Mohd Din menyebut, Serambi Indonesia memiliki banyak kanal informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengamplifikasi isu-isu strategis terkait pengelolaan zakat, infak, wakaf dan harta keagamaan lainnya (Ziswaf) oleh BMA. Salah satu isu tersebut berkaitan dengan zakat pengurang pajak. Menurutnya, zakat pengurang pajak jika diimplementasikan akan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat Aceh.
“Potensi penambahan pendapatan zakat bisa mencapai 100 hingga 200 miliar rupiah, akan sangat membantu pemberdayaan ekonomi,” sebut Mohd Din.
Selain itu, kata dia, kemitraan media dengan BMA akan memudahkan publik mengakses informasi terkait pengelolaan Ziswaf. “Bukan hanya melalui jalur iklan, tetapi juga lewat jalur rilis, berita, opini, podcast, siaran radio atau even-even luar ruang lainnya,” rinci Mohd Din.
Di tengah berbagai tantangan di sektor ekonomi Aceh, khususnya setelah pendapatan dari dana otsus berkurang, Mohd Din meyakini bahwa dampak zakat, infak dan wakaf akan sangat dirasakan oleh masyarakat Aceh. Untuk itu ia mengajak para amil BMA memperkuat sinergi dengan Serambi Indonesia, terutama dalam menggaungkan program-program pemberdayaan yang selama ini dijalankan BMA.
Ikut hadir bersama Mohd Din pada kunjungan ini jajaran manajemen Serambi Indonesia, antara lain Wakil Pemimpin Perusahaan Firdaus Darwis, News Manager Bukhari M. Ali, Manajer Iklan Hari Teguh Patria, Wakil Manajer Iklan Kurniadi Hasan, Manajer Promosi Muhammad Jafar, Reporter Muhammad Nasir, dan tim Video Production Samsul Azman.
Ketua Badan BMA, Mohammad Haikal di hadapan rombongan Serambi Indonesia menyampaikan, BMA sedang menyempurnakan sistem kerja untuk memperkuat rantai nilai (value chain) BMA yang meliputi aspek pengumpulan, administrasi, dan penyaluran.
“Karena sistem tidak mungkin berdiri sendiri, maka kita perlu bersinergi dengan berbagai pihak, terutama dengan rekan-rekan media agar kerja-kerja kita sampai ke masyarakat hingga ke lapis paling bawah,” sebut Haikal.
Haikal menyampaikan rasa terimakasih kepada Serambi Indonesia yang selama ini telah tampil sebagai salah satu media lokal yang rutin memberitakan kerja-kerja BMA, termasuk memberi ruang untuk isu zakat pengurang pajak. Ia juga mengapresiasi Serambi Indonesia yang telah menyetorkan zakat perusahaan melalui Baitul Mal Kabupaten Aceh Besar.
“Banyak perusahaan yang telah menyetor zakat penghasilan karyawan. Sepertinya baru Serambi Indonesia yang menyalurkan zakat perusahaan melalui Baitul Mal,” kata Haikal.
Selain isu zakat pengurang pajak, hal lain yang juga mengemuka dalam perbincangan ini adalah soal peran pengawasan perwalian. Anggota Badan BMA, Khairina menyebut, pengawasan perwalian merupakan salah satu tugas yang diamanatkan qanun kepada Baitul Mal.
“Isu pengawasan perwalian ini belum populer. BMA juga masih dalam tahapan penyusunan regulasi terkait hal ini, termasuk memetakan arsiran peran dengan lembaga terkait lainnya,” jelas Khairina.
Ia berharap, sosialisasi dan edukasi publik yang dilakukan pekerja media juga menyentuh isu pengawasan perwalian. “Apalagi mengingat banyak kasus perebutan harta warisan anak yatim di tingkat-tingkat gampong yang selama ini belum tertangani,” pungkas Khairina.
Plt Kasek BMA, Didi Setiadi yang juga hadir dalam pertemuan ini berharap ruang untuk diseminasi opini amil di Serambi Indonesia dibuka lebih lebar. Dikatakan Didi, rubrik opini akan membantu menggulirkan isu dan pemikiran tentang kerja-kerja BMA.
“Selama ini sudah ada amil yang mendapatkan ruang menulis di opini. Kedepan kita berharap dapat lebih banyak lagi opini-opini amil yang terbit,” sebut Didi.
Selain Ketua Badan Mohd Haikal, Anggota Badan Khairina, dan Plt. Kasek Didi Setiadi, ikut hadir menyambut rombongan manajemen Serambi Indonesia di Baitul Mal Aceh Anggota Badan Mukhlis Sya’ya, Abdul Rani Usman, dan Muhammad Ikhsan, beserta para Sub Bagian dan Tenaga Profesional BMA. (Sayed M. Husen)
0 facebook:
Post a Comment