Oleh Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah Dan Sahabat


Harta adalah kekayaan dan kemewahan yang dimiliki seseorang. Dengan harta orang dapat hidup mewah, sejahtera dan bahagia, karena tanpa harta manusia akan sengsara.  Namun harta bukan hanya  kekayaan semata. 

Dr. 'Aidh al-Qarni dalam bukunya La Tahzan menulis, harta adalah sesuatu yang dipunyai  manusia dalam menjalani kehidupan dunia. Sesuatu yang sangat berharga yang dimiliki seseorang untuk mencapai kebahagiaan. Hal tersebut dapat berupa keislaman, keimanan, ihsan, amalan yang baik, ketakwaan, jihad, taubat, serta inabah. Jadi makna harta mengandung arti luas dan tidak hanya tertumpu kepada kemewahan saja. 

Dalam memahami makna harta diperlukan pemahaman yang lebih realistis. Tidak menganggap bahwa harta hanyalah kemewahan semata. Harta memiliki jenis yang banyak, karena sesuatu yang dimiliki umat manusia itu termasuk harta. Demikian juga dengan organ tubuh tubuh kita, pernapasan, akal sehat, tubuh yang sempurna, keturunan, kepandaian dan sebagainya. Semua nikmat yang Allah berikan adalah harta kekayaan. 

Menurut 'Aidh al-Qarni, setiap manusia dapat melihat betapa banyak orang di sekitarnya yang hidup tanpa kemewahan. Ia hanya memiliki harta tanpa gemerlapan, karena semua itu bukanlah segalanya. Buktinya banyak orang bisa hidup tanpa perhiasan dan intan permata, tetapi ia dapat merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan.            

Selaku umat yang beriman, kita harus menyadari harta terbesar yang dimiliki manusia adalah keimanan dan keislaman. Di dalamnya terkandung amalan baik yang mendatangkan keberuntungan. Itulah harta simpanan yang abadi, sedangkan kemewahan memiliki batas dan waktu tertentu. Suatu saat akan habis dan hilang ditelan masa, sementara harta abadi akan dibawa sampai mati. Membawa kebahagiaan dunia akhirat.

Tanpa iman dan Islam tentu kita akan binasa, sebab tidak dapat menyelamatkan kita dari kebinasaan. Harta dunia hanya dapat memperbudak tuannya, sedangkan harta abadi akan membawa kita kepada keabadian hakiki. Oleh karenanya, sudah seharusnya kita memelihara dan menyelamatkan harta abadi yang Allah karuniakan sebagai perhiasan terindah.

Editor: Sayed M. Husen

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top