PAI Kabupaten Aceh Besar, Amiruddin mengatakan kompetensi literasi digital dapat membuat PAI mampu mengisi ruang kosong digital yang selama ini masih ada penggunaannya untuk hal negatif. Ketika cakap digital, bukan hanya mampu menjangkau target dakwah secara luas, tapi mempermudah abdi sipil negara (ASN) untuk menunjang karier.
“Jadi tidak ada alasan menghindari literasi digital, sebab kita butuh itu. Maka pelajari dan praktikkan sebagai penunjang kinerja,” ujar pria yang kerap disapa Abu Teuming ini.
Amiruddin mengatakan literasi digital suatu keharusan bagi penyuluh, supaya konten dakwah berkualitas dan dapat memperluas jangkauan. Saat ini, sasaran dakwah adalah pengguna gadget, maka sangat potensial disebarkan narasi keagamaan di media sosial.
“Harapannya, mereka adalah audiens dakwah kita di dunia maya,” jelas Amiruddin yang bertugas di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar.
Menurutnya, alasan banyak konten negatif di media sosial seperti TikTok, karena yang mem-posting konten berwawasan agama sangat minim, sehingga kalah tenar dengan konten negatif.
Ia mengakui siap menularkan pengalaman dan ilmu yang diperoleh selama mengikuti Bimtek, terhadap penyuluh agama di Aceh yang belum berkesempatan ikut kegiatan yang diikuti PAI PNS dan Non PNS se-Indonesia ini.
Sementara Penyuluh Agama Islam Fungsional Pidie, Tgk Mukhlisuddin mengatakan semua platform media sosial menjadi ladang dakwah dan amal.
"Jangan lupa, kita berada di era digital. Kita harus bergerak di dunia maya, jangan sampai kalah dengan konten artis yang tidak mengandung nilai agama," ujarnya.
Pemateri yang dihadirkan wartawan islami.co, Mojok, dan beberapa penulis nasional. Pasaca bimtek, peserta diminta menulis di web khusus penyuluh, yang akan di-launching setelah kegiatan ini.*
0 facebook:
Post a Comment