Foto: IST |
Wow di Aceh Besar ada paus???? Hebat ya Indonesia punya paus!…. . ok mari kita hentikan kehebohan kita sejenak.
Perairan Indonesia sendiri bukanlah wilayah asing bagi beberapa jenis paus seperti paus sperma yang bermigrasi melalui laut banda, paus pilot dan lain sebagainya. Paus sperma sendiri berhabitat di laut tropis yang hangat mulai dari kepulauan Hawai, Indonesia hingga Afrika bagian selatan. Paus ini masih satu family dengan lumba-lumba atau Delphinidae.
Paus sendiri bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari makanan. Sebenarnya paus sperma merupakan jenis paus yang suka berenang di lepas pantai dengan populasi cumi-cumi yang padat sebagai makanan utamanya.
Lalu mengapa mereka bisa terdampar?
Mari kita bahas bersama. Ikan Paus terdampar di pesisir pantai Aceh Besar bukanlah yang pertama di dunia, sehingga memancing beberapa ilmuan untuk meneliti penyebab fenomena alam yang menyerang hewan dengan kemampuan navigasi terbaik, yakni Sonar Meskipun beberapa peniliti masih berargumentasi mengenai efek sonar terhadap biota laut dan kemampuan navigasi dari paus dan lumba-lumba, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bahamas Marine Animals Research Organization menemukan korelasi antara terdamparnya paus hidung botol dengan aktivitas sonar militer di daerah tersebut. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) juga mempertegas bahwa paus kepala botol dan kepala melon terpengaruh oleh frekuensi sedang dari sonar milik angkatan laut amerika yang biasa digunakan untuk mendeteksi kapal selam.
Tingkat salinitas, suhu, angin dan cuaca membentuk arus di seluruh lautan bumi ini. Pada saat cuaca buruk benda sebesar kapal pesiar mewah pun bisa terbawa arus apa lagi hanya seekor paus. Seperti kita ketahui cuaca pada saat paus terdampar di Aceh, Indonesia sedang mengalami kemarau basah disertai hempasan angin yang kuat hingga bisa menyebabkan tingginya ombak di perairan Indonesia.
Pada saat arus kuat, paus akan kesulitan berenang. Jika kemampuan navigasi paus tidak terganggu mereka akan berenang memutar mencari perairan yang lebih tenang sehingga memudahkan dalam menentukan arah selanjutnya.
Selain cuaca dan sonar, polusi lingkungan bisa mengganggu navigasi seekor paus, seperti limbah berbahaya dan tumbuhnya microalga yang bisa mengeluarkan toxin. Apabila gangguan tersebut dialami oleh pemimpin kelompok paus, akan membahayakan seluruh kawanan, seperti yang terjadi di Aceh satu kawanan paus terdampar.
Jika disimpulkan terdamparnya paus disebabkan oleh gangguan pada kemampuan navigasi dari paus tersebut yang disebabkan oleh banyak hal mulai dari kondisi individu paus, cuaca ekstrim, polusi lingkungan hingga keseimbangan biota laut.
Perubahan cuaca yang ekstrim sebenarnya menggambarkan bahwa aktivitas manusia dibumi sudah sangat mengganggu kestabilan alam dan salah satu korbannya adalah satwa-satwa di lautan maupun di daratan.
Jadi kampanye menghentikan perburuan paus saja masih belum cukup, tetapi jagalah pula lingkungan dengan baik, banyak atau sedikit setiap langkah kita mempengaruhi kehidupan di alam ini. Semoga !
Disadur dari Tri Bhawono Dadi, drh., M.Vet dari web Pecinta Satwa