Ketua Ombudsman Perwakilan Aceh Dian Rubianty menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan atas kunjungan Kepala Dishub Aceh, T Faisal, ST, MT, beserta jajaran pada Senin (19/6).
“Transportasi berperan krusial dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” kata Dian.
Oleh karenanya, kata Dian, perlu dipastikan Dinas Perhubungan pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dapat berperan optimal dalam memastikan terlaksananya perencanaan, penyelenggaraan dan pengawasan sistem transportasi di Aceh. Hal ini merupakan salah satu tugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang tercantum dalam Peraturan Gubernur Aceh Nomor 118 Tahun 2016.
“Selain itu, mengingat permasalahan di bidang transportasi juga berhubungan dengan berbagai instansi dan lembaga, tentu diperlukan kerjasama yang berkesinambungan antar-pihak terkait,” ujarnya.
Dian menjelaskan, sejak Februari 2023 lalu, Ombudsman melaksanakan Investigasi Atas Prakarsa Sendiri (IAPS) berkenaan dengan tertundanya perbaikan jalan di Aceh. Salah satu temuan yang memerlukan tindak-lanjut bersama adalah pengawasan yang belum optimal, seperti tidak berfungsinya jembatan timbang, sehingga kendaraan yang tidak mematuhi ketentuan masih bebas lalu lalang.
“Kendaraan yang Over Dimention Over Load (ODOL) ini seharusnya ditertibkan, agar tingkat kerusakan jalan dapat diturunkan untuk menekan biaya pemeliharaan,” tegas Dian.
Dian menambahkan, dari informasi yang diperoleh Ombudsman, Dishub Aceh mengelola 10 terminal type B dan 8 pelabuhan penyeberangan di berbagai kabupaten dan kota. Berdasarkan hasil pemantauan Ombudsman dalam nataru 2022-2023 dan mudik lebaran 2023, Ombudsman menyampaikan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, salah satunya adalah tindak-lanjut dari uji kelayakan kendaraan angkutan barang maupun orang.
“Jika kendaraan tidak layak operasi, tentunya perlu dipikirkan langkah perbaikan yang tidak sekedar melarang kendaraan beroperasi, namun tersedia kemudahan penyelesaian masalah, terutama bagi masyarakat yang sumber nafkahnya mengandalkan satu-satunya unit kendaraan miliknya sebagai modal usaha,” kata Dian.
Selanjutnya, kata Dian, dalam pertemuan itu Ombudsman juga menyampaikan keluhan masyarakat terkait tata kelola TransKutaradja. Selain pelayanan yang perlu terus ditingkatkan, juga berkaitan dengan proses pengisian BBM yang kerap menimbulkan antrian panjang, sehingga menghambat aktivitas masyarakat di seputar SPBU.
“Pada akhir pertemuan, disepakati koordinasi lanjutan untuk mendiskusikan tindak-lanjut dari beberapa saran perbaikan yang disampaikan Ombudsman,” pungkas Dian. (Sayed M. Husen)
0 facebook:
Post a Comment