Oleh Juariah Anzib SAg
Dalam halaqah lanjutan yang disampaikan ustaz Muhammad Thaib pada live pengajian Masjid Asy Syuhasa Lampanah adalah tentang adap minum. Minum merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup kedua setelah oksigen untuk bernafas. Tanpa adanya oksigen, minuman dan makanan, makhluk hidup tidak akan bisa menjalani kehidupan. Dan tidak akan pernah ada yang namanya kehidupan.
Adapun adap minum yang disampaikan ust ada beberapa hal yaitu, pertama membaca basmalah dengan lafal Bismillahirrahmanirrahim. Kalimat ini merupakan kalimat pembuka dalam semua aktivitas umat Islam. Kalimat yang mengandung banyak keberkahan dan penghalang bagi syaithan yang ingin menggoda manusia dan ikut minum bersama dengan orang yang tidak membaca basmalah.
Hamba Allah yang selalu memujiNya akan terhindar dari rayuan syaithan yang selalu ingin menyesatkan manusia. Bila kita memulai minum dengan mengucap basmalah, maka syaithan tidak akan bisa ikut minum bersama kita.
Adap kedua minum dengan menggunakan tangan kanan. Menurut para ulama, minum dengan tangan kanan hukumnya wajib. Artinya haram hukumnya seorang muslim minum dengan menggunakan tangan kiri, kecuali darurat. Islam melarang umatnya mengikuti langkah-langkah syaithan, karena sesungguhnya syaithan itu makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri yang jorok.
Permainan syaithan selalu berada di tempat yang kotor dan menjijikkan, hingga kita dilarang bersifat kotor dan jorok, karena itu sifat syaithan. Tidak ada alasan bagi seorang muslim minum dengan tangan kiri, kecuali sedang sakit.
Bila kita ingin minum sementara tangan kanan kotor, maka pegang lah dengan tangan kiri tetapi tetap melibatkan tangan kanan dengan menopang sebisanya. Jika tidak, maka syaithan akan mengambil kesempatan untuk menyusup masuk ke dalam jiwa kita.
Adap ketiga adalah ketika minum hendaklah dalam posisi duduk. Selain anjuran dalam Islam, diantara faedah minum sambil duduk menurut ahli kesehatan adalah dapat mencegah penyakit ginjal dan lambung. Jika minum dalam posisi duduk, air akan mengalir melewati samping dan tidak langsung masuk ke usus dan lambung dengan tekanan berat.
Sedangkan dari segi agama, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah Rasulullah berpesan, "Jangan sekali-kali minum dalam keadaan berdiri. Barangsiapa lupa, maka hendaklah ia memuntahkannya kembali." Larangan Rasul ini hukumnya makruh Litanzi, yaitu perbuatan yang dibenci oleh Allah Swt.
Dalam hadits lain diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah Saw suatu ketika meminum air zamzam dalam posisi berdiri. Sebagian ulama menyatakan bahwa ketika itu Rasul tidak tersedia tempat duduk hingga Beliau berdiri.
Namun posisi tersebut hanyalah ketika meminum air zamzam saja, sedangkan ditempat lain, Rasulullah tidak pernah minum dengan posisi berdiri. Sebagian berpendapat bahwa minum air zamzam boleh dalam posisi berdiri.
Adap yang keempat adalah jika sedang minum, dianjurkan tiga kali teguk sekali bernapas. Maksudnya, Rasulullah menganjurkan ketika minum sunat hukumnya dalam setiap tiga teguk berhenti sejenak untuk bernapas, kemudian melanjutkan tiga teguk berhenti sejenak, begitu seterusnya. Sesuai hadits, "Sesungguhnya meminum seperti itu lebih memuaskan, lebih menyembuhkan dahaga dan lebih menyehatkan."
Adap kelima, tidak bernapas atau meniup ke dalam bejana. Islam menganjurkan minum yang tidak terlalu panas hingga tidak harus meniupnya terlebih dahulu. Karena meniup akan mencemari minuman dengan karbondioksida yang keluar dari dalam mulut kita.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abi Qatadah, Rasulullah Saw berpesan, "Apabila salah seorang minum, maka janganlah bernapas ke dalam bejana."
Ada baiknya minumlah dengan kondisi air yang hangat, karena air hangat dapat menyehatkan. Menurut ilmu kesehatan, meminum air hangat dipagi hari sebanyak dua gelas sebelum makan selama satu bulan secara teratur, Insya Allah dapat menyembuhkan penyakit jantung, lambung dan diabetes. Air hangat yang diminum harus sesuai dengan suhu tubuh.
Adap keenam, tidak minum dari tempat penyimpanan air. Rasulullah melarang meminum langsung dari mulut tempat penyimpanan air, atau memasukkan mulut tempat air seperti botol atau ceret ke dalam mulut. Hal ini dapat mendatangkan mudharat bagi tubuh, seperti tersedak atau menyulitkan maidah bekerja saat menerima tekanan air yang kuat. Jika hendak minum, tuanglah ke dalam teko, gelas, atau mangkok yang memudahkan untuk diminum.
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah Rasul melarang meminum dari mulut tempat penyimpanan air, karena air akan keluar dan masuk kerongkongan dengan tekanan yang kuat, hingga membawa mudharat.
Adap minum ketujuh adalah, orang yang membagi minuman harus memulai dari sebelah kanan. Rasulullah selesai minum dari bejana, maka Beliau memberikan kepada yang lain dari sebelah kananNya. Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik, suatu ketika Rasulullah dibawakan susu kepadaNya.
Setelah meminumnya, Rasulullah menyerahkan bejana minuman ke sebelah kanannya, yang kebetulan seorang Arab Badui, sedangkan disebelah kiriNya Abu Bakar, seorang sahabat yang sangat dekat denganNya dan sangat disegan oleh umat.
Namun Rasulullah tetap memberikan kepada orang Badui yang berada di sebelah kananNya, sambil berkata "ke kanan dan ke kana." Itulah diantara kehebatan Islam, tanpa pilih kasih dan perbedaan kasta. Semua dianggap sama dan sederjat, yang melebihi hanyalah keimanan dan ketaqwaan.
Ibnu Saad berkata, diberikan kepada Rasulullah sebuah bejana berisi air, Rasul meminumnya. Sedangkan yang duduk disebelah kananNya seorang 'ulam (anak laki-laki kecil). Rasul bertanya kepadanya, "Wahai 'ulam, bolehkah Aku memberikan air ini kepada orang yang lebih tua terlebih dahulu?" 'Ulam menjawab, saya tidak akan memberi izin kepada orang lain untuk minum setelah Rasulullah meminumnya. Maka Rasulpun memberikannya kepada 'ulam, karena itu adalah haknya." (HR Bukhari Muslim).
Adap kedelapan adalah orang yang menjamu minuman akan mendapatkan kesempatan minum paling terakhir. Rasulullah melarang seorang penerima tamu meminum untuk dirinya terlebih dahulu. Itu merupakan suatu sikap tidak bijaksana dan egois. Jiwa seorang pahlawan harus mementingkan kepentingan orang lain terlebih dahulu. Jika semua telah mendapatkan giliran, baru terakhir akan menikmatinya.
Adap minum terakhir adalah bersyukur membaca hamdalah dengan lafal Alhamdulillah Rabbil Alamin. Setelah minum, kita memuji Allah sang Maha Pemberi rahmat dan nikmat, hingga dapat merasakan nikmat dan manfaat minuman bagi tubuh. Bila kita bersyukur, maka Allah akan menambah nikmatNya, tetapi bila kita kufur, maka tunggulah sesungguhnya azab Allah sangatlah pedih. Hal ini dijelaskan Allah Swt di dalam Al Quran surat Ibrahim ayat 7.
Mari mengamalkan hal-hal yang terkadang kita abaikan. Hal yang merupakan suatu kebaikan sesuai syariat. Beradap dalam beraktivitas sehari-hari merupakan ibadah sunnah yang dapat membawa kepada kebaikan dan kemuliaan. Tidak terasa berat jika kita melakukan dengan keikhlasan dan pembiasaan secara rutin tanpa paksaan. Bahkan akan menjadi suatu kenikmatan tersendiri dan kesenangan yang menentramkan jiwa.
0 facebook:
Post a Comment