lamurionline.com -- Lhokseumawe- Perkumpulan Rumah Seni Asnur (Perruas) daerah Aceh terbitkan buku sehimpun puisi berjudul Rincong Kata. Buku yang berisi puisi karya guru Aceh dan anggota Perruas Provinsi Aceh itu diterbitkan oleh Penerbit Perruas yang berpusat di Depok, Jawa Barat, pada November 2022.
Buku Rincong Kata ditulis oleh 34 anggota Perruas Aceh setelah dibimbing dan diasuh oleh sastrawan nasional Asrizal Nur (Asnur) yang berdomisili di Depok. Asrizal Nur sebagai ketua Perruas Pusat ikut andil besar dan memberikan kata sambutan dalam buku setebal 210 halaman ini.
Asrizal Nur dalam kata sambutan buku memaparkan bahwa tujuan penerbitan buku ini untuk mengetahui sejauh mana minat, bakat, dan potensi anggota Perruas Aceh dalam menulis puisi. Serta mengajak penulis mengangkat budaya, kekayaan dan keindahan alam daerahnya sehingga dikenal banyak orang sebagai kekayaan bangsa.
Asrizal Nur mengajak anggotanya untuk semangat terus, jangan berhenti, terus memperkuat puisinya dengan demikian akan mengangkat derajat penulis oleh puisinya.
"Sebab, bukan penyair yang melahirkan puisi, tetapi puisi yang melahirkan penyair. Sukses selalu." ungkap Asrizal Nur memberi motivasi.
Buku bergambar topi khas Aceh, kupiah meukeutop dan rencong di sampul ini juga berisi puisi kearifan lokal Aceh. Di dalamnya sarat pesan moral yang dapat dipetik oleh pembaca. Membaca buku ini pembaca seperti diajak mengenal Aceh secara akrab. Pembaca diajak menjelajahi Aceh secara utuh agar mengenal pahlawan Aceh yang gagah berani dengan senjata tradisional rencongnya, seperti Cut Nyak Dien dan Cut Nyak Meutia. Berisi puisi kisah tsunami Aceh, bercerita makanan tradisional, keindahan alam Aceh, serta merekam kemegahan Aceh tempo dulu.
Ibu Sabariah sebagai koordinator Perruas Aceh bersama Bapak Ali Arif Kusas guru dan pegiat literasi adalah sosok yang berjasa mengajak semua anggota Perruas Aceh menulis, sehingga buku ini dapat diterbitkan.
Salah satu puisi bertema pahlawan yang dimuat dalam buku ini berjudul "Wanita dari Negeri Pasai" Karya Hamdani tertera pada halaman 74 berikut:
Lhokseumawe, 18 September 2021
Begitulah para penulis bercerita dengan menggunakan pena. Kisah kehidupan diukir dengan tinta emas dalam monumen buku yang dituangkan dalam bait-bait puisi indah. Semoga selalu tersimpan di hati pembaca dan menjadi dokumenter di rak-rak buku koleksi Pustaka. Selamat membaca.
Kaya Hamdani Mulya dipublikasikan di harian Serambi Indonesia, Kutaradja, Waspada, Haba Rakyat, Majalah Fakta, Santunan Jadid, Seumangat BRR, Meutuwah Diklat, Suara Darussalam, Al-Huda, dan di beberapa website (blog) media online seperti: http://forumpenulisaceh.blogspot.com
Puisi Hamdani Mulya dimuat dan terkumpul bersama sastrawan Aceh dan nusantara dalam buku antologi puisi Dalam Beku Waktu (ASA, 2003), Yogya dalam Nafasku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016, antologi puisi sastrawan Indonesia, Malaysia, dan negeri rumpun Melayu), Aceh 5:03 6,4 SR (FAM, Kediri, 2017), Gempa Pidie Jaya (Imaji, Jakarta, 2017), Peduli Hutan (Tuas Media, Kalimantan, 2016), dan kumpulan puisi Pelestarian Alam (2016).
Hamdani adalah guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Lhokseumawe. Selain menjadi guru juga menjadi juri ajang lomba baca puisi dan bercerita bagi siswa. Guru yang penulis buku ini juga penggiat literasi sekolah. Hamdani merupakan penulis buku Cerdas Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Unimal Press Lhokseumawe tahun 2011. Sejak awal tahun 2022 Hamdani aktif menjadi anggota Perkumpulan Rumah Seni Asnur (Perruas) Provinsi Aceh.
0 facebook:
Post a Comment