lamurionline.com -- Banda Aceh – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbdupar) Aceh melalui UPTD Museum Aceh bersama sejumlah perpustakaan dan penerbitan menggelar Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh pada 1-5 Agustus 2022 di Kompleks Museum Aceh, Banda Aceh.
Acara yang mengusung tema “Budaya Literasi Bangkitkan Generasi” ini resmi dibuka pada Senin (1/8/2022).
Penjabat Gubernur Aceh dalam sambutannya yang diwakili Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal menyampaikan pameran ini dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya literasi masyarakat Aceh, terutama generasi muda di Tanah Rencong.
“Kemajuan teknologi yang semakin canggih memunculkan kekhawatiran kurangnya budaya literasi kepada generasi muda khususnya Aceh. Ini menjadi tugas kita bersama, terutama orang tua sebagai penanggung jawab bagi generasi bangsa,” sebut Almuniza.
Ia menerangkan, tingkat literasi yang rendah adalah kondisi darurat yang harus diatasi oleh semua pihak yang bertanggung jawab dalam dunia pendidikan dan kebudayaan. Karena itu, Pemerintah Aceh melalui Disbudpar Aceh berkomitmen untuk terus meningkatkan budaya literasi melalui berbagai kegiatan edukatif.
“Museum Aceh merupakan salah satu lembaga edukasi yang berfungsi menjaga warisan sejarah dan budaya, memiliki andil memberi edukasi kepada masyarakat Aceh dengan membuat kegiatan pameran literasi seperti hari ini,” ujarnya.
Almuniza menuturkan, dengan berliterasi akan membuka cakrawala berpikir yang luas bagi seseorang, sehingga mampu meningkatkan SDM yang berkualitas.
“Semoga dengan terlaksananya Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh tahun 2022 oleh Museum Aceh ini dapat menumbuhkan minat membaca generasi kita, sehingga budaya literasi akan melekat kepada masyarakat Aceh,” ujarnya.
Pembukaan Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh 2022 diawali dengan penampilan seni kolaborasi pembacaan puisi dan hikayat dari grup Seueng Samlakoe.
Penampilan yang digawangi penghikayat Aceh, Medya Hus ini membawa kesyahduan bagi seluruh tamu undangan yang terdiri dari lintas instansi, sekolah, dan lembaga.
Libatkan 9 Perpustakaan dan 6 Penerbit
Kepala Museum Aceh, Mudha Farsyah menambahkan, Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh 2022 dipusatkan di area terbuka kompleks museum.
Kegiatan tersebut dikemas dalam serangkaian kegiatan yaitu pameran buku, bazar buku, kajian literasi, dan pembagian doorprize kepada pengunjung.
“Pameran ini gratis, terbuka untuk umum mulai dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore,” kata Mudha.
Dia menyebutkan, ada 9 perpustakaan yang mengisi stan pameran buku sejarah dan budaya Aceh, yaitu Perpustakaan Museum Aceh, Perpustakaan Universitas Syiah Kuala, Perpustakaan UIN Ar-Raniry, Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Perpustakaan Badan Arsip Nasional (BAST-ANRI), Perpustakaan Museum Ali Hasjmy, Perpustakaan Lembaga Wali Nanggroe Aceh, Perpustakaan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh, dan Perpustakaan Majelis Adat Aceh (MAA)
Selain itu, tambah Kepala Museum Aceh, ada 6 penerbit yang mengisi stand bazar buku, yakni USK Press, Ar – Raniry Press, Bandar Publishing, Gramedia Aceh, IKAPI Aceh, dan Erlangga Banda Aceh.
“Para mitra kita dari perpustakaan dan penerbitan ini menghadirkan koleksi terbaik mereka, khususnya mengenai sejarah dan budaya Aceh, yang sangat sulit ditemui di perpustakaan dan penerbit lain. Jadi, pameran ini adalah kesempatan terbaik untuk mengenal Aceh lebih jauh,” kata Mudha Farsyah.
Tak hanya itu, tambah Mudha, kegiatan kajian literasi dalam pameran ini menghadirkan lima topik menarik yang jarang dikaji secara umum, yaitu Literasi Hikayat, Tasawuf, Fikih, Ilmu Falak, dan Literasi Obat-obatan.
Ragam topik kajian naskah ini secara berurutan berlangsung setiap harinya, dari tanggal 1-5 Agustus 2022, mulai pukul 14.00 WIB sampai 16.00 WIB di Museum Aceh.
Amatan di lokasi, Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh 2022 oleh Museum Aceh ini langsung mendapat antusias pengunjung. Rombongan siswa dari berbagai sekolah di Banda Aceh mengunjungi pameran ini.
“Pameran literasi ini cukup bagus, karena jarang ada pameran yang menampilkan langsung koleksi buku asli, seperti buku berbahasa Belanda, buku karya Snouck Hurgronje yang legendaris itu juga ada di sini, juga berbagai buku mengenai sejarah dan budaya Aceh lainnya,” kata Siswa MAN Model Banda Aceh, Hafizh RH.
Sementara itu, Duta Baca Universitas Syiah Kuala (USK) tahun 2022, Rahma Dhiyaa Sausan mengatakan, Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh 2022 sangat menarik dan kegiatan seperti ini harus sering diadakan setiap tahunnya.
“Dengan mengundang berbagai pihak ke pameran ini seperti siswa SD, SMP, SMA, dan lainnya, itu akan meningkatkan kembali minat literasi mereka terhadap buku secara nyata (fisik), bukan dalam bentuk pdf atau Youtube, walaupun kita tahu itu akan memberikan dampak positif. Akan tetapi, buku-buku fisik seperti ini masih sangat dibutuhkan untuk lebih meningkatkan minat literasi masyarakat terutama para siswa,” pungkas Sausan. (Cek Man/Muiz/Rel)
0 facebook:
Post a Comment