Sebagai mahasiswa Universitas Syiah Kuala penerima beasiswa yang fokus pada pembinaan ini, tidak hanya dituntut mengejar nilai akademik saja namun mampu memberikan kontribusi yang nyata untuk masyarakat yang belum berdaya.
Salah satu wujud dari kontribusi itulah desa produktif hadir sebagai wadah pengembangan kreatifitas dalam bersosial masyarakat.
Beastudi etos wilayah Aceh memilih desa limpok karena ingin mengembangkan desa tersebut dalam hal pendidikan,ekonomi dan interaksi sosial yang baik antar sesama warga.
Meskipun desa ini bertetangga dengan universitas syiaah kuala tapi masih ada anak-anak yang tidak sekolah atau kuliah, ada orang tua bekerja hanya sebagai tukang sapu kampus setiap pagi.
Etoser aceh mencoba menjadi solusi setiap permasalahan dalam desa yang ingin diberdayakan.
Kontribusi yang sudah nyata dilakukan penerima manfaat beastudi etos ini antara lain menjadi pengajar ektrakurikuler SDN Limpok, sekolah tersebut kekurangan SDM guru ekstrakurikuler sehhingga berpeluang untuk despro Aceh turun ke lapangan.
Mengajarkan tarian, menggambar, pantomim dan lainnya yang dibutuhkan. Disini etoser belajar banyak hal,sebagian besar etoser tidak bisa sama sekali menari, berpantomim tapi harus mengajarkan anak-anak despro dari itulah akhirnya berhasil mengajarkan sambil belajar.
Begitupun dengan make up, etoser diminta untuk make up anak-anak SD tersebut karena etoser harus bisa multitalent akhirnya semua bisa dilakukan dengan belajar sambil mempraktikkan, tahun ini SDN limpok mengikuti lomba, berkat etoser mereka menang membawa harum nama sekolah.
Salah satu guru sekolah tersebut celutusan mendoakan ”semoha anak Etos cepat jadi PNS” Aaamiiin. Artinya setiap kegiatan yang mampu kita bantu akan mendapatkan sebuah apresiasi dari objek yang kita sasari. Tapi bukan itu yang menjadi titik fokus PM, intinya niat lillahi taala semua lelah akan dibayar tuntas oleh Allah lewat hal-hal yang tidak terduga.
Etoser Aceh sering mengadakan subuh education di Mesjid desa tersebut, dengan menghadirkan pemateri yang populer sehingga menjadi daya tarik warga untuk sholat berjamaah di mesjid, begitupun dengan anak-anak desa limpok, setiap minggu mereka senam di halaman menasah limpok.
Kontribusi itu harus nyata karena ketika kita hanya mampu mengungkapkan teori alhasil nihil tanpa praktek. Maka etoser Aceh mengerahkan seluruh kekuatan agar desa yang dipilih berdaya dan mampu mandiri setelah bersemai besama etoser Aceh ini sendiri.
Banyaknya tugas akademik serta kesibukan organisasi, etoser merupakan orang-orang yang sibuk dengan hal yang bermanfaat namun harus menyempatkan diri menyalurkan kontribusi untuk despro. Namanya saja kuliah,tugas yang menumpuk membuat lelah, mata yang kurang tidur, lupa makan karena kesibukan mengharuskannya kuat untuk bisa memberikan yang terbaik.
Semua lelah dan rasa bosan dengan aktivitas kampus dapat terbayarkan hanya dengan melihat senyuman anak-anak mungil di TPA maupun sekolah. Setiap kali etoser hadir mereka seakan meilhat cahaya yang menyinari senyum mereka.
Satu anak melihat kedatangan etoser maka mereka lari memanggil kawan-kawannya untuk berkumpul dan menyorak gembira nama-nama kami.
“kaak duuuurrraaa, kak helmiiii, kak noviiii, bang rahmatt, bang ajiiii..” seperti itulah kira-kira suara kanak-kanak yang masih khas terdengar ditelinga kami.
Mereka tak segannya mengulurkan tangan untuk bersalaman, memeluk erat dari belakang,duduk dalam pangkuan, naik ke punggung minta di gendong atau bahkan sekedar lari menitip senyum.
Khas mereka adalah bermanja-manja sambil bercerita bagaimana jika mereka ikut lomba-lomba ini dan itu. Semangat mereka sangat luar biasa jika kami datang untuk mengajarkan mereka ataupun memberi tahu perlombaan yang ada di banda Aceh.
Tak hanya itu saat siang maaupun sore,mereka yang ke sekolah dengan sepedaa tetap menyapa kami dijalan dari kejauhan memanggil-manggil sampai kami tersenyum mendekat.
Desa produktif adalah cinta dalam dekapan kontribusi yang nyata. Mampu membangun nilai-nilai sosial PM (penerima manfaat) beastudi etos Aceh.
Setiap pemuda wajib memiliki kontribusi yang besar untuk membangun negri karena ditangan pemudalah keadaan negri. Jika pemuda bisa menjadikan bangsa ini hebat maka kontribusilah hal yang pertama kali dilakukan.
Mahasiswa tahu tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitan dan pengabdian. Mahasiswa harus melalui proses demi proses agar bisa menuntaskan ke tiga darma tersebut.
Akan tetapi etoser dituntut sudah mampu berkontribusi meskipun belum menuntaskan penelitian, etoser yang berkecimpung di despro adalah penerima manfaat beastudi etos angkatan 2017, 2016, 2015, 2014 untuk tahun ini.
Setiap tahun akan berbeda kepengurusan jika etoser telah wisuda beastudi etos. Ini menjadi hal yang unik,belum saatnya KKN tapi etoser sudah bisa merasakan bagaimana terjun ke desa langsung, berinteraksi dengan masyarakat dan memberikan kontribusi tanpa pamrih.
Letak Asrama beastudi etos juga di desa limpok sehingga sngat mudah mengakses masyarakat yang menjadi sasaran kontribusi.
Beastudi etos memang sangat berbeda dengan beasiswa lain. Menciptakan hal yang unik untuk pemberdayaan etoser sendiri dan menjadikan etoser peka akan lingkungan sehingga mampu memberikan kontribusi sebanyak mungkin.
Durratul Baidha
Penulis merupakan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Syiah Kuala