Anggota Badan BMA, Dr. Abdul Rani Usman M.Si mengatakan, program beasiswa penuh kategori tahfidh ini merupakan salah satu program unggulan BMA dari senif Ibnu Sabil. Sasaran penerimanya adalah anak-anak dari keluarga kurang mampu di Aceh, terutama yang berdomisili di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Selain untuk mempopulerkan pendidikan Al-Qur’an dan menjaga agar siklus penghafal Al-Qur’an tidak terputus, lanjut Abdul Rani, program ini dimaksudkan agar pendidikan penghafal Al-Qur’an tidak lagi eksklusif hanya untuk keluarga mampu.
“Anak-anak dari keluarga kurang mampu yang memiliki potensi juga diberi akses untuk menjadi penghafal Al-Qur’an melalui beasiswa dari zakat,” katanya.
Ia menjelaskan, tujuh penghafal Al-Qur’an yang diwisuda ini merupakan santri yang biaya pendidikannya ditanggung penuh oleh dana zakat di Baitul Mal Aceh. Mereka dibiayai selama tiga tahun, sejak masuk ke SMP Al-Athiyah pada 2019 hingga lulus pada 2022. Total dana zakat yang disalurkan untuk biaya pendidikan tujuh santri ini mencapai Rp 428,4 juta dengan rincian biaya per anak masing-masing Rp 20,4 Juta per tahun.
“Selain biaya SPP dan asrama, dana zakat tersebut juga kita salurkan untuk uang saku mereka. Setiap bulan masing-masing anak mendapat uang saku Rp 400 ribu. Sehingga, beban finansial keluarga anak-anak ini untuk masalah pendidikan mereka benar-benar dapat kita kurangi,” urai Abdul Rani.
Adapun tujuh santri binaan SMP Plus beserta rincian hafalan yang diwisuda Dayah Al-Athiyah tersebut adalah: Rihan Qaula Syifa (hafal 30 juz, predikat mumtaz), Quratun Aini (hafal 30 juz, predikat jayyid), Ghea Pinkan Matalatta (hafal 30 juz, predikat jayyid jiddan), Rizki Putra Bahagia (hafal 30 juz, predikat jayyid jiddan), Muhammad Fahril (hafal 30 juz, predikat jayyid), Iriansah (hafal 20 juz, predikat jayyid), dan Muhammad Syauqi (hafal 30 juz, predikat jayyid jiddan).
Selain tujuh santri tersebut, saat ini masih ada 33 santri calon penghafal Al-Qur’an lain yang sedang menempuh pendidikan di Dayah Al-Athiyah. Masing-masing 16 orang tigkat SMP dan 17 orang tingkat SMA.
“Kami berterimakasih kepada seluruh muzaki yang telah menyalurkan zakat melalui Baitul Mal Aceh. Alhamdulillah, zakat tersebut telah dirasakan manfaatnya. Semoga untuk setiap huruf Al-Qur’an yang dibacakan anak-anak ini akan mengalirkan pahala yang terus-menerus kepada seluruh muzaki,” harap Abdul Rani.
Sementara itu, salah satu wisudawan penghafal 30 juz Al-Qur’an binaan BMA, Quratun Aini asal Kajhu Aceh Besar menyampaikan rasa terimakasih kepada muzaki yang telah membantu pendidikannya. Ia berharap program ini terus ada dan membantu lebih banyak anak dari keluarga prasejahtera seperti dirinya.
Ketika ditanya tentang rencana pendidikan selanjutnya, Quratun belum bisa memastikan karena kontrak beasiswa penuh dari zakat BMA sudah selesai. “Inginnya tetap sekolah di pesantren tahfidh biar bisa tetap menghafal, tapi lihat biaya nanti. Ada adik yang saat ini juga sekolah di pesantren. Jadi, masih belum tahu pasti,” katanya. (Smh/Rel)
0 facebook:
Post a Comment