Oleh Anna Setiawati, S.Ag 
(Guru Bahasa Indonesia di MTsN 8 Aceh Besar)

Sejak Januari saat virus corona jenis baru ini diumumkan dapat menular antar manusia, dan sudah menjajah di berbagai negara lain selain Wuhan di China .Pada tanggal 14 Februari 2020, tercatat 1 kasus Positif  terinfeksi virus corona . Sejak saat itu Indonesia mulai merebak orang yang terpapar virus corona.Di Indonesia kasus ini pertama kali ditemukan pada dua warga Depok, Jawa Barat awal Maret lalu. Data hingga Sabtu, 28 Maret 2020 jumlah warga yang dinyatakan positif terkena virus corona mencapai 1.155 dan 102 di antaranya meninggal dunia.

Pemerintah menginstruksikan masyarakat salah satunya untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak. dan tidak keluar rumah. Bagi para pekerja diimbau untuk kerja dari rumah atau work from home(WFH) .Bila instruksi ini tidak dipatuhi, risiko penularan akan membesar.

Maka sejak tanggal 16 Maret 2020 ditetapkanlah upaya pencegahan Covid dengan meniadakan pembelajaran tatap muka dengan digantikann melaui daring/ Online. Sejak Maret lalu pemerintah resmi memutuskan proses balajar dan mengajar di sekolah dihentikan. Demi upaya memutus mata rantai penyebaran Virus Covid-19, anak-anak Indonesia harus belajar dari rumah.Hal ini tentu bukan hal yang mudah untuk mengubah metode belajar yang sudah terbiasa dengan suasana kelas bersama guru dan siswa lainnya.

Sejak tanggal 28 Januari sampai 28 Februari sudah ditetapkan Status Keadaan tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit akibat virus Corona, kemudian diperpanjang yang berlaku 91 hari sejak tanggal 29 Februari-29 Mei 2020.

Bagaimana solusi belajar di tengah wabah pandemic Virus Corona (Covid -19).Banyak aplikasi yang  direkomendasikan diantaranya: GOOGLE  HANGOUTS MEET, ZOOM, CISCO WEBEX, JITSI MEET, FACETIME, SKYPE, SLACK, GOOGLE DUO, WHATSAPP, GOTOMEETINGS.Aplikasi tersebut mempermudah proses pembelajaran secara online.Namun banyak kendala yang dihadapi dalam menjalankan aplikasi tersebut.

Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia memaksa orang untuk berdiam di rumah sehingga tidak dapat lagi melakukan aktivitas seperti biasanya, termasuk menuntut ilmu ke sekolah bagi para murid. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa harus dilakukan dengan cara inovatif, salah satunya dengan melakukan proses belajar mengajar secara online

Pembelajaran online merupakan hal baru dan menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian besar murid, guru maupun orang tua.Krisis ini merupakan masa adaptasi yang penuh kebingungan dan ketidakpastian. Banyak guru, orang tua, atau murid yang masih belum familier terhadap teknologi.Tidak sedikit orang tua dan murid harus berhari-hari untuk bisa login dengan aplikasi semisal E-belajar Kota Banda Aceh, E-Learning untuk siswa Madrasah dan banyak aplikasi yang berbeda-beda digunakan.Belum lagi kuota yang harus orang tua tanggung.Sebagian guru melakukan pembelajaran dari rumah ke rumah karena akses internet atau telepon tidak terjangkau untuk sebagian siswa.

Ada 7 tips  untuk guru yang disampaikan Mendikbud Nadiem Makarim dalam video kanal YouTube yang disiarkan bertepatan pada Hari Pendidikan Nasional 2020, Sabtu. 2 Mei 2020, yaitu (1) Jangan stres (2) membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil (3) guru bisa mencoba project based learning (4) Alokasikan lebih banyak waktu bagi murid yang tertinggal (5) Jangan Kejar Tayang (6) Jangan sering menyontek (“Jangan ragu untuk meminta pertolongan dari guru lain, jangan ragu untuk meminta best practice dari guru lain,”)Nadiem mengimbau kepada guru-guru yang telah lebih menguasai teknologi, untuk mengajak guru-guru lain untuk masuk dalam kelas virtual. Dengan demikian, guru bisa melihat dan menginspirasi dalam memberikan pelajaran kepada murid. (7) Have fun,” ujar Nadiem. Ia mengatakan bahwa mengajar memang tidak mudah. “Tapi siapa bilang harus membosankan?” katanya lagi.

Sejak pertengahan Maret 2020 kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. Pihak pengajar, dengan berbagai cara dan metode berusaha tetap mentransfer ilmu kepada anak didik. Namun ada berbagai tantangan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dalam kondisi krisis Covid-19 ini.

Tantangan terbesar dalam menghadapi perubahan drastis akibat pandemi Covid-19 adalah terus menggunakan akal sehat dalam menyaring berbagai informasi yang datang.Di samping itu, Mendikbud mengingatkan bahwa peran guru sebagai pendidik tidak akan pernah tergantikan dengan teknologi secanggih dan inovasi sebesar apa pin.

Orang tua sebaiknya mendampingi anak dengan cara (1) Ciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman, misalnya tidak ada suara televisi, musik keras atau percakapan yang lantang saat anak sedang bersiap untuk belajar atau sedang belajar (2) Ciptakan suasana positif yang mendukung proses belajar mengajar. Orang tua dapat mendampingi anak saat anak belajar online, mengerjakan tugas dari sekolah atau belajar mandiri (3) Berlakukan proses belajar mengajar di rumah dengan disiplin. Misalnya anak harus mulai belajar, istirahat, melanjutkan belajar, makan dan beribadah (4) Berikan ekspektasi yang realistis untuk waktu belajar anak, waktu belajar di rumah tidak harus sama dengan waktu belajar di sekolah (5) Orang tua jangan stres, pastikan kondisi orang tua baik sehingga dapat melaksanakan proses pendampingan dengan baik pula (6) Menyiapkan bahan-bahan bacaan di luar materi yang diajarkan secara online/ditugaskan oleh sekolah untuk menambah wawasan baru anak (7) Libatkan anak dengan berbagai aktivitas di rumah, misalnya membuat kue, memasak, membersihkan rumah, berkebun, bereksperimen dan kegiatan kreatif lainnya (8) Melakukan berbagai permainan edukatif yang melibatkan aktivitas fisik, misalnya bermain lompat tali, sit-up, main catur, bulu tangkis dan permainan lainnya (9) Pendampingan belajar mengajar bisa bergantian antara ibu dan ayah, sehingga pembagian peran orang tua dapat dilakukan dan anak akan mendapatkan suasana belajar yang berbeda (10) Melibatkan anak untuk membuat sebuah projek bersama. Misalnya membuat masker bersama, membuat hand sanitizer atau projek bersama lainnya yang mengasah kreativitas dan rasa ingin tahu anak (11) Membuat video belajar bersama seperti vlog youtube tentang kegiatan belajar dan mengajar.

Perpanjangan masa belajar di rumah karena imbas dari pandemi Covid-19 membuat banyak guru merindukan suasana belajar dengan para peserta didiknya di sekolah. Sudah pasti semua guru akan mendapat suntikan movitasi dan keikhlasan yang lebih dalam mengajar. Begitu pula saat para guru melihat siswa pulang sekolah. Kadang, tampilan wajah siswa yang mulai kusut menjelang pulang malah menjadi kelucuan tersendiri bagi guru. Lucu, sekaligus bangga karena berarti siswa tersebut sudah mengikuti pelajaran dengan sukacita.  


Setelah sekolah ditinggali, daring dan tugas mengambil alih. Siswa dipersilahkan memanfaatkan dengan sepenuh hati untuk belajar dari rumah. Barangkali, tak seseru saat mereka belajar di sekolah. Pasti ada kerinduan yang mendalam bagi siswa untuk bisa segera pergi ke sekolah. Terang saja, biar seperti apapun kondisi sekolahnya, biar segarang apapun guru-gurunya, tetap ada sesuatu yang spesial dan tidak ditemukan di rumah. Apakah itu tentang rindu jajan di kantin sekolah, tentang cerita seru, main bersama teman-teman di kelasnya, usil dikelas, nongkrong di taman sekolah, dengar nasihat-nasihat guru, salah satunya pasti membekas di pikiran siswa.



Walaupun seorang guru terkesan garang dan killer di sekolah, bukan berarti mereka tak suka melihat siswanya senyum, tertawa dan bahagia. Mungkin di depan siswa, guru jarang meluapkan emosi keceriaannya. Hal ini tidak lepas dari pertimbangan wibawa dan gengsi. Tapi di ruang guru? Beda kisahnya. Duduk satu meja bersama-sama guru akan menjadikan ruang cerita lebih terbuka, terutama tentang perkembangan siswa. 



Kadang cerita tentang perubahan drastis siswa, humor-humor siswa, hinggalah keaktifan mereka di kelas. Kadang pula, jika sedang jam istirahat beberapa guru sering mengamati siswanya dari kejauhan. Tentang siswa yang jajan di kantin, berlarian di lapangan, serta siswa yang sedang bercerita semuanya tampak menenangkan bagi guru. Pemandangan seperti ini tidak akan bisa ditemukan oleh profesi lain, tidak juga oleh media-media daring.



Saya sendiri begitu yakin dan percaya, pastilah semua guru merindukan suasana yang menyenangkan seperti ini.Bagi guru yang begitu mencintai profesinya, saya yakin hari ini tangan mereka sudah gatal-gatal untuk memegang spidol dan menyentuh bingkai papan tulis. Terang saja, situasi memegang spidol maupun menyentuh bingkai papan tulis dalam kelas seringkali menghadirkan ide-ide unik bagi guru. Dari sana juga mereka bisa berpikir dan menatap raut wajah para siswanya. Begitulah sedikit keindahan mengajar di dunia nyata.
Di dunia maya via daring mungkin juga indah dan seru, tapi keseruan itu masih terbatasi bahkan sering terganggu oleh sinyal dan peringatan sisa kuota yang masuk berkali-kali. Lagi, keindahan mengajar di dunia nyata bisa jadi penekanan bahwa sejatinya guru tidak bisa tergantikan. Biar bagaimanapun canggihnya teknologi, tetap saja kecanggihan itu tidak bisa menularkan karakter. Karena karakter mesti dikejar dengan pengalaman.



Namun apa daya, kondisi saat ini memaksa guru dan siswa untuk saling tidak bertatap muka di dunia nyata sebagai salah satu upaya memutus rantai penyebaran virus corona, sehingga hal tersebut harus dilakukan. Kita berdo’a agar musibah ini segera berlalu, agar Kerinduan guru dan siswa akan terbalaskan jika nanti mereka sudah mulai masuk sekolah.

Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19  telah memberi pelajaran bahwa belajar bukan hanya dari buku dan guru, melainkan juga dari situasi serta keadaan. Oleh sebab itu, metode pembelajaran juga berubah seiring dengan situasi saat ini.

Dalam suasana seperti ini kita belajar untuk patuh dan taat arahan dari pemerintah untuk social dan physical distancing. Ikhtiar dan doa kita semoga di dengar oleh Allah SWT. Begitu besar dampak Covid-19 di berbagai aspek.

Sejak tanggal 28 Januari sampai 28 Februari sudah ditetapkan Status Keadaan tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit akibat virus Corona, kemudian diperpanjang yang berlaku 91 hari sejak tanggal 29 Februari-29 Mei 2020, kemudian diperpanjang lagi sampai tahun ajaran baru 13 Juli 2020. Semoga mahasiswa, siswa SMA/MAN,SMP/MTs,SD/MI dan sekolah lanjutan lainnya yang lulus  tahun 2020 tidak berkurang kualitasnya karena Covid-19.Tidak ada ceremonial wisuda bukan hal yang esensi dalam suatu jenjang pendidikan,  tidak ada acara perpisahan ataupun jalan jalan setelah kelulusan juga tidak jadi masalah yang esensi,karena proses menuntut ilmu itulah yang penting untuk dilalui.

Semoga  dengan ditetapkan “New Normal” kita semakin sadar akan arti pentingnya menjaga kesehatan , karena menjaga kesehatan lebih baik daripada mengobati.Marilah kita selalu berdoa agar kita semua dijauhkan dari musibah dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT. 

“Tetaplah belajar dimanapun, kapanpun dengan cara apapun!!!”
SHARE :
 
Top