Oleh: Juariah Anzib, S.Ag
Penulis Buku Menepaki Jejak Rasulullah Dan Sahabat
Slogan dengan sebutan nama anak yatim, tentu mengingatkan saya kepada anak sendiri yang juga berstatus yatim. Tergugah hati saya ingin menggali tentang gerakan mulia yang penuh berkah ini. Ternyata, Geupay kepanjangan dari Gerakan Ummahat Penyantun Anak Yatim. Sebuah gerakan sosial yang digerakkan oleh kaum ibu peserta pengajian di Dayah Thalibul Huda Bayu Darul Imarah Aceh Besar, di bawah bimbingan Teungku Hasbi Al-Bayyuni, pimpinan dayah yang sering disapa dengan Abi Bayu.
Untuk menghilangkan rasa penasaran, saya berusaha mencari nara sumber sekedar menggali beberapa informasi tentang gerakan Geupay. Menurut Wakil Ketua Geupay, Nur Saadah, gerakan Geupay terbentuk sejak 27 Desember 2020 yang diketuai oleh dr Israwati, salah seorang anggota pengajian yang berprofesi sebagai dokter di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh. Gerakan ini gagasan ibu-ibu pengajian yang tersentuh hatinya untuk peduli sosial khususnya anak yatim.
Sebutan Geupay yang diberi nama oleh Abi Hasbi, pembina gerakan. Geupay artinya genggam. Makna secara luas adalah bersedekah tidak harus banyak asalkan memiliki niat yang tulus dan ikhlas karena Allah semata. Meskipun hanya sedikit, tetapi memiliki nilai cukup banyak sebagai rasa peduli sesama, khususnya anak yatim. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
Rasulullah saw sangat mencintai dan menyayangi anak yatim. Beliau menganjurkan umatnya agar senantiasa menyantuni anak yatim. Bahkan, dalam Al-Quran surat Al-Maun Allah Swt berfirman bagi orang yang mengabaikan anak yatim digolongkan sebagai pendusta agama.
Berkenaan dengan hal tersebut, sejarah mengisahkan suatu ketika Rasulullah saw pulang dari masjid setelah menunaikan shalat Idil Fitri. Dalam perjalanan beliau mendapati seorang gadis kecil yang mengasingkan diri dari teman-temannya sambil menangis. Padahal anak-anak yang lain sedang bergembira merayakan Idul Fitri. Baginda nabi mendekati dan bertanya, "Mengapa engkau menangis dan tidak ikut bergabung dengan teman-temanmu bergembira menyambut hari raya?" Gadis kecil menjawab, "Aku tidak memiliki baju baru seperti mereka. Tidak ada yang membelikan aku baju baru, karena ayahku syahid dalam perang Badar."
Mendengar jawaban tersebut Rasulullah saw meneteskan air mata. Beliau membawa anak kecil tersebut ke rumahnya. Sampai di rumah, Baginda nabi menyuruh putrinya Fatimah Az-Zahra mengurus anak kecil tersebut. Dengan bergegas, Az-Zahra mengerjakan tugas dari ayahandanya. Ia memandikan gadis kecil, menyisir rambutnya dan menyediakan baju baru untuknya. Setelah si kecil berbusana rapi dan bahagia, Rasulullah berkata, "Sejak saat ini, anggaplah aku sebagai ayahmu, Fatimah kakakmu, semua yang ada disini saudaramu, dan rumah ini juga rumahmu." Rasulullah saw memeluk dan menganggap yatim kecil ini sebagai anaknya. Begitu besar rasa cinta dan peduli Rasulullah saw terhadap anak yatim.
Mari kita buka tabir lebih lanjut tentang Geupay (Gerakan Ummahat Peduli Anak Yatim). Geupay ini tidak hanya bergerak di bulan Ramadhan, tetapi berlangsung sepanjang masa tanpa batas waktu tertentu. Gerakan yang awalnya hanya diperuntukkan bagi santri Dayah Thalibul Huda saja, kini semakin lebar mengembangkan sayapnya untuk mencari mutiara-mutiara lain di luar dayah Thalibul Huda. Abi Hasbi berpesan agar anak yatim yang belum baligh di luar dayah juga disantuni. Dengan cara tidak menjual nama anak yatim untuk disantuni, mengaku anak yatim tetapi sebenarnya bukan.
Nur Saadah menuturkan, gerakan Geupay sudah berjalan selama dua tahun dan sudah melakukan penyaluran dana yatim sebanyak dua kali penyantunan, dengan jumlah dana sebesar Rp 14,5 juta. Adapun jumlah donasi sekarang sebesar Rp 18,6 juta. Pemungutan santunan yang dilakukan secara suka rela dengan menyebarkan poster secara masif kepada jamaah pengajian kaum ibu. Bisa juga melalui rekening Geupay BSI 720095217 atas nama Israwati atau Nurlaili. Saya yakin setiap insan akan tergugah hatinya untuk menunaikan amalan saleh ini sebagai investasi akhirat nanti.
Gerakan mulia ini tidak mungkin berjalan dengan serta-merta. Pasti membutuhkan usaha dan perjuangan yang hebat dari tim penggerak untuk dapat berjalan dengan baik. Tanpa kerja keras dan saling mendukung, mustahil niat mulia ini akan terwujud. Oleh karenanya, mari kita saling membantu demi kemajuan gerakan mulia ini. Sebagaimana dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 2 Allah Swt berfirman, "Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan."
Dalam kaitan ini, umat Islam dianjurkan terbiasa menyumbang yang merupakan ciri khasnya. Walau hanya sedikit namun sudah menjadi gaya hidup sehari-hari. Kembali ke makna Geupay yang berarti segenggam. Namun kalau kita menyumbang bersama-sama, segenggam demi segenggam pasti akan menjadi banyak. Terutama di bulan suci Ramadhan yang kita tahu pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Swt tanpa batas hitungan.
Demikian tulisan singkat tentang gerakan Geupay. Semoga kita semua dapat terinspirasi dan termotivasi untuk berpartisipasi bersama Geupay. Dengan meningkatkan amal saleh, memperbanyak infak, sedekah, dan wakaf. Mari sama-sama saling mengingatkan dalam kebaikan. Semoga Allah Swt melimpahkan karunia, rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua.
0 facebook:
Post a Comment