lamurionline.com -- Kota Jantho : Majelis Adat Aceh Kabupaten Aceh Besar menyelenggarakan lomba Susun Ranup dan Peu Ayon Aneuk antar Kecamatan di Aceh Besar, lomba dilaksanakan selama dua hari, dimulai pada Selasa dan Rabu (7-8/12/2021 di Gedung Dekranasda Aceh Besar, Gampong Gani, Kecamatan Ingin Jaya.
Ketua MAA Aceh Besar, Asnawi Zainun, SH pada kesempatan tersebut mengatakan, lomba ini digelar sebagai upaya menjaga tradisi dan adat budaya yang ada di Aceh. "Melalui lomba ini kita ingin menjaga adat dan budaya yang kita miliki, agar tidak hilang ditelan masa," katanya, Selasa (7/12/2021).
Ketua MAA Kabupaten Aceh Besar Asnawi Zainun, SH memberikan sambutan dan laporan panitia lomba Merangkai Ranup dan Peu Ayon Aneuk yang diselenggarakan di Gedung Dekranasda Aceh Besar, di Gampong Gani, Kecamatan Ingin Jaya, Selasa (7/12/2021). FOTO/ ABDUL MUIZ
Ia juga mengatakan, menyusun ranup ini juga bisa menjadi pendapatan bagi masyarakat, karena dalam adat pernikahan yang ada di Aceh ranup menjadi hal yang dibutuhkan sebagai salah satu bawaan yang harus tersedia. "Secara ekonomi, menyusun ranup ini memiliki nilai ekonomi, karena menjadi hal yang harus ada dalam adat pernikahan, secara tidak langsung akan ada masyarakat yang membutuhkan atau memesan," ujarnya.
Selain menyusun ranup, lomba Peu Ayon Aneuk juga merupakan adat dan budaya Aceh yang sedikit mulai dilupakan, padahal kebiasaan meu ayon aneuk memiliki nilai sejarah dan pendidikan yang tinggi. "Kita tahu, bahwa dalam meu ayon aneuk ada syair-syair yang mengandung nilai agama sebagai pondasi pendidikan agama bagi anak-anak, sayangnya kebiasaan ini sedikit memudar ditengah masyarakat Aceh," ungkapnya
Hal senada juga diungkapkan oleh ketua TP-PKK Kabupaten Aceh Besar Hj Rahmah Abdullah SH saat membuka kegiatan tersebut, menurutnya seiring perkembangan zaman juga perkembangan digital saat ini, banyak sekali adat dan budaya yang mulai memudar.
"Kita bukan tidak menerima atau membuka diri dengan perkembangan zaman, namun sebagai pemegang tongkat estafet warisan budaya yang ditinggalkan indatu kita harus menjaga budaya kita, sangat disayangkan, seiring perkembangan zaman ini banyak sekali adat dan budaya ini mulai memudar, dan ini jangan sampai terjadi di Aceh Besar," jelasnya.
Rahmah juga mengatakan, lomba menyusun ranup ini perlu dilakukan sebagai benteng dari pengaruh budaya luar, selain itu ini merupakan identitas budaya Aceh yang tidak boleh luntur oleh perkembangan zaman. "Ini perlu untuk dilakukan, agar identitas budaya kita tidak luntur oleh perkembangan zaman," terangnya.
Menurutnya, Aceh Besar memiliki adat dan budaya yang beraneka ragam, oleh karenanya masyarakat Aceh Besar harus berbangga dengan keaneka ragaman adat budaya yang dimiliki. "Masyarakat Aceh Besar yang dikenal memiliki adat budaya yang beraneka ragam, kewajiban kita adalah menjaga dan terus melestarikan, karena adat dan budaya bisa menjadi aset yang mahal nilainya, selain itu juga dapat membentuk budi pekerti masyarakat yang tangguh serta menjadi penopang utama perkembangan ekonomi dan industri wisata di Aceh Besar apabila mampu kita kelola dan kemas dengan baik," tegasnya.
Oleh sebab itu, Rahmah mengajak masyarakat Aceh Besar untuk terus mengkaji dan mengembangkan kreatifitas serta mengaktualisasi adat budaya, agar adat budaya yang dimiliki menjadi identitas bagi daerah. "Pengkajian, pengembangan kreatifitas dan aktualisasi menjadi metode penting dalam menjaga identitas adat dan budaya yang kita miliki," pungkasnya.(Cek Man)
0 facebook:
Post a Comment