LAMURIONLINE.COM | BANDA ACEH - Para Rasul  bermimpi menerima perintah Allah Swt, ada kalanya tidak melalui firman yang dibawa oleh Malaikat Jibril, tetapi melalui mimpinya.

Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman  (MRB) Ustaz Prof Dr H Azman Ismail MA  menyampaikan hal tersebut dalam ceramah shubuh di MRB, Banda Aceh, Jumat (21/6/2024).  

Nabi Ibrahim as bermimpi yang sering disampaikan dalam khutbah Idul Adha. Al Quran menjelaskan dalam surat As Saffat ayat 100  sampai dengan 108  yang intinya: 

“Sesungguhnya ya anakku,  aku bermimpi aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu. Ismail menjawab, Ya ayahku lakukan apa yang diperintah Allah padamu, insya Allah engkau akan mendapatkan termasuk  orang yang sabar.” 

“Kemudian  Allah menggantikannya dengan seekor kibas yang besar,” ungkap Prof Azman.

Lalu,  Nabi Yusuf juga bermimpi saat beliau masih kecil dan mimpinya disampaikan kepada ayahnya Nabi Yakub, bahwa “Aku bermimpi melihat sebelas bintang matahari bulan semuanya sujud kepadaku.”

Nabi Yakub, ayah Yusuf menyampaikan agar  hal itu jangan disampaikan kepada  saudaranya yang lain. Nabi Yakub memahami bahwa suatu saat Yusuf akan menjadi Rasul.

“Nabi Muhammad demikian juga bermimpi ingin kembali ke Mekkah, maka pada tahun ke 6 Hijriah  turun ayat tentang kewajiban berhaji ke Baitullah,” urai Prof Azman. 

Dengan sejumlah sahabat Rasulullah berangkat dari Madinah ke Mekkah, tetapi rombongan Rasulullah dihalangi oleh kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan (pemuka Quraisy atau mertuanya, ayah Ramlah isterinya Rasulullah saat itu). 

“Beberapa sahabat marah karena tidak sampai berhaji, karena dihalangi dan timbul pertengkaran dan kemudian terjadilah perjanjian Hudaibiyah yang lokasinya 22 km sebelah barat Kota Mekkah,” ujarnya.

Ramlah istri Rasulullah menyarankan, agar Rasulullah terus melakukan qurban kemudian para sahabat mengikutinya. Walaupun ada sebagian sahabat yang protes karena tidak sampai melaksanakan haji.  

Abu Bakar Sidiq mengatakan,  “Kita percaya saja apa yang dikatakan Rasul dan mudah mudah-mudahaan kita akan kembali ke Mekkah.”

Menurut Prof Azman, pada tahun 8 Hijriah karena perjanjian Hidaibiyah banyak dilanggar, maka Rasulullah mempersiapkan pasukannya 10.000 orang dan dengan semangat  mengucapkan Takbir Allahu Akbar, Allahu Akbar, dengan mudah memasuki Makkah tanpa perlawanan. (Sayed/Darmawan)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top