Lamurionline.com Malaysia – Namanya Kautsar Zuhri Bin Husaini. Dia
dilahirkan di Ulee Kareng, Banda Aceh, pada 5 Mei 2001. Usai tamat MIN
Lambuek, dia melanjutkan pendidikan ke Pesantren Modern Terpadu Madrasah
Ulumul Quran (MUQ) Pagar Air, Kec Ingin Jaya, Aceh Besar.
Saat ini Kautsar duduk di Kelas I MA (naik kelas II). Alasannya masuk pasantren ini adalah agar menjadi hafiz Quran.
Di
Pesantren MUQ seluruh santri diwajibkan menghafal Quran, selain belajar
pendidikan formal dan dayah tentunya. Kautsar sendiri pada tahun 2015,
ketika masih kelas III MTs, sudah menuntaskan hafalan 15 juz.
“Kautsar
sudah wisuda tahfiz 15 juz pada tahun 2015 lalu. 15 juz itu sudah
lancar, sekarang dia fokus pada 15 juz lainnya,” kata Halimatussakdiah
Muhammad Nur, ibunda Kautsar kepada Wartawa, beberapa waktu lalu.
Berbekal
hafalan Alquran, remaja ganteng ini mendapat undangan ke Malaysia untuk
menjadi imam shalat tarawih keliling di Pulau Pinang. Dia berangkat
bersama rombongan 9 pemuda Aceh yang menjadi imam selama sebulan di
Malaysia.
Dari 9 pemuda ini Kautsarlah yang termuda. Dia masih
berumur 16 tahun. Meski masih muda belia tapi jamaah sangat senang pada
Kautsar.
“Jamaah kagum pada Kautsar. Bacaanya fasih dan dia hafal
Quran di usia 16 tahun,” kata RA Syukrallah meniru ucapan Jamaah. RA
Syukrallah adalah satu dari 9 imam pemuda asal Aceh.
Setiap malam
Kautsar diminta mengimami shalat tarawih di beberapa masjid. Antara lain
Masjid Permatang Pasir, Masjid Sungai Kecil, Masjid Tok Ma’had dan
beberapa surau.
Pada sisi lain, Malaysia, terutama Penang,
bukanlah tempat asing bagi Kautsar. Pada tahun 2005-2008 dia pernah
bersekolah TK di sini. Saat itu, ayahnya, Husaini Ibrahim, melanjutkan
pendidikan S-3 bidang Arkeologi di USM Penang.
Jika dulu Kautsar
belajar pendidikan dini di Penang, maka kini pada Ramadhan 1438 H dia
kembali ke sana untuk memimpin shalat tarawih. Kedatangannya kembali ke
Penang difasilitasi oleh Ustaz Marwan yang juga pengurus masjid di sana.
Begitulah
perputaran roda kehidupan seseorang. Tak ada yang mampu memprediksi,
namun dapat dirintis sesuai usaha dan cita-cita yang dibangun. [ACEHTREND]