Hadir dalam kesempatan itu, para Kepala SKPK, pejabateselon III dan IV, serta para PNS jajaran Pemkab Aceh Besar. Sedangkan pemimpin upacara adalah M Yusuf dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar, serta Perwira Upacara Drs Razali (Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar).
Gubernur Aceh Drh Irwandi Yusuf MSc dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Aceh Besar Drs Mukhtar MSi menyatakan, Hardikda merupakan simbol keistimewaan bidang pendidikan yang ada di Bumi Serambi Mekkah.
Sejarah Hardikda diawali ketika para pemimpin Aceh meletakkan tonggak sejarah berdirinya UniversitasSyiah Kuala, IAIN AR-Raniry, dan Dayah ManyangTgk Chik Pante Kulu yang berada dalam satu wilayah yang dinamakan Kota Pelajar Mahasiswa atau Kopelma Darussalam.
Selanjutnya, pada 2 September 1959 Presiden Soekarno meresmikan Kampus Darussalam sebagai tonggak penguatan pendidikan di Aceh. Sejaki tu, Pemerintah Aceh menetapkan tanggal 2 September sebagai Hari Pendidikan Daerah, yang kemudian diubah menjadi Hari Pendidikan Aceh.
Hardikda, jelasnya, menjadi momentum bagi kita semua untuk memperbaiki diri agar pendidikan di Aceh semakin maju dan berkembang.
Foto: Mariadi |
Dijelaskannya, Pemerintah Aceh akan terus meningkatkan perhatiannya untuk kemajuan pendidikan di daerah ini.
Setiap tahun, Pemerintah Aceh mengucurkan sekitar 20% dari APBA untuk urusan pendidikan, selain itu, alokasi tambahan dari Dana Otsus dan lainnya.
Semua anggaran itu jangan sampai disia-siakan. Dikatakan juga, Pemerintah Aceh masa bakti 2017-2022 telah menetapkan pendidikan sebagai salah satu prioritas di Aceh untuk lima tahun mendatang.
Setidaknya, ada dua kegiatan utama Pemerintah Aceh yang bersentuhan dengan pendidikan, yaitu Aceh Carong dan Aceh Meuadab.
Aceh Carong, tambahnya, menekankan kepada prestasi pendidikan Aceh di tingkat nasional dan regional melalui perbaikan fasilitas, kualitas guru, dan peningkatan system.
Aceh Meuadab lebih kepada upaya mengembalikan khittah Aceh sebagai Serambi Mekkah melalui imlementasi nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui peringatan Hardikda, diharapkan menjadi langkah awal bagi kita untuk berbenah guna menjalankan semua program tersebut dan dengan semangat memperingati Hardika ke-58, di Aceh kita canangkan “Gerakan Membangun Pendidikan Berkarakter Islami”, sehingga akan melahirkan generasi yang mampu mengembangkan dan membentukwatak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, dan mandiri.(Mariadi)