Tahun ini, 2024, Muhibah Budaya Jalur Rempah dilaksanakan di bagian barat Indonesia, dan terbagi menjadi 3 batch/kelompok yaitu Batch 1 (Jakarta, Belitung Timur, Dumai), Batch 2 (Dumai, Sabang, Malaka Malaysia, Tanjung Uban), Batch 3 (Tanjung Uban, Lampung, Jakarta). Herman menjadi bagian dari Batch 1 (Jakarta, Belitung Timur, Dumai) yang dilaksanakan pada 05-19 Juni 2024 dan berlayar menggunakan kapal Dewaruci.
Kapal Dewaruci adalah kapal latih layar milik TNI Angkatan Laut Indonesia yang terkenal sebagai simbol kebanggaan nasional dan cagar budaya.
Kapal ini sering digunakan untuk melatih kadet Akademi Angkatan Laut dalam navigasi dan keterampilan maritim, serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan internasional, seperti parade dan kompetisi kapal layar. Kapal Dewaruci juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang signifikan. Dibangun di Jerman pada tahun 1953, kapal ini telah berlayar ke berbagai penjuru dunia, membawa pesan persahabatan dan diplomasi budaya dari Indonesia. Dengan desainnya yang klasik dan keberadaannya yang sudah lama, Kapal Dewaruci menjadi salah satu aset maritim yang dilestarikan dan dihormati sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.
Muhibah Budaya Jalur Rempah merupakan program inisiatif Kemdikbud untuk mempromosikan warisan budaya Indonesia dan jalur perdagangan rempah yang bersejarah. Jalur Rempah telah lama menjadi bagian integral dari sejarah Nusantara, di mana rempah-rempah seperti cengkih, pala, dan lada menjadi komoditas utama yang mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sosial budaya, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dalam skala global.
Sejarah mencatat bahwa Nusantara pernah menjadi pemain penting dalam perdagangan dunia jauh sebelum bangsa Eropa datang ke Asia Tenggara. Rempah-rempah dari Indonesia sangat dihargai dan dicari oleh pedagang dari berbagai belahan dunia, menciptakan jaringan perdagangan yang luas dan kompleks. Jalur Rempah tidak hanya berfungsi sebagai jalur perdagangan, tetapi juga sebagai media interaksi dan pertukaran nilai-nilai, penyebaran agama, persilangan budaya, kesenian, sastra, dan gastronomi.
Dengan terpilihnya Herman sebagai delegasi, tentu menjadi kesempatan bagi Herman untuk berkontribusi dalam mengembangkan dan memperkuat ketahanan budaya serta diplomasi budaya. Herman menyatakan rasa syukurnya atas kesempatan ini dan berkomitmen untuk membawa semangat budaya Aceh ke tingkat nasional dan budaya Indonesia ke tingkat Internasional.
"Ini adalah kesempatan berharga untuk memperkenalkan kekayaan budaya Aceh dan Indonesia untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia. Saya dapat belajar banyak dari program Muhibah Budaya Jalur Rempah dan membawa pengetahuan ini kembali ke Aceh untuk memperkaya budaya kita," ujar Herman.
Muhibah Budaya Jalur Rempah bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan Cagar Budaya (CB) dan Warisan Budaya Takbenda (WBTb). Program ini memberikan platform bagi para delegasi untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang warisan budaya dan berbagi pengetahuan budaya melalui sosial media.
Kini, Jalur Rempah tengah diupayakan untuk diajukan ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Upaya ini tidak hanya untuk menghargai sejarah panjang perdagangan rempah-rempah, tetapi juga untuk merevitalisasi hubungan historis dan memperkuat ketahanan serta diplomasi budaya Indonesia di mata dunia.
Sebagai perwakilan dari Provinsi Aceh, Herman membawa kebanggaan dan harapan besar dari daerahnya. Aceh, yang juga dikenal sebagai Serambi Mekkah, memiliki sejarah panjang dalam perdagangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara. Keikutsertaan Herman dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi pertukaran budaya dan pengetahuan antara Aceh dan daerah lain di Indonesia.
Program Muhibah Budaya Jalur Rempah melibatkan berbagai kegiatan, termasuk seminar, lokakarya, dan pameran yang menampilkan kekayaan budaya dan sejarah rempah-rempah di Indonesia. Para delegasi diajak mengunjungi berbagai situs bersejarah yang berkaitan dengan Jalur Rempah, serta berpartisipasi dalam diskusi dan pertukaran budaya dengan komunitas lokal.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman dan apresiasi terhadap sejarah Jalur Rempah serta menginspirasi generasi muda untuk terus melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Indonesia. Selain itu, program ini juga berperan penting dalam meningkatkan diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional, dengan menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia.
Herman dan delegasi lainnya juga melakukan pelatihan intensif sebelum memulai perjalanan. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali mereka dengan pengetahuan yang mendalam tentang sejarah, budaya, dan potensi ekonomi dari Jalur Rempah. Dengan demikian, mereka dapat mempromosikan Jalur Rempah kepada dunia baik secara langsung maupun media sosial.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Herman siap menjalani perannya sebagai Laskar Rempah 2024. Melalui program ini, diharapkan Jalur Rempah dapat diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, dan Indonesia dapat terus dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah yang memiliki sejarah dan budaya yang kaya serta berpengaruh di dunia. (Sabirin)
0 facebook:
Post a Comment