Dalam pengajian selama 40 menit dan diikuti oleh para pengurus Dewan Dakwah Aceh, mahasiswa ADI Aceh, muallaf binaan Dewan Dakwah Aceh, dan jamaah umum lainnya, anggota DPR Aceh daerah pemilihan Aceh Besar, Banda Aceh dan Sabang itu menyampaikan sebuah kutipan dari Imam Ash Syahid Hassan Al Banna dalam Risalatul Ta’lim, yaitu “kami adalah dai sebelum segala sesuatu atau sebelum segala sesuatu, kita adalah dai”.
“Berangkat dari kutipan tersebut, sehingga tugas-tugas dai dan dakwah itu sebenarnya telah melekat pada setiap orang. Dan ini merupakan wujud kalau seandainya kita sebagai seorang muslim yang taat ingin mendapatkan pahala yang banyak dari Allah SWT, maka harus melekat pada diri pribadi bahwa kita ini adalah dai,” kata Tgk Irawan.
Ia menjelaskan bahwasanya tugas sebagai dai itu sudah melekat pada diri manusia sebelum ianya mempunyai jabatan-jabatan apapun lainnya. Sehingga peluang sebagai dai itu, ada pada setiap orang dengan amanah yang diberikan dan tinggal lagi apakah orang tersebut menjalankan dan melaksanakan tugas sebagai dai atau tidak.
“Jadi tugas sebagai dai itu tidaklah terbatas nanti ketika sudah menjadi anggota dewan, anggota parlemen, menjadi seorang pejabat atau dosen, baru akan berdakwah,” kata Tgk Irawan.
Wakil Ketua Fraksi PKS itu menekankan, yang harus digarisbawahi bahwa kewajiban melaksanakan dakwah itu lahir pada setiap manusia sebagai orang yang beriman kepada Allah. Hal tersebut sesuai dengan Surat Ali ‘Imran Ayat 104, yaitu Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
“Surat Ali ‘Imran Ayat 104 ini menunjukkan bahwa tidak semua orang yang lahir didunia ini untuk mengemban misi dakwah dalam kehidupannya. Hanya sebagian saja diantara kita,” kata Tgk Irawan.
Ia mencontohkan, misalnya ada yang berpofesi sebagai manajer klub sepakbola atau presiden dalam satu cabang olahraga. Seandainya mengemban misi dakwah maka dalam olahraga pun harus memasukkan nilai-nilai bagaimana dakwah dalam berolahraga walaupun tidak sempurna dan tidak maksimal seluruhnya.
Selain itu, lanjut Tgk Irawan, harus digarisbawahi juga bahwa asas utama daripada dakwah itu mengajak kepada persatuan dan bukan memecah belah ummat. Dan ini menjadi penting sehingga tugas dai itu akan melekat kepada kita dan menjadi rahmad bagi semuanya.
“Walaupun terkadang berbicara tiori dan narasi terkesan lebih mudah daripada praktik termasuk juga dalam tugas dakwah. Karena tugas-tugas dakwah itu juga mempunyai tantangan dan hambatan dimana prosesnya itu membutuhkan kesabaran dan penguatan lainnya. Semoga tugas kita sebagai dai akan dimudahkan,” tegas Tgk Irawan Abdullah.
Sementara itu Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh mengatakan program Shalat Subug Berjamaah dan Kajian Bersama Dewan Dakwah Aceh (SABDA) rutin dilaksanakan pada setiap subuh jumat. Kajian tersebut diisi oleh berbagai narasumber dari semua lapisan yang kompeten dibidangnya dengan topik yang berbeda-beda sesuai kondisi kekinian.
“Alhamdulillah, program dakwah SABDA ini sudah berlangsung selama dua tahun. Kita berharap akan terus berjalan sehingga menjadi motivasi bagi kita untuk senantiasa berdakwah di jalanNya,” pungkas Prof Muhammad AR. (murdani/rel)
0 facebook:
Post a Comment