Kegiatan yang diikuti puluhan mahasiswa, civitas akademika ADI dan pengurus Dewan Dakwah Aceh itu dimulai bakda shalat isya dan berakhir hingga menjelang tibanya waktu shalat subuh. Dan didalamnya terdapat beberapa agenda, diantaranya adalah tasmi' (memperdengarkan) hafalan al qu’an dihadapan para peserta dan musabaqah tahfizhul qur'an.
Kemudian dilanjutkan dengan qiyamul lail (tahajud bersama) dan diakhiri dengan tausyiah muhasabah oleh Ustad Muhammad Muslem Lc MA hingga menjelang waktu subuh.
“Laylatul qur'an merupakan kegiatan rutin bulanan yang diselenggarakan oleh Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh sebagai rangkaian dari program tahfizul qur'an yang terdapat dalam kurikulum ADI dalam rangka mengkader para calon dai,” kata Koordinator Tahfizul Qur’an ADI Aceh, M Reza Adlani, S.Sos.
Alumni STID Mohd. Natsir Jakarta ini mengungkapkan kegiatan itu bertujuan untuk menguji kematangan hafalan dan mempersiapkan mental para dai sebelum berdakwah di masyarakat, terutama saat menjadi imam.
Selain itu banyaknya hafalan al quran belum tentu dapat dibacakan seluruhnya dengan baik dan benar di dalam shalat maupun dihadapan para mad'u saat beristidlal (berdalil), apabila tidak diiringi dengan latihan yang kontinue.
Ia menambahkan acap kali para dai terlihat grogi saat membacakan hafalannya di dalam shalat maupun dihadapan orang lain.
Oleh karena itu para calon da'i perlu kiranya memperbanyak latihan bacaan dan hafalan qur'anya agar terbiasa dan lebih percaya diri saat membacakannya dihadapan khalayak ramai.
“Dan yang lebih utama laylatul qur'an ini juga merupakan sarana berkumpulnya para mahasiswa dan civitas akademika ADI serta pengurus Dewan Dakwah Aceh untuk saling mengingatkan di jalan kebenaran dan memperkuat ukhuwah serta muhasabah bersama,” jelas Reza.
Sementara itu Ustad Muhammad Muslem, Lc MA dalam tausiyah muhasabah nya memberikan nasehat-nasehat dari hadist- hadist Rasullullah SAW untuk memotivasi para mahasiswa agar senatiasa serius dan istiqamah dalam menghafal al qur'an.
Mengutip isi dari beberapa hadist, alumni Timur Tengah ini menjelaskan diantara fadhilah dari menghafal al qur' an adalah bahwa al qurcan akan datang kepada si penghafalnya di hari akhirat sebagai syafaat yang akan membebaskanya dari api neraka.
Selain itu para penghafal al quran akan dinaikkan derajatnya di sisi Allah SWT sejauh bacaan dan hafalannya saat di dunia. Juga seorang anak penghafal al qura'an akan dapat memberikan mahkota permata diatas kepala kedua org tuanya.
“Orang tua mana yang tidak bangga diberikan penghargaan dengan mahkota dihadapan Allah rabb semesta alam. Maka dengan fadhilah-fadhilah seperti itu cukuplah untuk kita jadikan motivasi dalam menghafal al qur'an,” ungkap Ustad Muhammad Muslem.
Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Dr Tgk Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA yang juga ikut serta dalam kegiatan itu menyambut baik dan sangat mengapresiasi serta berterima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Menurutnya kegiatan seperti ini sangat banyak manfaatnya terutama bagi mahasiswa sendiri terutama di saat sudah hidup dan bergaul di lingkungan masyarakat luas.
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry ini juga berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara kuntinue pada setiap bulannya.
"Hal ini untuk lebih memotivasi para mahasiswa untuk bersungguh-sungguh dalam menghafal dan mempelajari isi al quran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," tutup Tgk Hasanuddin. (mur)