lamurionline.com -- Banda Aceh – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Banda Aceh selaku koordinator kegiatan Penanaman Modal di daerah, melakukan kunjungan Fasilitasi Kemitraan antara PT. Aneka Solusi Pangan (Simpang Lima Grocery) dengan UMKM Bitata Food dan Tahu Guricem. Kunjungan ini diterima langsung oleh Store Manager Simpang Lima Grocery, Afrizal beserta jajarannya serta pihak PT. Bitata Food dan Tahu Guricem.

Kepala Bidang Penanaman Modal, Cut Nur Mustaqimah, SE.MSi menyampaikan, tujuan dari kemitraan antara Pelaku Usaha Besar dengan UMKM merupakan kegiatan yang saling menguntungkan, dimana Pelaku Usaha Besar dapat memperluas jangkauan pasar dan mendapatkan akses ke produk atau layanan baru dari UMKM, sementara UMKM dapat mendapatkan akses ke sumber daya, modal, dan pasar yang lebih besar melalui kemitraan tersebut.

“Ini juga dapat membantu UMKM dalam meningkatkan kualitas produk dan proses bisnis mereka. Artinya UMKM akan tertantang untuk terus berinovasi dalam pengembangan produk olahannya untuk bisa tetap terus di terima oleh Pelaku Usaha dan masyarakatnya,” katanya, di Banda Aceh, Kamis (13/6/2024).

Ia mengatakan, pasal 90 UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja mengamanatkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya wajib memfasilitasi, mendukung dan menstimulasi kegiatan kemitraan Usaha Menengah dan Usaha Besar dengan Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan level usaha.

“Dengan adanya kemitraan usaha ini sesuai dengan aturan perundangan diharapkan akan memberikan multiplier effects kepada masyarakat lokal dengan hadirnya investasi, sedangkan bagi UKM itu sendiri manfaat yang dirasakan akan memacu kualitas produk serta membuka peluang UKM untuk bersaing dan naik kelas (scale-up),” sebutnya.

Ia menambahkan, selain memperluas jaringan pemasaran pelaku UMKM harus memiliki strategi dalam penjualan produk tersebut, seperti membuat kemasan yang menarik, produk sudah memiliki label atau brand, serta mencantumkan khasiat dari produk yang akan dipasarkan.

“Mungkin ada produk yang sudah dihasilkan, perlu dikemas supaya menarik. Jadi konsumen atau calon pembeli, minimal dengan liat pertama kemasan nya packingnya bagus, sudah punya label atau brand, langsung tertarik untuk membeli,” tambahnya.

Cut Nur Mustaqimah menyampaikan bahwa pelaku usaha memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kondisi global yang tidak menentu saat ini. Ia percaya pelaku usaha berkontribusi dalam memajukan perekonomian daerah, akan tetapi hal tersebut tidak cukup berarti jika tidak berkolaborasi dengan UMKM lokal agar mereka dapat merasakan dampak positif dari masuknya investasi di daerahnya tersebut.

“Mereka harus berbagi untuk bagaimana memberdayakan orang-orang daerah agar orang daerah itu menjadi tuan di negerinya sendiri. Tidak boleh orang daerah hanya menjadi subjek saja. Tapi harus menjadi subjek dan objek dari pembangunan itu. Oleh karena itu, kami sangat berkomitmen untuk membantu para pengusaha termasuk UMKM,” ujarnya

Dirinya menyakini bahwa kemitraan antara Usaha Besar (UB) dengan UMKM akan menjadi kunci pertahanan perekonomian Banda Aceh di tahun mendatang. Melalui kemitraan, UMKM di daerah akan ikut maju sejalan dengan berkembangnya UB di daerah.

“Kemitraan berperan penting. Kalau investasi besar masuk, lalu kita minta melakukan kemitraan, otomatis UMKM di Banda Aceh berkembang. Ini menjadi penting bagaimana kita melakukan monitoring. Jadi bukan hanya sekedar OK di awal sudah komit, tapi perlu ada monitoring terhadap pelaksanaan kemitraan,” pungkasnya.(AMZ)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top