"Al-Qur'an sangat penting dibaca dan diamalkan oleh seorang muslim. Karena, Al-Qur’an adalah kitab suci seorang muslim yang berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Al-Qur’an menjelaskan cara untuk memperoleh kebahagiaan dan keselamatan tersebut."
"Al-Qur’an mengatur semua kehidupan manusia dalam segala bidang baik agama, sosial, politik, ekonomi, hukum, moral, pendidikan, negara, pemerintahan, dan lainnya. Semua persoalan manusia itu diatur dalam Al-Qur’an dari mulai persoalan yang kecil sampai persoalan yang besar. Tujuannya agar manusia mendapat kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.”
"Oleh karena itu, seorang muslim diperintahkan untuk membaca Al-Qur'an dan beriteraksi dengannya, baik dengan memahaminya (mentadabburinya), mendengarnya, menghafalnya, mempelajarinya, mengajarkannya, dan mengamalkannya."
"Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sangat ditentukan dari sejauh mana interaksi dan kedekatan kita dengan Al-Qur’an. Semakin dekat dan sering interaksi kita dengan Al-Qur’an, maka hidup kita akan bahagia di dunia dan akhirat. Semakin jauh dan jarang interaksi kita dengan Al-Qur’an, maka hidup kita akan menderita di dunia dan akhirat."
Nasehat ini disampaikan oleh Ustaz Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA dalam ceramahnya pada acara pengajian di Masjid At-Taqwa Gampong Panton Pawoh Kecamatan Labuhan Haji Barat Kabupaten Aceh Selatan pada hari Jum'at malam (5/7/22) ba'da isya. Pengajian dengan mendatang penceramah dari Banda Aceh ini mengangkat topik "Pentingnya Membaca Al-Qur'an dan Berintetaksi Dengannya."
Acara pengajian yang dimoderatori langsung oleh imam rawatib ustaz Hafizan, Spd.i. ini dihadiri lebih kurang 200 orang jama'ah. Turut hadir pada pengajian ini pimpinan pesantren Al-Munjiya ustaz Fauzan, koordinator shuling Abdiya Ir. Zuhardi, Ketua Pemuda Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Selatan Masrijal, para tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Ustaz Yusran yang juga sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Syahkuala Banda Aceh menambahkan bahwa membaca Al-Qur'an dan berinteraksi dengannya merupakan ibadah sehingga diberikan pahala yang besar.
“Selain itu, membaca Al-Qur'an dan berinteraksi dengannya merupakan ibadah sehingga diberi pahala. Oleh karena itu, para ulama mendefinisikan Al-Qur'an dengan kalamullah (perkataan Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallahu 'alaihi wa sallam melalui malalikat 'alaihis salam, yang ditulis dalam mushaf, dan membacanya merupakan ibadah."
"Allah ta'ala dan Rasul-Nya memerintahkan umat Islam untuk membacanya, memahaminya, menghafalnya, mendengarnya, mempelajarinya, mengajarkannya, dan mengamalkannya. Maka membaca dan berinteraksi dengan Al-Qur'an merupakan ibadah. Ini yang membedakan Al-Qur'an dengan bacaan lain. Membaca bacaan lain tidak mendapat pahala, karena bukan ibadah," ujar Ustaz Yusran.
Selanjutnya Ustadz Yusran yang juga Doktor Fiqh dan Ushul Fiqh pada International Islamic University Malaysia (IIUM) menjelaskan hukum membaca Al-Qur'an dan berinteraksi dengannya."
"Membaca dan mengamalkan Al-Qur'an adalah kewajiban bagi setiap muslim. Hukumnya wajib ‘ain. Sama seperti kewajiban lainnya seperti shalat lima waktu, puasa Ramadhan, membayar zakat dan berhaji bagi yang mampu."
"Begitu pula memahami (mentadabburi), menghafal, mendengarkan, mengajarkan, dan mempelajari Al-Qur'an. Karena, tidak mungkin mengamalkan Al-Qur'an tanpa melakukan hal ini. Hal ini sesuai dengan kaidah Fiqh, "Maa laa yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib” (apa yang tidak sempurna suatu kewajiban melainkan dengannya maka hukumnya wajib)."
“Selain itu, membaca Al-Qur'an dan berinteraksi dengannya adalah tuntutan iman. Maka hukumnya wajib 'ain. Iman kepada Al-Qur'an yang merupakan salah satu rukun iman mewajibkan seorang muslim untuk membaca Al-Qur'an dan beriteraksi dengannya. Ini bukti iman seseorang. Iman itu tidak hanya diyakini dan diucapkan, namun harus ada amal nyata sebagai bukti keyakinan dan ucapannya tersebut."
"Menurut para ulama Ahlussunnah wal jama’ah, iman adalah meyakini dengan hati (tashdiqun bil qalbi), mengucap dengan lisan (iqrarun bil lisan), dan mengamalkan dengan anggota tubuh (amalun bil jawarih). Maka, bukti seseorang beriman kepada Al-Qur'an adalah dengan membaca Al-Qur'an dan berinteraksi dengannya. Oleh karena itu, belum dikatakan seseorang itu muslim jika ia tidak membaca dan berinteraksi dengan Al-Qur'an,” ujarnya.
"Banyak keutamaan membaca Al-Qur'an dan berinteraksi di antara yaitu: Pertama; mendapatkan syafaat pada hari Kiamat. Kedua; orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an adalah orang terbaik di sisi Allah ta'ala. Ketiga; Orang yang pandai membaca Al-Qur'an, disediakan tempat di surga bersama para malaikat. Keempat; Ditinggikan derajat. Kelima; mendapat pahala yang berlipat ganda. Keenam; mendapat sakinah (ketenangan hati). Ketujuh; Dicurahkan rahmat oleh Allah ta'ala. Kedelapan; Didoakan oleh para malaikat. Kesembilan; Dibanggakan oleh Allah ta'ala di sisi para makaikat-Nya.."
"Sungguh beruntung orang yang membaca Al-Qur'an dan berinteraksi dengannya. Dan sungguh merugi orang yang tidak membaca Al-Qur'an dan tidak berintetaksi denganmya."
Ustaz Yusran sangat menyayangkan perilaku sebahagian umat Islam yang meninggalkan Al-Qur'an. Menurutnya, mereka telah disibukkan dengan berbagai aktivitas dan kesibukan dunia yang melalaikan diri mereka dari membaca, memahami, mendengar, menghafal, mempelajari, dan mengajarkan Al-Qur’an.
“Sangat disayangkan, masih banyak umat Islam yang meninggalkan Al-Qur’an dengan berbagai alasan kesibukan seperti sekolah, kampus, kantor, jualan, bisnis, dan sebagainya."
"Selain itu, ada juga yang disibukkan dengan tontonan televisi dan berbagai macam hiburan lainnya. Bahkan, setiap harinya disibukkan dengan gadget/handphone dari pagi sampai malam."
“Inilah penyakit umat Islam saat ini yang membahayakan individu dan masyarakat muslim dan umat Islam secara umum. Akibat meninggalkan Al-Qur'an, timbul berbagai maksiat dan penyimpangan agama berupa paham sesat, syirik, bid'ah, tahayul, khurafat, kezhaliman, dan banyak maksiat lainnya. Selain itu, umat Islam menjadi lemah, hina dan dijajah oleh musuh-musuh Islam. Di samping itu, negara menjadi miskin dan tidak sejahtera."
"Malulah jika ada seorang yang mengaku dirinya muslim tapi tidak membaca Al-Qur'an dan tidak pula berinteraksi dengannya, apalagi tidak mengamalkannya. Ini sama saja seperti orang munafik yang mengaku muslim tapi tidak beriman kepada Al-Qur'an. Sama juga dengan orang kafir lainnya. Sama-sama tidak beriman kepada Al-Qur'an. Maka membaca Al-Qur'an dan berinteraksi dengannya itulah bukti Islam dan iman seseorang. Inilah yang membedakan seorang muslim dan munafik atau kafir."
Di akhir ceramahnya, ustaz Yusran yang juga Wakil Ketua Majelis Pakar Parmusi Provinsi Aceh mengajak dan memotivasi umat Islam khususnya para jama'ah yang berhadir di masjid At-Taqwa untuk senantiasa membaca Al-Qur'an dan berinteraksi dengannya.
"Semua interaksi dengan Al-Qur’an pasti menjadikan orangnya mulia, berkah, dan bahagia. Karena Allah ta'ala sangat mencintai orang yang membaca Al-Qur'an dan berinteraksi dengannya. Dengan ridha Allah ta'ala, kita akan bahagia dan selamat di dunia dan akhirat."
"Oleh karena itu, mari kita senantiasa membaca Al-Qur'an dan berinteraksi dengannya serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar kita mendapat cinta dan ridha Allah ta'ala."
"Semoga kita termasuk orang-orang pecinta Al-Qur'an yang senantiasa membacanya dan berinteraksi dengannya, agar kita mendapat kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat serta meraih berbagai keutamaan membaca Al-Qur'an dan interaksi dengannya," pungkas ustaz Yusran yang juga anggota Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara.
0 facebook:
Post a Comment