Sehingga kini, masker bikinan beberapa perempuan kelompok tersebut selain dijual kepada masyarakat gampong sendiri, juga sudah dijual keluar gampong sekitar karena stok masker di luar juga langka.
"Sebelumnya kita dapat informasi dari media sosial masyarakat saat ini kesulitan mendapatkan masker ketika Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mulai mewabah. Kemudian kita mencarikan solusi atas kelangkaan tersebut," ujar Keuchik Gampong Limo Blang, Julia kepada Lamurionline.com, Minggu (5/4).
Disebutkan, kemudian dirinya mengambil inisiatif dan menanyakannya kepada kelompok menjahit binaan BUM Gampong dengan membawa contoh masker yang biasa dijual di pasaran, apakah mereka mampu membuatnya, sekaligus sebagai upaya peningkatan ekonomi dan pemberdayaan kelompok.
"Mereka menjawab mampu dan meminta disediakan bahannya dari modal DD yang sudah dianggarkan. Lalu segera kita siapkan kain sesuai yang dipesan kelompok menjahit tersebut," ujar Julia.
Kini sudah dua pekan produksi masker berlanjut di Nena Konveksi binaan itu.
"Ternyata permintaan bukan hanya untuk masyarakat gampong, tapi juga dari luar gampong atau gampong sekitar, tapi karena mesin jahitnya terbatas, sehingga kita belum mampu memenuhinya secara maksimal. Tapi kita akan terus berupaya menjawab kebutuhan masyarakat," ungkap Keuchik Julia.
Karena itu pihaknya berharap bisa segera memenuhi kebutuhan itu dengan penambahan modal usaha bagi kelompok tersebut melalui anggaran dana desa tahun depan, sehingga bisa memenuhi permintaan masker dari luar maupun pesanan jahitan lainnya.
"Insya Allah kalau sudah ada tambahan modal usaha nantinya, kita mampu memenuhi banyaknya permintaan dari luar," pungkas Julia bersemangat. (*)
0 facebook:
Post a Comment