Oleh Sri Suyanta Harsa
ilustasi-pos belitung/tribunnews.com |
Muhasabah Yaumul Bidh Ke-3, 15 Rabiul Akhir 1441
Saudaraku, muhahasah hari ini mengulang kembali tentang karakteristik Islam. Di antara karakteristik Islam yang ajarannya bersumber pada al-Qur'an dan hadis adalah universal dan komprehensif.
Universal berasal dari unuverse yang bermakna alam semesta, maka universal boleh diartikan mengalam semesta atau mendunia. Jadi Islam bersifat universal dimaksudkan bahwa sebagai al-dien penyempurna daripada risalah nabi-nabi sebelumnya, Islam berlaku kapan saja, di mana saja, dan untuk siapapun orangnya. Adapun konprehensif berati menyeluruh atas segala aspeknya. Islam bersufat komprehensif dimaksudkan bahwa Islam yang ajarannya termaktub dalam al-Qur'an dan hadis serba meliputi, berisi segala aspek kehidupan manusia, tidak ada sesuatupun yang diabaikan. Makanya al-Qur'an itu pedoman yang memandu manusia dalam meraih bahagia.
Sifat keuniversalannya berbukti, dalam sejarah kemanusiaan ternyata Islam dengan al-Qur'an dan hadis dapat dijadikan sebagai way of life bagi orang-orang terdahulu, orang-orang yang hidup pada zaman sekarang, dan orang-orang yang hidup di masa datang dan kapanpun jua hingga hari kiamat tiba. Di samping dari segi waktu dan orangnya, sifat universal ajaran Islam juga terbukti pada keberlakuan tempat, di manapun juga, seperti cocok dianut oleh penduduk Makkah-Madinah tempat turunnya wahyu, di Mesir, Afrika, Irak, Iran, India, Asia Tenggara, Eropa dan di manapun tempat dan kotanya.
Interaksi, relasi, internalisasi, dan pengamalan terhadap ajaran Islam yang tertera dalam al-Qur'an dan hadits oleh masing-masing hamba tentu berbeda-beda. Agaknya di sinilah di antaranya teori puncak gunung es di tengah samudra nan luas bisa dipahami. Betapa kecil yang dapat dilihat, dan sebaliknya betapa besar yang tak terlihat, dan betapa sedikit yang dipikirkan sekaligus betapa luas yang tak terpikirkan di dalam keluasan dan kedalaman kandungannya di tengah-tengah samudra ilmu, hikmah, kasih sayang dan lautan kemahamurahan Allah ta' ala.
Tuntunan, tuntutan dan tatanan Islam untuk berpedoman pada al-Qur'an hadits dapat dirujuk pada firman Allah dalam al-Qur'an yang artinya, Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (Qs. Taha 123-124)
Siapa menaati Allah dan Rasul, maka akan bersama orang-orang yang Allah anugerahi nikmat kepada mereka, yaitu para nabi, orang-orang lurus, syuhada, dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."(QS al-Nisa' 69)
Realisasi dari taat pada Allah adalah dengan memedomani firmanNya yang ada di dalam al-Qur'an dan taat pada rasul dengan memedomani hadisnya.
Adapun komprehensifnya Islam dapat dicermati pada kedinamisan Islam meresponi dan menyonsong kemajuan zaman. Karena seluruh aspek kehidupan manusia menjadi perhatian penting dalam Islam, maka tak satupun permasalahan atau asoek kehidupan manusia yang luput darinya. Oleh para ulama, kita dituntun untuk merujuk atau mengembalikan persoalan apapun pada Islam (baca al-Qur'an hadis), secara langsung atau tidak. Nah di sinilah peran ulama dalam membahasakan (baca menafsirkan atau mengijtihadkan) firman Allah dengan bahasa yang mudah dipahami menjadi sangat signifikan.
Dengan pola penalaran bayani, taklili, dan istislahi, maka seluruh aspek kehidupan dan seluruh perkembangan yang terjadi dapat dicari solusi. Seperti persoalan pembalakan liar, jual beli online, gesek ATM, kredit, transaksi atau ijab qabul via teleconference, jual beli saham, wakaf tunai, zakat gaji, transplantasi organ tubuh, bayi tabung, kontrasepsi, sewa rahim, bank sperma, mengonsumsi nafza, game online, dan persoalan fikih kontemporer lainnya.
Pada saat dapat menjadikan Islam sebagai way of life dengan memedomani al-Qur'an hadits dan mengikuti petuah para ulama dalam kehidupan praksis, maka kita layak mensyukurinya baik dalam hati, lisan maupun perbuatan nyata.
Pertama, mensyukuri di hati dengan meyakini bahwa hanya dengan berpegang teguh pada agama Allah yang universal dan komprehensif, kita akan memperoleh kebahagiasn bai di dunia maupun di akhirat.
Kedua, mensyukuri di lisan dengan memperbanyak melafalkan alhamdulillahi rabbil 'alamin. Dengan terus memujiNya, semoga Allah menganugrahi kemampuan untuk terus dalam berislam yang sempurna dengan sebenar-benarnya.
Ketiga, mensyukuri dengan langkah konkret. Di antaranya dengan terus memeluk Islam, membaca pedomannya yang tertera dalam al-Quran dan hadis, mengamalkan isinya dan mewariskannya ke anak cucu dan sesamanya.
Sehubungan dengan tema muhasabah hari ini, maka dzikir pengkodisian hati penyejuk kalbu guna menjemput hidayahNya adalah membasahi lisan dengan lafal ya Allah ya Muhaimin ya Haafiz. Ya Allah zat yang maha memelihara dengan pemiliharaan yang sempurna, tunjuki kami jalan untuk meraih keridhaanMu ya Rabb. Aamiin.
0 facebook:
Post a Comment