bulan Ramadhan, amal kebaikan umat Islam
akan dibalas dengan berkah pahala yang berlipat ganda, bahkan bila kita
menjalani puasa dengan sempurna, ketika hari lebaran datang, kita akan bersih
dari dosa seperti bayi yang baru lahir kembali.
Maka kita sebagai umat muslim sudah
seharusnya tidak melewatkan bulan Ramadhan dengan kegiatan yang sia-sia, agar
lebih termotivasi menjalani bulan puasa dan lebih memahami makna bulan ramadhan
itu sendiri, bulan penuh berkah.
Bulan Ramadhan merupakan bulan
dimana kitab suci umat Islam (Al-Qur’an) pertamakali diturunkan. Sesuai
dengan QS. Al-Baqarah 185 yang artinya:
“Beberapa hari yang ditentukan itu
ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).”
Al-Qur-an diturunkan pada bulan
Ramadhan, di mana petunjuk dan berbagai pengaruh serta nilainya telah
terealisasi di muka bumi ini. Dan pada bulan ini pula al-Qur-an diturunkan
sebagai ilmu dan pengetahuan, sebagai penunjuk jalan (kehidupan) sekaligus
sebagai norma untuk berpijak. Sebelumnya, kekufuran telah merebak luas dan
menghantui manusia.
Syadara Lon yang berbahagia….
Tetapi ketika al-Qur-an datang,
kekufuran itu terhenti, kegelapan pun terusir dan ruh kembali bersemangat untuk
memasuki kehidupan. Sebab, risalah Islam akan dapat mempengaruhi dimensi ruh
dalam kehidupan serta menjalankan fungsinya dalam merubah wajahnya yang gelap
menjadi wajah yang terang bersinar, yang membawa kecintaan, kejernihan, hidayah
dan bimbingan.
Al-Qur-an al-Karim memberikan petunjuk
kepada manusia secara keseluruhan dan ia menjadi petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa secara khusus.
Selain itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala
juga berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya telah datang kepada kalian
cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab itulah Allah
menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan
(dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari keadaan gelap
gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki
mereka ke jalan yang lurus.” [al-Maa-idah/5: 15-16]
Cahaya ini memiliki tiga manfaat, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh ayat di atas:
1. Dengannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya menuju jalan keselamatan.
2. Mengeluarkan mereka dari kegelapan
menuju alam yang terang benderang.
3. Memberikan petunjuk kepada mereka
menuju ke jalan yang lurus (Shiraath Mustaqiim).
Syadara
Lon dimanapun berada……..
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
memuliakan kaum muslimin dengan kemuliaan yang luar biasa agungnya. Dia
memuliakan mereka dengan kemuliaan yang paling tinggi pada bulan Ramadhan sejak
empat belas abad yang lalu, ketika al-Qur-an al-‘Azhim diturunkan dan Allah
menjadikannya sebagai petunjuk sekaligus cahaya penerang.
Pada saat membacanya, al-Qur-an memiliki beberapa adab yang harus dipelihara dan dipegang teguh oleh setiap muslim. Yang terpenting di antaranya adalah:
1. Membaca al-Qur-an dengan niat tulus ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, dimana Dia Ta’ala telah berfirman yang artinya :
“Padahal mereka tidak dperintah
melainkan agar beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama dengan lurus…” [al-Bayyinah/98: 5]
2.
Membaca dengan menghadirkan hati sambil mencermati dan memahami, khusyu’, takut
dan merasa seakan-akan Allah berbicara langsung kepadanya di dalam al-Qur-an
ini.
3.
Membaca al-Qur-an dalam keadaan suci (berwudhu’ terlebih dahulu), karena yang
demikian itu termasuk pengagungan terhadap firman Allah Azza wa Jalla.
4.
Tidak membaca al-Qur-an di tempat-tempat yang kotor atau di tempat-tempat di
mana orang-orang yang berkumpul di sana tidak mau mendengar bacaan al-Qur-an,
karena bacaan al-Qur-an di tempat-tempat ini sebagai bentuk penghinaan.
5.
Membaca dengan lagam dan suara yang indah. Tetapi tidak boleh mengganggu orang
lain dalam bacaan ini, seperti ada orang yang sedang tidur di dekatnya atau
mengerjakan shalat atau di sampingnya terdapat halaqah ilmu dan lain
sebagainya.
Dan masih banyak lagi adab-adab yang
harus diperhatikan di setiap saat oleh pembaca al-Qur-an.
Dengan demikian, orang-orang terdahulu telah membawa amanat dan memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Mereka berusaha menyampaikannya ke seluruh belahan bumi yang berhasil dipijak oleh kakinya, sehingga negeri ini dipenuhi oleh cahaya Allah Ta’ala. Negeri dan semua hamba-Nya tunduk kepada-Nya Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa. (Dari Berbagai Sumber)