Foto : ilustrasi banjir |
Karya Hamdani Mulya
Belum kering air mata
berderai mengenang tsunami
Mata air bah datang menghanyutkan negeri
Menumpahkan secangkir air mata seorang ibu
Menangisi kepergian buah hatinya
bersama mata air mengalir deras itu.
Mata air mengalir deras laksana air mata seorang bapak kehilangan sapi peliharaan, kambing, dan ayam jantannya dihanyutkan banjir
meninggalkan luka di jantungnya.
Banjir itu laksana kiriman surat dari Tuhan
kepada hamba-Nya
agar senantiasa kita rukuk
serta sujud pada-Nya
Surat tak tertulis
Namun terbaca pada tanda-tandanya
Bagi hamba yang punya pikir
selalu merenungi ciptaan Allah Yang Maha Kuasa.
Aceh Utara, 3 Januari 2022
Hamdani Mulya adalah guru SMAN 1 Lhokseumawe. Penulis buku Sajak Secangkir Air Mata tahun 2019.
0 facebook:
Post a Comment