“MCK darurat ini terdiri dari 4 unit pintu, 1 fasilitas untuk cuci dan juga 1 toren air,” kata Distribusi Program Laznas AQL, Siti Maria Ulfa, Senin (5/12).
Bagi penyintas di lokasi pengungsian, keberadaan MCK sangat krusial. Ratusan bahkan ribuan orang harus antri mendapatkan air bersih. Belum lagi berbagai keperluan lain seperti mandi dan mencuci pakaian. Itu menciptakan suasana tak kondusif, apalagi jika fasilitas MCK cenderung terbuka.
Laznas AQL membangun MCK darurat tersebut dengan konsep dinding tertutup. Empat pintu berjejer saling tersambung dan dilengkapi fasilitas tempat mencuci di samping kanan. Dengan lantai yang terbuat dari semen, para penyintas tak perlu merasa risih saat hujan turun.
Selain MCK darurat di daerah Tegallega, Laznas AQL juga mendistribusikan toren-toren air di beberapa posko bencana, seperti di Posko Desa Gasol dan Posko Cimaja, Cugenang. Toren-toren air tersebut digunakan sebagai penampungan fasilitas air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para penyintas bencana, salah satunya digunakan sebagai fasilitas air wudhu.
“Untuk jangka panjang ke depannya, Laznas AQL berencana membangunkan fasilitas MCK untuk mushola dan pesantren yang terkena dampak gempa bumi Cianjur,” ucap Siti Maria.
Siti Maria menjelaskan, pembangunan fasilitas MCK darurat dan air bersih untuk penyintas bencana ini merupakan bagian dari program Mata Air Kehidupan. Program ini merupakan upaya lembaga zakat yang didirikan KH Bachtiar Nasir itu mengalirkan air bersih ke pelosok-pelosok negeri. Terutama, di daerah terpencil dan terpinggirkan.
Program Mata Air Kehidupan sudah menjalankan program di daerah terpencil Jawa Timur seperti Ngawi, Pacitan, dan Sragen. Sudah ada pula di Magelang, Sukabumi, Jonggol, dan Bogor di Jawa Barat hingga Boyolali di Jawa Tengah. (Sayed M. Husen)
0 facebook:
Post a Comment