“Saya berharap semoga kegiatan ini setiap tahunnya bisa dilaksanakan dengan tema dan sistem yang berbeda-beda, karena narkoba ini saya rasa sudah tidak asing, mengingat Aceh termasuk salah satu daerah yang angka penggunaan dan pengedarannya cukup tinggi. Oleh sebab itu pelatihan seperti ini harus terus berlanjut di setiap tahun,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof. Kusmawati juga mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan dengan narkoba hanya ada dua pilihan, cepat kaya atau cepat meninggal.
“Orang yang berhubungan dengan narkoba, cepat kaya jika dia hanya menjadi pengedar dan tidak menggunakannya, maka sekarang tidak heran orang-orang mengambil jalan pintas untuk mengedarkannya, cepat meninggal jika pecandunya terus menggunakan tanpa ada bimbingan, seperti rehabilitasi dan bantuan sejenisnya,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang narasumber dalam kegiatan tersebut Zulfan mengungkapkan bahwa hanya pecandu yang paham dengan pecandu. “Setelah kami benar-benar pulih dan keluar dari Panti Rehabilitasi, Bogor, BNN merekrut kami untuk bergabung dan membantu adik-adik agar bisa keluar dan pulih seperti kami, karna hanya pecandulah yang paham dan mengerti dengan pecandu,” ujarnya.
“Pecandu narkoba itu butuh rehabilitasi, bukan hanya sekedar ditangkap, dipukuli, dihukum kemudian dipenjara. Hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, yang dibutuhkan oleh pecandu narkoba adalah ilmu dan bimbingan agar dia bisa keluar dari kecanduan itu,” ucapnya.
Kegiatan tersebut berjalan cukup lancar dengan mengangkat tema "Mengenal dan Mencegah Penggunaan NAPZA di lingkungan Kampus” dan menghadirkan dua pemateri yaitu Syahrul dan Zulfan.*
0 facebook:
Post a Comment