Oleh: Herman

Dalam era digital yang terus berkembang pesat, pendidikan telah menjadi elemen kunci dalam membentuk masyarakat yang maju dan berkelanjutan. Tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah bagaimana mengintegrasikan pendidikan dengan budaya dan teknologi di era Society 5.0. Dalam penulisan opini ini, saya akan menjelajahi konsep integrasi pendidikan melalui budaya dan dampaknya dalam membentuk generasi unggul yang siap menghadapi masa depan. Society 5.0 adalah konsep yang menggabungkan dunia fisik dan dunia digital, di mana teknologi informasi dan komunikasi menjadi tulang punggung dalam pengembangan masyarakat yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan individu untuk menghadapi perubahan yang cepat dan kompleks dalam masyarakat yang semakin terhubung secara digital. Integrasi pendidikan melalui budaya adalah pendekatan yang memadukan nilai-nilai budaya lokal dengan konteks global dalam proses pembelajaran. Budaya lokal menjadi landasan yang kuat dalam membentuk identitas dan karakter siswa, sementara konteks global membuka peluang untuk memahami keragaman dan saling ketergantungan antarbangsa. 

Melalui integrasi ini, siswa dapat mengembangkan kepekaan budaya, rasa saling menghargai, dan keterampilan antar budaya yang sangat penting di era global saat ini. Salah satu manfaat utama dari integrasi pendidikan melalui budaya adalah pengembangan pemikiran kritis dan kreativitas siswa. Dengan mempelajari budaya dan sejarah lokal, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang akar budaya mereka. Hal ini memberi mereka landasan yang kuat untuk berpikir kritis dan melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Selain itu, pemahaman akan budaya lokal juga mendorong siswa untuk berpikir kreatif dalam menghasilkan solusi yang inovatif. Dalam era digital, sistem pendidikan menghadapi sejumlah masalah yang perlu diatasi. Berikut adalah beberapa sumber masalah dalam sistem pendidikan di era digital: 

1.Kesenjangan teknologi

Salah satu masalah utama dalam era digital adalah kesenjangan teknologi antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara sekolah-sekolah yang memiliki akses internet dan yang tidak memiliki akses tersebut. Hal ini menyebabkan ketidaksetaraan dalam peluang belajar dan mengakses sumber daya pendidikan digital. 

2.Keterbatasan infrastruktur

Infrastruktur pendidikan yang kurang memadai, seperti kurangnya akses internet yang stabil, kekurangan perangkat komputer, dan kurangnya pelatihan untuk guru dalam pemanfaatan teknologi pendidikan, menjadi kendala dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif di era digital.

3.Kurangnya keterampilan digital

Banyak guru dan siswa yang belum memiliki keterampilan digital yang memadai untuk memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Kurangnya pelatihan dan pendidikan mengenai penggunaan teknologi pendidikan dapat menghambat potensi pemanfaatan teknologi yang maksimal. 

4.Keamanan dan privasi data

Dalam era digital, data siswa dan guru menjadi lebih rentan terhadap pelanggaran keamanan dan penyalahgunaan data. Ketidakmampuan untuk melindungi data pribadi dan menjaga privasi dapat menghambat adopsi teknologi pendidikan yang lebih luas. 

5.Ketergantungan pada teknologi

Meskipun teknologi dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam pendidikan, terlalu bergantung pada teknologi juga dapat menjadi masalah. Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat mengabaikan aspek-aspek penting lainnya dalam pendidikan, seperti interaksi sosial langsung, kegiatan fisik, dan keterampilan sosial. 

6.Ketidakseimbangan penggunaan teknologi

Penggunaan teknologi dalam pendidikan tidak selalu seimbang. Beberapa sekolah atau daerah mungkin terlalu fokus pada penggunaan teknologi, sementara yang lain mungkin tidak menggunakan teknologi dengan optimal. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan ketimpangan dalam akses dan kesempatan belajar. 

7.Dampak sosial dan psikologis

Penggunaan teknologi dalam pendidikan juga dapat memiliki dampak sosial dan psikologis yang perlu diperhatikan. Penggunaan yang berlebihan atau tidak tepat dari teknologi dapat mengganggu interaksi sosial, keseimbangan hidup, dan kesejahteraan emosional siswa. 

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, guru, dan orang tua. Peningkatan akses teknologi, pelatihan guru yang memadai, perlindungan data yang lebih baik, dan penggunaan teknologi yang seimbang dan tepat adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki sistem pendidikan di era digital. Dalam era digital, teknologi menjadi komponen integral dalam proses pembelajaran. Penggunaan teknologi digital dapat memperluas akses siswa terhadap informasi dan sumber daya pendidikan. Namun, penting untuk mengintegrasikan teknologi dengan bijak, sehingga teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk memfasilitasi pembelajaran dan kreativitas, bukan sekadar pengganti interaksi sosial dan pengalaman nyata. Selain itu, integrasi pendidikan melalui budaya juga memberikan peluang untuk membangun karakter siswa yang kuat. Dengan memahami dan menghargai budaya lokal, siswa dapat mengembangkan nilai-nilai seperti rasa hormat, toleransi, dan tanggung jawab sosial. Karakter yang kuat ini penting dalam membentuk individu yang memiliki integritas dan mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat. 

Budaya memainkan peran penting dalam peningkatan kualitas pendidikan karena dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran yang efektif. Ada beberapa alasan mengapa budaya memiliki peran yang signifikan dalam peningkatan kualitas pendidikan: Budaya membentuk nilai-nilai dan etika yang diterima dalam masyarakat. Melalui pendidikan budaya, nilai-nilai seperti integritas, kerja keras, disiplin, dan saling menghormati dapat ditanamkan pada siswa. Nilai-nilai ini membentuk karakter siswa dan membantu mereka menjadi individu yang bertanggung jawab, bermoral, dan beretika dalam kehidupan sehari-hari. Budaya sebagai pembentukan identitas, budaya membantu dalam pembentukan identitas individu dan kelompok. Melalui pendidikan budaya, siswa dapat memahami sejarah, tradisi, bahasa, dan kekayaan budaya mereka sendiri. Memahami dan menghargai budaya mereka sendiri membantu siswa merasa bangga dan memiliki rasa percaya diri yang kuat. 

Hal ini juga mempromosikan toleransi, pemahaman lintas budaya, dan penghargaan terhadap keberagaman dalam masyarakat. Budaya sebagai pembelajaran yang bermakna, karena budaya dapat memberikan konteks yang kaya dan bermakna bagi pembelajaran. Melalui penerapan budaya dalam pendidikan, materi pelajaran dapat dihubungkan dengan pengalaman siswa, sehingga meningkatkan pemahaman dan relevansi materi. Pembelajaran yang berhubungan dengan budaya juga membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan reflektif. Budaya sebagai kolaborasi dan kerja tim, karena budaya memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa. Melalui pendidikan budaya, siswa diajarkan untuk bekerja sama, berkolaborasi, dan menghormati pandangan orang lain. Kemampuan untuk bekerja dalam tim dan berkomunikasi dengan baik adalah keterampilan yang penting dalam kehidupan dan dunia kerja. Budaya juga mempromosikan nilai-nilai seperti keadilan, kebersamaan, dan tanggung jawab bersama. Budaya sebagai kreativitas dan Inovasi, karena udaya yang kaya dan memperhatikan seni, sastra, musik, dan pengetahuan tradisional dapat merangsang kreativitas siswa. Memperkenalkan seni dan budaya dalam pendidikan membuka pintu bagi eksplorasi, ekspresi diri, dan inovasi. Budaya dapat mendorong siswa untuk berpikir di luar kotak, mengembangkan imajinasi, dan mengeksplorasi solusi yang baru dan kreatif. Dengan memperhatikan dan mengintegrasikan budaya dalam pendidikan, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, bermakna, dan membangun. Ini membantu siswa mengembangkan kualitas pribadi yang lebih baik, mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara yang aktif dan berkontribusi dalam masyarakat, serta menghargai keberagaman dan warisan budaya yang ada di sekitar mereka.

Namun, tantangan dalam mengintegrasikan pendidikan melalui budaya di era digital menuju society 5.0  juga harus diatasi. Salah satu tantangan utama adalah memastikan akses dan kesetaraan pendidikan bagi semua siswa, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil atau kurang mampu. Pemerintah, sekolah, dan lembaga pendidikan harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang adil terhadap pendidikan berkualitas dan teknologi yang diperlukan. Selain itu, pelatihan guru juga merupakan faktor kunci dalam keberhasilan integrasi pendidikan melalui budaya. Guru harus dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan pendekatan yang relevan untuk mengimplementasikan pendidikan berbasis budaya. Pelatihan dan pengembangan profesional harus menjadi prioritas untuk meningkatkan kapasitas guru dalam mengintegrasikan budaya lokal dalam proses pembelajaran.

Dalam kesimpulan, integrasi pendidikan melalui budaya di era digital adalah langkah penting dalam mempersiapkan generasi unggul yang siap menghadapi masa depan yang penuh dengan perubahan dan kompleksitas. Integrasi ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemikiran kritis, kreativitas, dan karakter yang kuat. Dalam rangka mencapai society 5.0, semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sekolah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, harus bersatu untuk memastikan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan mengintegrasikan budaya sebagai elemen penting dalam pembentukan generasi unggul.

Penulis adalah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Ar-Raniry Banda Aceh. 

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top