Anggota Komisi I DPR Aceh, Tgk H Irawan Abdullah, SAg sedang mendengarkan keluhan masyarakat Sabang terkait Waduk Paya Seunara di gampong Paya Seunara, Kecamatan Suka Makmue, Kota Sabang |
Waduk yang dibangun pada tahun 2016 yang merupakan tempat untuk penampungan air, baik air hujan maupaun air dari mata air yang ada di cekungan Paya Seunara itu, mengalami pendangkalan yang mengakibatkan rumah warga sekitar sering mengalami kebanjiran. Juga menjadi sumber air PDAM untuk masyarakat Kota Sabang.
Selain itu diharapkan agar satu-satunya waduk yang ada di Kota Sabang itu dapat dimanfaatkan untuk menunjang sektor pariwisata.
“Waduk Paya Seunara itu memiliki pintu air dan saluran pembuangan air. Akan tetapi saat ini saluran pada waduk tersebut mengalami pendangkalan. Sehingga ketika curah hujan yang tinggi, air yang melimpah dari waduk itu akan mengalir dan membanjiri rumah-rumah warga setempat. Hal tersebut menjadi keluhan masyarakat,” kata Tgk Irawan Abdullah, Rabu (18/10).
Anggota Komisi I itu menjelaskan dirinya melakukan kunjungan kerja dan Reses III tahun 2023 ke Kota Sabang selama 3 hari mulai tanggal 15 sd 17 Oktober 2023. Dalam kunjungan tersebut mareka melakukan banyak pertemuan dengan entitas yang ada di sana seperti masyarakat Balohan dan Paya Seunara dan menerima banyak persoalan dan harapan. Salah satunya adalah terkait Waduk Paya Seunara tersebut.
“Oleh karena itu kami meminta dan mendesak agar pemerintah dapat melakukan normalisasi waduk tersebut. Saluran yang sudah dangkal dan berlumpur dapat di kerok ulang. Juga tumbuhan lainnya seperti gulma, enceng gondok dan sejenisnya dapat dibersihkan. Sehingga rumah-rumah warga sekitar waduk tetap aman dan tidak kebanjiran,” kata Tgk Irawan.
Wakil Ketua F-PKS DPR Aceh itu menambahkan persoalan lainnya adalah pemanfaatan waduk itu sendiri untuk masyarakat sekitar. Selama ini masyarakat memanfaatkanya hanya untuk spot memancing dan mencari ikan.
Namun lebih dari itu, masyarakat juga mengharapkan agar waduk itu dapat dimanfaatkan juga untuk sektor kepariwisataan, seperti membangun kafe-kafe dan tempat duduk di sekitaran waduk tersebut.
Akan tetapi pihak pengelola waduk atau Balai Konservasi Sumber Daya Air Wilayah Sumatera tidak mengizinkan karena dikhawatirkan terjadi efek limbah dari kegiatan-kegiatan masyarakat.
Padahal menurut Tgk Irawan masyarakat sekitar dapat memanfaatkannnya sesuai dengan lingkungan setempat, seperti adanya perahu bebek, yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan BBM sehingga tidak mencemari ligkungan dan juga kafe-kafe yang sampahnya tidak dibuang sembarangan.
“Oleh karena viewnya sangat bagus dan potensial, kami berharap permintaan masyarakat agar pada lokasi waduk itu diizinkan pemanfaatannya dan dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Sabang dapat dipenuhi oleh pemerintah. Sehingga masyarakat pun akan terbantu perekonomiannya,” pungkas Tgk Irawan. (Murdani Tijue)
0 facebook:
Post a Comment