Lamurionline.com--Krueng Barona Jaya. Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh yang merupakan Lembaga Pendidikan binaan Dewan Dakwah Aceh menggelar kegiatan Masa Ta’aruf Mahasiswa (Mastama).
Kegiatan yang bertajuk “Pengkaderan Da’i Ilallah, Selamatkan Indonesia dengan Dakwah” itu berlangsung selama tiga hari mulai 6 sd 9 September 2017 dan diikuti oleh 22 mahasiswa baru ADI semester ganjil 2017/2018 ini.
“ADI mempunyai misi membantu mengawal pelaksanaan syariat islam, mengantisipasi pendakalan akidah, menyiapkan kader-kader da’i yang mampu menjadi imam dan khatib jum’at yang nantinya akan ditempatkan di daerah-daerah perbatasan dan pedalaman Aceh,” kata Direktur ADI Aceh Dr Muhammad AR, M.Ed, saat memberikan sambutan sekaligus membuka Massa Ta’aruf Mahasiswa (MASTAMA) kepada mahasiswa baru ADI di Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Rabu (6/9).
Ia menambahkan mahasiswa baru itu merupakan hasil seleksi dan verifikasi yang dilakukan Tim Penerimaan Mahasiswa Baru ADI beberapa waktu yang lalu. Dari puluhan yang mendaftar, hanya 22 orang yang lulus dan sebagian besar mareka berasal daerah perbatasan Aceh.
“mareka ini berasal dari Subulussalam sebanyak 10 orang, Simeulue 5 orang, Aceh Tenggara 1 orang, Aceh Tamiang 1 orang, Singkil 2 orang, Pidie 2 orang dan Aceh Besar 1 orang. Selama berlajar di ADI semua biaya kuliah, biaya asrama dan biaya makan digratiskan,”ungkap Dr Muhammad.
Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry ini juga menjelaskan tenaga pengajar di ADI merupakan lulusan S2 dan S3 dari sejumlah kampus di luar dan dalam negeri, seperti kampus IIUM Malaysia, UPM Malaysia, UM Malaysia, Omdurman Sudan, Al-Azhar Mesir, Universitas Islam Madinah, UIN Ar-Raniry dan Unsyiah. Juga alumnus dari pesantren tradisional seperti Pesantren Lueng Ie, Abu Tanoh Mirah, MUDI Samalanga dan Pesantren Lhok Nibong.
“Masa belajar mareka di ADI ini selama 2 tahun dan ditargetkan mampu menghafal Al-Quran minimal 5 juz. Kemudian akan diseleksi kembali untuk melanjutkan kuliah program Strata Satu (S-1) di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohd Natsir di Jakarta, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,”tutup Muhammad AR.
Sementara itu Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Dr Tgk Hasanuddin Yusuf Adan MA MCL berharap kehadiran lembaga Pendidikan ADI ini dapat membantu Pemerintah dalam mewujudkan Syariat Islam secara kaffah di Aceh. Ini merupakan bentuk partisipasi dan keseriusan serta komitmen Dewan Dakwah Aceh dalam membantu pemerintah agar Syariat Islam di Aceh akan semakin maju dan berjaya.
“Dewan Dakwah Aceh sangat siap dan akan senantiasa bersama pemerintah Aceh untuk kemajuan Syariat Islam,” ujar Tgk Hasanuddin. (Mur)