lamurionline.com -- Banda Aceh – Pemimpin Redaksi Tabloid Gema Baiturrahman (Gema Baiturrahman) Sayed Muhammad Husen mengatakan, di tengah gempuran media sosial, penguatan media dan jurnalisme di lingkungan masjid semakin penting dan strategis. Hal ini untuk mengimbangi berbagai konten negatif dan memastikan peran dakwah masjid semakin meningkat melalui pemanfaatan berbagai media yang efektif.
Sayed mengemukan hal itu dalam rangka refleksi 30 tahun Gema Baiturrahman, yang diterbitkan pertama kali 3 September 1993 oleh Remaja Masjid Raya Baiturrahman (RMRB) Aceh. Beberapa inisiator penerbitan Gema Baiturrahman ketika itu, yaitu Drs H Ameer Hamzah MSi, Dr Basri A Bakar MSi, Drs HM Jakfar Puteh MAg, Drs H Ridwan Johan, Drs Mukhtar Husin, Drs Mahlil Idham, Nadiatul Hikmah, Murizal Hamzah, Sadri Ondang Jaya, Drs H Ayub Ahmad, M Yahya AR, serta beberapa orang lainnya.
Menurut Sayed, sebelum Gema Baiturrahman terbit telah terlebih dahulu mengudara Radio Baiturrahman tahun 1973 dan terbitnya Koran Media Baiturrahman 1992. Media masjid ini telah berkontribusi dalam menyebarkan khutbah Jumat, pengajian, dan berbagai kegiatan lainnya di lingkungan Masjid Raya Baiturrahman (MRB). “Hingga sekarang ini, yang bertahan dan berusia panjang adalah Gema Baiturrahman dan Radio Baiturrahman,” ujarnya.
“Kontribusi media di lingkungan masjid semakin penting di era digital sekarang, mengingat dengan pendekatan multimedia, masjid dapat meningkatkan fungsinya dalam mengedukasi jamaah dan masyarakat, supaya tidak menghabiskan waktu luang untuk mengakses konten media sosial yang kurang bermanfaat,” tambahnya.
Karena itu, di masa akan datang Gema Baiturrahman akan melengkapi dengan edisi online dan berbagai platform media sosial, sehingga akan mampu menjangkau jumlah pembaca dan pemirsa yang lebih luas. Tidak tertutup kemungkinan pengelolaan media di MRB dibikin satu atap antara media cetak, media online, radio, dan media sosial di bawah koordinasi humas atau tim komunikasi MRB.
“Saya juga berharap, seluruh masjid di Aceh dapat meningkatkan peran dakwah melalui berbagai media dengan cara mengaktifkan bagian kehumasan dan melatih jurnalis pada setiap masjid, sehingga setiap masjid memiliki satu jurnalis,” harap Sayed, yang juga mantan host Radio Baiturrahman.
Dia berkeyakinan, dengan optimalnya peran media masjid, akan berdampak positif terhadap pencerahan umat dan tumbuhnya kesadaran mempelajari dan mengamalkan syariat Islam. “Untuk itu, dalam konteks ini, Dinas Syariat Islam seharusnya memfasilitasi pelatihan satu masjid satu jurnalis sebagai modal awal menggerakkan media masjid di seluruh Aceh,” pungkas Ketua RMRB 1999-2003 ini.
0 facebook:
Post a Comment