President Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin menyatakan Indonesia adalah bangsa yang besar, bantuan ini membuktikan hal tersebut.
"Langit hadir membersamai kita, jadi saksi keberpihakan kita. Insya Allah segala kebaikan warga aceh akan berbuah kebaikan kepada warga Aceh sendiri," ujarnya.
Dalam acara tersebut sejumlah ulama besar Indonesia dari Aceh hingga Papua hadir memberi tausyiah, diantaranya ulama asal Arab Saudi yang kini sudah menjadi warga negara Indonesia, Syech Ali Jabeer, tokoh ulama Aceh Tgk Haji Nuruzzahri, Tengku HM Yusuf A Wahab (ulama Aceh), Tengku H Faisal Ali (Wakil Majelis Permusyawatan Ulama Aceh), ustadz Heriwibowo, Lc (ulama Jakarta), dan Ustadz Fadlan (ulama Papua).
Kapal kemanusiaan sendiri akan layarkan pada 21 April mendatang dari pelabuhan Belawan Medan dengan kapal Kemanusiaan. "Insya Allah dikirimkan ke masyarakat suriah melalui Turki, 12,5 juta jiwa menjadi pengungsi, lebih dari 5 juta jiwa diantaranya berada di Turki. Kita akan membersamai Turki dalam turut membantu para pengungsi Suriah, " tandas Presiden ACT, Ahyudin.
Ustadz Fadlan, ulama asal Papua menilai apa yang dilakukan masyarakat Aceh telah membuktikan pesan-pesan Allah.
"Mengantarkan makanan terbaik untuk masyarakat suriah yang tengah ditimpa bencana dan musibah. Mengamalkan apa yang dilakukan Khalifah Umar bin Khattab," ungkapnya.
Sedangkan syech Ali Jabeer, ulama asal Saudi Arabia mengungkapkan kebahagiaannya bisa ikut mengiringi keberangkatan kapal kemanusiaan 1000 ton beras ini ke rakyat suriah yang sedang ditimpa kemalangan.
Menjelang magrib, Tabliq Akbar ditutup dengan pelepasan iringan kontainer kapal Kemanusiaan disaksikan ribuan jamaah anak-anak dan dewasa sambil mengibarkan bendera merah putih dan turki. Mereka tampak antusias melepas bantuan rakyat Aceh menuju bumi Syam. (smh)